Parenting

Meminimalisir Dampak Buruk Smartphone Pada Anak

Narasumber talkshow pengaruh gadget terhadap anak
Gadget atau smartphone. Benda yang satu ini nih yang sering banget mendatangkan dilema bagi mamak sebagai seorang ibu sekaligus sebagai blogger atau penggiat sosial media dengan dua anak menjelang remaja. Gimana mamak tidak dilanda kegalauan yang sangat dalam jika mamak melihat anak-anak mamak mulai “terikat” dengan gadget. Bahkan sempat terlontar kalimat pertanyaan dari mulut mereka, ” Kog bunda bilang handphone bisa bikin Mas dan Dede jadi malas dan merusak jiwa kami sedangkan Bunda dapat uang dari handphone? Kenapa kami tidak boleh bebas memakai handphone sedangkan Bunda sering memakai handphone? Kalau Mas ingin seperti Bunda, berarti Mas boleh dong pakai handphone terus?” Nah loh. Langsung puyeng kan dengar perkataan seperti itu. 
Sebagai penggiat sosial media, mamak memang tak bisa lepas dari smartphone apalagi sedari awal menulis blog, mamak sudah memakai smartphone karena emang mamak tidak punya laptop. Bukan faktor tidak ada laptop sih yang bikin mamak nulis blog dengan menggunakan smartphone atau ipad tapi lebih kearah merasa lebih nyaman dan simpel saja jika menulis blog dengan menggunakan smartphone. Ngga ribet harus gondol gondol laptop untuk mengerjakan tulisan. Karena sudah merasa nyaman ngeblog dengan smartphone itulah yang membuat mamak ngga kepikiran untuk beli laptop. 
Mamak menyadari bahwa anak-anak merupakan peniru yang ulung. Mereka meniru dari apa yang mereka lihat. Oleh sebab itu, mamak merasa anak-anak gandrung dengan smartphone karena kelalaian mamak sebagai orangtuanya. Mamak sering terlihat asik menggunakan smartphone meskipun sebenarnya sedang mengerjakan tugas tulisan atau sedang ngebuzzer. Namun tetap saja yang terlihat dan terekam dalam otak anak-anak adalah bundanya sering menggunakan smartphone.
Mungkin bagi yang tak mengalami masalah seperti ini, akan mudah berucap kasih pengertian dong pada anak-anak supaya mereka paham pekerjaan bundanya dan mengapa bundanya harus sering menggunakan smartphone. Tapi percaya deh, enggak mudah untuk melakukannya. Walau telah diberi seribu satu kali pengertian, tetap saja ada dampak bagi anak-anak karena sering melihat ibunya memakai smartphone. Biar bagaimanapun juga orangtua adalah role model bagi anaknya.
Mamak tahu smartphone juga memberi manfaat untuk anak-anak dan tak bisa dipisahkan dalam hidup mereka. Apalagi mereka hidup di era digital seperti ini. Sebenarnya bukan hanya smartphone-nya yang berbahaya bagi perkembangan psikologis dan sosial mereka tapi penggunaan internetnya lah yang sangat mempengaruhi perkembangan psikososial mereka. 
Pernah terlintas dalam benak mamak, apakah mamak lebih baik “pensiun” saja dari dunia per-blogger-an ini? Tapi kog sayang yah karena mamak telanjur cinta dengan dunia blogging. Sempat juga terpikir untuk mengganti smartphone dengan laptop namun apakah dengan substitusi seperti itu akan membuat anak-anak jadi dapat mengendalikan diri dari smartphone? Apakah anak-anak bisa menyadari bahayanya memakai smartphone tanpa aturan jika tidak diberikan pengarahan dan penjelasan mengenai penggunaan smartphone? Apakah dengan mamak menggunakan laptop untuk blogging dapat membuat anak-anak tidak tertarik dengan smartphone? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu silih berganti memenuhi ruang pikir mamak. Tapi sepertinya bukan itu solusi yang tepat.
Mamak tidak ingin anak-anak “salah jalan” karena smartphone, tak ada pilihan lain, mamak harus bisa mengendalikan kegandrungan anak-anak terhadap gadget dengan cara yang benar dan tepat. Mak mulai rajin mendatangi seminar parenting, konsultasi dengan teman yang seorang psikolog dan rajin memantau perkembangan anak-anak. Mamak berupaya memaksimalkan kualitas bersama anak-anak dan ikut melibatkan ayah mereka sebagai penghadir rasa aman bagi anak-anak. Sehingga anak-anak tahu bahwa mereka memiliki keluarga yang saling menjaga dan mengasihi.
Setiap anak memiliki karakter masing-masing dan harus diperlakukan sesuai dengan karakternya. Mak harus pandai “tarik ulur”. Ternyata berat ya jadi orangtua di jaman milenial ini wkwkwk. Tantangannya booo…ngga nahan. Mamak berupaya mengedukasi sisi positif dan negatifnya penggunaan smartphone dengan harapan anak-anak menyadari sepenuh hati resiko pemakaian smartphone tanpa aturan. Sehingga mereka dapat menggunakan smartphone dengan bijak. Dan terhindar dari ketergantungan.
Seperti mendengar rintihan hati mamak yang mengkhawatirkan kondisi psikososial anak-anak akibat smartphone, pada hari Minggu tanggal 7 Oktober lalu, bertempat di Toyota Trust Building Bintaro, mamak menghadiri acara parenting seputar dampak gadget untuk anak-anak yang diadakan oleh Komunitas ISB, Srikandi Moslem Community (SMC) dan didukung oleh Az Zahra Madu Premium. 
