Remaja Bahagia Dan Sehat Jiwa Untuk Hadapi Tantangan Dunia
Pernah kan melihat dan mendengar percakapan anak-anak usia belasan? Pernah kah kalian amati sejenak bagaimanakah ekspresi dan cara bertutur kata mereka? Sopan kah? Gembirakah wajahnya? Atau malah mengeluarkan bahasa “tak pantas” dan terkesan penuh emosional? Mamak sengaja mengamati perilaku anak usia belasan saat mereka sedang asik bercengkerama dengan sesama temannya. Dan saat itulah, mak terkesiap kaget. Karena mereka memiliki kecenderungan berperilaku kasar dan berkata-kata yang tak semestinya bahkan mengeluarkan bahasa “kebun binatang” untuk menyapa temannya sendiri.
Mereka lebih senang melewati harinya bersama smartphonenya. Bahkan sampai ada beberapa anak yang bersikap seolah-olah mengatakan bahwa smartphone adalah sahabat baru mereka. Bahkan sebagian dari mereka, para remaja merasa orang tua mereka tak lagi bisa menemani karena harus bekerja dari pagi sampai malam sehingga untuk mengatasi rasa kesepian yang mereka alami, anak-anak ini mengisi kesepiannya bersama smartphone atau pun perangkat digital yang dimiliki.
![]() |
Nara sumber Temu Blogger |
Mamak tidak ingin dong anak-anak mamak yang menjelang remaja itu mengalami gangguan mental, krisis identitas, stress, depresi atau apalah itu namanya. Mamak ingin mereka dapat tumbuh sehat jiwa raga dan bahagia sehingga mampu menghadapi tantangan dunia seberat apapun itu. Temu Blogger ini menghadirkan Direktur Pencegahan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Dr.dr Fidiansjah, SpKJ ; Ketua PDSKJI Pusat dr. Eka Viora, SpKJ sebagai narasumber.
Sebelum masalah kesehatan jiwa pada remaja ini mamak bahas, terlebih dulu mamak ingin sedikit menjelaskan siapa sih yang disebut sebagai remaja ini?
Remaja adalah anak usia 10 – 19 tahun dan rentang usia ini merupakan fase yang unik dan formatif. Berdasarkan data yang ada, 1 dari 6 orang remaja mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa dan 16% global burden of disease and injury terjadi pada usia ini. