Kesehatan

Vaksin HPV, Cegah Kanker Serviks dan Investasi Kesehatan Jangka Panjang

Mencegah lebih baik daripada mengobati (Dok:Pixabay)
Siapa yang setuju kalau sakit itu mahal? Kalau lebih baik mencegah daripada mengobati? Sok atuh ngacung. Kalau enggak ada yang ngacung, mak sajalah yang ngacung wkwkwk. Semenjak sering wara wiri keluar masuk rumah sakit untuk mengurusi ayah, papa mertua, kakak, ponakan, almarhum kakak *duh banyak banget ya..xixixi, iya Alhamdulillah sudah setahun belakangan ini keluarga mak diberikan nikmat belajar hidup untuk semakin pandai bersyukur* , mak jadi tau dan menyadari bahwa sakit itu mahal dan merepotkan. Lebih baik sebisa mungkin mencegah penyakit datang daripada mengobati. Bukan hanya beban untuk si sakit saja tapi juga untuk keluarganya. Meskipun sekarang sudah ada BPJS tapi tetep saja sakit itu enggak enak, Cynt wkwkwk.
Belum lama ini, mak dikagetkan dengan berita kalau salah seorang teman menderita kanker serviks dan terlambat diketahuinya. Jadi saat diperiksakan ke dokter dan mendapatkan vonis dokter, sudah berada pada stadium lanjut (3). Padahal si teman ini beberapa waktu lalu masih terlihat bugar dan tak menunjukkan gejala kalau sedang sakit. Ternyata, usut punya usut, si teman ini tipe orang yang menganggap semuanya baik-baik saja, merasakan sakit tapi enggak dirasa. Ketika rasa sakitnya sudah diatas ambang kemampuannya untuk menahan sakit, barulah dia periksa ke dokter. Hal inilah yang membuatnya terlambat untuk melakukan pengobatan. Menurut dokter yang menanganinya kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan vaksin dan dapat diobati jika diketahui sejak dini.
Kalian sudah tau kan kalau kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin? Yups bener banget. Vaksin HPV namanya. Okay, sebelum kita ngomongin lebih lanjut lagi mengenai kanker serviks, kita kenalan dulu yuk dengan kanker serviks.
Sekilas Mengenai Kanker Serviks
Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara untuk jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI, setiap tahunnya ada kurang lebih 40.000 kasus baru kanker serviks yang terdiagnosa pada perempuan Indonesia.
Dapat dikatakan bahwa kanker payudara dan kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling umum yang diderita oleh kaum perempuan. WHO mencatat bahwa kanker serviks diderita oleh lebih dari satu juta wanita di dunia. Wuiiih jumlah yang tak sedikit.
Kanker serviks ini dapat dicegah dan disembuhkan. Seperti yang sudah pernah mak utarakan bahwa kita, para perempuan, bisa banget untuk mencegah datangnya kanker serviks dengan cara vaksin dan melakukan pap smear. Pap smear tujuannya untuk mengetahui secara dini apakah kita terdeteksi kanker serviks atau tidak. Karena kanker serviks ini dapat disembuhkan secara total jika terdeteksi sedini mungkin.
Seringnya nih para perempuan termasuk mak sih, tidak menyadari pentingnya melakukan tes pap smear dan vaksin HPV untuk menghindari kanker serviks. Kita, nih perempuan, sering loh meremehkan tanda dan gejala yang muncul dan menganggapnya hanya gangguan kesehatan biasa saja. Contohnya ya si teman mak itu.
Oh ya hampir lupa, mak belum ngenalin apa itu kanker serviks. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Sel-sel abnormal tersebut bisa berkembang dengan cepat sehingga mengakibatkan tumor pada serviks
Pada tahap awal, wanita dengan kanker serviks awal dan pre-kanker tidak akan mengalami gejala. Kanker serviks tidak menunjukkan gejala hingga tumor terbentuk. Tumor kemudian mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat. Dan menjadi ganas. Tumor yang ganas inilah yang akan berkembang dan menjadi penyebab kanker serviks.
Kanker serviks dapat menyerang perempuan dengan usia berapapun, dan sudah mengalami menstruasi tentunya. Namun semakin bertambahnya usia maka makin beresiko mengalami kanker serviks. Ciyus deh ini bukan nakutin loh. Kanker serviks tak pandang usia dan status sosial seseorang. Mau tua muda, kaya miskin, jika telah terinfeksi HPV maka beresiko  tinggi menderita kanker serviks.
Kanker serviks terjadi disekitar daerah serviks yaitu bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dan vagina. Kanker serviks disebabkan adanya infeksi Human Papiloma Virus (HPV).  Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau disingkat HPV. Ada lebih dari seratus jenis HPV, tapi sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis virus yang bisa jadi penyebab kanker serviks. Virus ini sering ditularkan melalui hubungan seksual.
Dua turunan dari virus HPV (HPV 16 dan HPV 18) diketahui berperan dalam 70% dari kasus kanker serviks. Jenis infeksi HPV ini tidak menyebabkan gejala apa pun, sehingga banyak wanita tidak menyadari mereka memiliki infeksi. Faktanya, kebanyakan wanita dewasa sebenarnya pernah menjadi “tuan rumah” HPV pada saat tertentu dalam hidup mereka.
HPV dapat dengan mudah ditemukan melalui tes pap smear. Inilah mengapa tes pap smear sangat penting untuk mencegah kanker serviks. Tes pap smear mampu mendeteksi perbedaan pada sel serviks sebelum berubah menjadi kanker. Selain pap smear, vaksin HPV sangat penting untuk mencegah infeksi HPV dan kanker serviks tentunya.
Kanker yang disebabkan oleh HPV dapat berupa kanker serviks, vulva, vagina, penis, dan anus. HPV juga dapat menyebabkan kanker pada bagian belakang tenggorokan, pangkal lidah, dan amandel, yang disebut juga kanker orofaring. HPV menyebar melalui hubungan seksual, termasuk melalui seks oral.
Hingga saat ini, vaksin HPV diketahui dapat mengurangi risiko infeksi HPV, terutama di organ kelamin. Vaksin ini juga berperan penting dalam menurunkan jumlah kasus dan penyebaran kanker serviks. Berdasarkan analisis terhadap beberapa penelitian, vaksin HPV idealnya diberikan kepada anak perempuan dan laki-laki pada usia 9-12 tahun. Tujuannya adalah untuk memberikan kekebalan terhadap infeksi HPV sebelum penerima vaksin aktif melakukan hubungan seksual. Vaksin HPV akan bekerja lebih baik jika diberikan pada saat masih remaja, dibanding ketika diberikan sesudah dewasa.
Namun, bila belum menerima atau belum lengkap menerima vaksin HPV saat usia 9-12 tahun, vaksin HPV dapat diberikan kepada perempuan berusia 13-26 tahun. Vaksin HPV juga dapat diberikan kepada perempuan yang sudah aktif melakukan hubungan seksual. Namun, perlu diingat bahwa vaksin ini tidak dapat mengobati infeksi HPV yang sedang terjadi.
Dari tadi kita bahas kanker serviks, tes papsmear dan vaksin HPV, dan nyaris lupa ngepoin apa saja gejala dari kanker serviks. Fixed, sekarang mak akan bisikin apa saja gejala yang harus diwaspadai dan dicurigai. Seperti yang dilansir pada laman Hello Sehat, gejala kanker serviks yaitu mengalami pendarahan abnormal (pendarahan diluar masa haid), keluar cairan tidak normal dan berbau tidak enak dari vagina, beberapa orang menunjukkan gejala sakit dan nyeri pada bagian sekitar panggul, sakit pada saat berhubungan intim serta mengalami penurunan berat badan secara drastis padahal tidak melakukan diet. Jika kalian merasa ada yang mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah konsultasi ke dokter dan lakukanlah tes agar pengobatan dapat dilakukan secepat mungkin.
KICKS (Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks) Lakukan Vaksinasi HPV Kepada Dua Selebriti Perempuan Indonesia Sebagai Upaya Nyata Cegah Kanker Serviks