Talkshow tersebut menghadirkan Mba Finandita, seorang psikolog sekaligus seorang ibu juga. Mamak happy banget bisa datang keacara talkshow parenting seperti ini. Dan rela menempuh jarak Bandung-Jakarta-Bintaro demi mengikuti talkshow yang ilmunya memang mamak perlukan. Memang benar yah ucapan yang bilang kalau demi anak, orang tua rela melakukan apa pun. Mamak merasakan sendiri nih wkwkwk.
Mba Fina memaparkan bahwa smartphone tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kita termasuk dari anak. Anak-anak perlu juga smartphone untuk kemudahan hidup mereka. Disinilah letak peranan orangtua. Orang tua harus mampu menempatkan diri dengan tepat agar anak dapat terpantau perkembangan psikososialnya terutama terhadap pengaruh negatif gadget. Mba Fina menekankan bahwa orangtualah yang memiliki kendali pada anaknya. Atau bahasa lainnya, orangtua adalah bos untuk anaknya. Anak yang mengalami ketergantungan terhadap smartphone biasanya adalah anak-anak yang merasa kesepian. Kehilangan teman dan tempat bercerita dan berkeluh kesah karena kedua orangtuanya sibuk bekerja dari pagi hingga malam. Sampai rumah sudah teramat lelah hingga secara tak disadarinya telah mengabaikan anaknya sendiri.
Menyikapi pengaruh buruk gadget atau smartphone, Mba Fina menyarankan agar orangtua memiliki aturan yang jelas dan tegas mengenai penggunaan smartphone buah hatinya. Orangtua harus ada untuk anaknya dan mampu membagi waktu antara urusan anak dan pekerjaan. Mamak setuju dengan ulasan yang disampaikan Mba Fina. Orangtua harus bisa menjadi teman sekaligus orangtua dan satpam yang mengawasi anak-anaknya. Dalam mendidik anak diperlukan seni dan tekhnik yang tepat hingga apa yang dilakukan orangtua tidak meninggalkan trauma pada anak.
Mba Fina mengatakan bahwa bahaya smartphone untuk anak sama dengan bahaya narkoba dan rokok. Smartphone dapat membuat anak menjadi “kecanduan” karena screen atau layar pada smartphone dapat meningkatkan hormon dofamin pada anak. Hormon dofamin adalah hormon yang membuat otak menjadi nyaman dan senang sehingga anak selalu ingin merasakan perasaan seperti ini terus. Kecanduan smartphone pada anak dapat menimbulkan perilaku negatif pada diri anak. Seperti mudah marah, tidak sabaran dan berperilaku kasar. Anak cenderung tak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Orangtua harus menyadari bahwa smartphone dapat memberikan dampak buruk bagi anaknya dan harus dicari solusinya. Mamak mencoba mengatasi kegandrungan smartphone pada anak-anak dengan cara memperbanyak kegiatannya. Dan memberikan penjelasan tentang akibat positif dan negatif yang disebabkan oleh smartphone serta selalu ada untuk mereka. Mamak pun mulai mengatur penggunaan smartphone untuk mamak sendiri. Jika ada kerjaan yang lumayan banyak, mamak memilih mengerjakannya di luar rumah atau menunggu anak-anak tertidur pulas. Sebisa mungkin mamak berusaha untuk mengurangi penggunaan smartphone di rumah atau pada saat bersama keluarga dan menjadi contoh untuk anak-anak mamak.
Dalam kehidupan berkeluarga dikenal beberapa tipe orangtua. Orangtua yang otoriter, demokratis atau orangtua yang masa bodo. Mak sih masuk kedalam tipe demokratis otoriter wkwkwk *ini tipe apa ini??hahaha*. Anak anak mamak bukan tipe anak yang bisa dipaksa karena itu, untuk hal apapun mamak lebih memilih mengajak ngobrol anak dan menjelaskan mengapa tidak boleh A atau mengapa harus A1. Anak-anak mak bukan anak yang mudah menerima aturan tanpa adanya penjelasan yang konkret. Namun mamak juga bukan tipe orangtua yang menuruti  kemauan anak. Adakalanya mamak mewajibkan anak-anak melakukan sesuatu tanpa ada tawar menawar.
Anak-anak harus selalu didampingi dan diingatkan mengenai bagaimana mengendalikan smartphone agar dampak buruknya dapat diminimalisir. Untuk dapat mengendalikan penggunaan smartphone pada anak, haruslah ada aturan main yang jelas dan tegas. Kendali lagi-lagi tetap berada ditangan orang tua. Mba Fina berpesan agar jangan pernah main kasar sama anak. Intonasi boleh tinggi tapi jangan sampai main tangan. Apa yang disampaikan oleh Mba Fina akan mamak terapkan untuk mengatasi kegandrungan anak-anak terhadap smartphone. Yihaaa semangaaat *ehhhhhh.
AHP Az Zahra Honey Premium
Seperti dijelaskan dalam QS. An-Nahl : 69 yang mengatakan bahwa dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam warnanya dan dapat menjadi obat yang menyembuhkan. Maka hadirlah Az Zahra madu premium, madu kesehatan yang cocok dikonsumsi seluruh anggota keluarga. Az Zahra Honey Premium merupakan satu-satunya madu di Indonesia yang mengandung semua kebaikan lebah yaitu madu alam murni yaitu propolis, royal jelly, bee polen dalam satu kemasan.

Zahra Honey Premium

Az Zahra Honey Premium dijual secara online dengan memanfaatkan tenaga ibu-ibu rumah tangga yang ingin memiliki penghasilan tambahan tanpa meninggalkan anak sendirian di rumah. Penjualan Az Zahra ini dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi digital. Manfaat Az Zahra Honey Premium sangatlah banyak, diantaranya adalah untuk menurunkan panas dalam, batuk dan flu, gangguan lambung dan lain-lain.

#Sharing_SMC
#AzZahraHoneyXISB
#AzZahraHoneyXISB

15 Comments

  1. anak-anak memang peniru yang ulung, hebat mbak. akupun bawaannya pengen main hp terus padahal nggak peting. btw aku jadi pengen coba Az Zahra Honey Premium nya soalnya sering bgt panas dalam..

  2. Perlu banget screen time ya untuk penggunaan gadget pada anak, back to orang tua sih, harus konsisten juga kalau mau ngasih gadget ke anak.

  3. Yang penting kontroling sih mba dr ortu aku memang gk ksih hp mrk pakai sabtu dn minggu itupun cuma 2 jam tapu alhamdulillah nih justru busa brkarya krn lihat youtub edukasi

  4. Setuju mak. Jaman sekarang mah anak gak bisa dipisahin dengan gadget. Yang penting adalah gimana caranya orang tua membimbing anak dan gimana kita bijak dalam menggunakan gadget.

  5. Harus ada pengawasan yang baik terhadap anak-anak yang sedang fokus pada gadgetnya, kemudian dialihkan yah dengan bermain misalnya, biar nggak fokus lagi sama gawai terssbut

  6. Repot memang kalo ibunya kerja di bidang yang harus sangat sering bersentuhan dengan gadget apalagi snartphone, owner olshop misalnya.

    Dan memberi pengertian ke anak itu memang perjuangan tapi harus ya.

  7. Ternyata hormon dofamin ini biang keladi anak kita jadi adiktif menatap layar ponsel, baiknya memang harus sangat waspada, salahsatunya sering ajak mereka aktivitas luar ruang dan menerima asupan bergizi seperti honey ini ya kak

  8. Zaman sekarang anak2 udah gak bisa jauh dari hp, tapi itu balik lagi ke orangtuanya masing2 mau diarahkan spt apa anak2 nya dalam pemakaian hp tsb.

  9. Setuju bangat Maaak, sebagai orangtua memang harus memiliki aturan yang jelas dan tegas mengenai penggunaan smartphone bagi buah hatinya.

    Dan klo anak kecanduan smartphone bisa bikin malas belajar juga.

  10. Smartphone sebenarnya juga bisa dimanfaatkan ml kan sebagai sarana edukasi…

    Tapi butuh pengawasan dan batasan waktu …serta kontent apa yg dinikmati anak..

  11. Gadget emang punya sisi positif dan negatifnya sendiri ya mbak.. Kalo tanpa pengawasan orangtua, pastinya lebih dominan sisi negatifnya sih. Hehehe. Makasi sharingnya ya mbak..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button