dr. Vernita, Cinta Laura dan Yuki Kato
Dalam rangkaian pameran foto yang bertajuk #IamTrulyWoman yang sudah digelar sejak tanggal 8 Maret 2019, KICKS juga melakukan pemberian vaksin HPV kepada dua orang selebriti perempuan yaitu Cinta Laura dan Yuki Kato sebagai salah satu upaya KICKS dalam mengajak masyarakat Indonesia terutama perempuan untuk lebih peduli lagi dan terus tergerak hatinya untuk melindungi diri sendiri (perempuan) dan perempuan-perempuan Indonesia lainnya dari kanker serviks melalui vaksinasi HPV. Oh ya, kudu selalu digarisbawahi, kalau vaksinasi itu untuk mencegah bukan mengobati. Jadi Jangan melakukan vaksin HPV ketika telah terdiagnosa kanker serviks. Karena vaksinasi bukan pengobatan Cynt.
Pemberian vaksinasi HPV pada Cinta dan Yuki sebagai respon dari KICKS terhadap kanker serviks yang jumlah kasusnya terus meningkat dan mengkhawatirkan. Data kesehatan yang ada menyingkap bahwa 50 perempuan Indonesia meninggal setiap harinya karena kanker serviks. Tingginya angka tersebut menunjukkan kurangnya upaya pencegahan dan kesadaran masyarakat untuk melakukan tes dan vaksinasi sejak dini. 
dr. Vernita Eng, MSC, perwakilan dari Yayasan Kanker Indonesia mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang belum tau jika kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang dapat dicegah yaitu dengan vaksinasi HPV. dr. Vernita beranggapan bahwa dengan menunjukkan secara langsung pemberian vaksinasi HPV kepada kedua selebritas perempuan yang dikenal dan mungkin salah satu idolanya, akan lebih banyak lagi perempuan Indonesia yang tersadar dan sesegera mungkin melakukan tindakan pencegahan. Masih menurut dr. Vernita, di Indonesia, penderita kanker serviks berada dalam usia produktif dan baru terdiagnosa kanker serviks pada stadium lanjut.
Cinta saat di vaksinasi HPV
Cinta dan Yuki Kato merasa bahwa manfaat melakukan tes screening (pap smear) dan vaksinasi HPV cukup besar. Karena itu mereka bersedia divaksin dihadapan banyak orang. Yuki Kato bahkan menganggap bahwa vaksinasi merupakan investasi kesehatan untuk masa depan. Cinta dan Yuki kompak mengatakan bahwa perempuan Indonesia harus punya mimpi dan harapan. Dan terus berupaya untuk menggapainya. Sangat disayangkan jika harapan dan mimpinya terpaksa terhenti hanya karena penyakit yang bisa dicegah ini. Mereka berdua mengajak dan mengimbau seluruh perempuan Indonesia untuk melakukan vaksinasi HPV. Termasuk anak wanita usia diatas 9 tahun. dr Vernita menambahkan jika vaksin HPV aman dan tidak sakit. Yuki dan Cinta telah membuktikannya sendiri. Tuh mereka saja berani vaksinasi HPV, terus kamu beraninya kapan? Ingat ya, “Mencegah Lebih Baik daripada mengobati”. 
Pemberian vaksin HPV pada Yuki Kato

10 Comments

  1. Baru tau kalau ternyata ada vaksin HPV. Itu Vaksin diberikan secara gratis seperti vaksin2 yg lain (misalkan di sekolah, puskesmas) secara berkala atau kita harus kesadaran sendiri utk di vaksin ke rumah sakit?

  2. Di Puskesmas Kecamatan mungkin ada ya. Tapi setauku klo mau vaksin ini hrs dtg ke RS dgn kesadaran sendiri dan bayar. Aku ngga tau klo ada yg gratis atau mungkin ada program gratis. Vaksin HPV itu hrs dilakukan minimal dua kali dengan jarak yg berbeda.

  3. Tidak ada yang perlu ditakuti. Semuanya bisa di cegah dan di atasi. Belajar tentang kesehatan wanita dan organ intim agar terhindar dari penyakit bahaya

  4. Cinta kalem gitu yaa divaksin. Btw, Mak, aku belum pernah papsmear tapi pernah IVA test. Lega banget dengar hasilnya.

  5. terus terang kalau dengar nama suatu penyakit kaya gimana ya mak, trauma dengan penyakit. Penyakit jaman sekarang susah sekali diobati makanya sebaiknya menjaga lebih baik daripada mengobati.

  6. Apresiasi banget kalau ada acara tentang informasi tentang kanker serviks ini yang penting banget buat diketahui oleh seluruh perempuan di Indonesia, semoga juga ada pemberian gratis untuk vaksin HPV kepada masyarakat Indonesia

  7. Untuk umur 30 tahunan berarti udah bisa dibilang telat ya mak.. Tahu vaksin HPV ini juga telat. Mestinya dari dulu-duku nih divaksin HPV. Tapi buat harga vaksin ini pun di RS cukup tinggi dan gak hanya sekali kan ya mak.. Tapi tetap ya mencegah daripada mengobati itu yang paling baik..

  8. Ngeri ya kalau udah ngomongin 2 penyakit mematikan pada wanita: kanker payudara dan kanker serviks. Kita mesti melakukan pencegahan dari jauh- jauh hari ya Mak

  9. Memang ya, jenis penyakit ini yg kebanyakan d takut kan kaum hawa termasuk saya, harga vaksin nya mahal gak ya sprt nya belum d subsidi dr pemerintah ya …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button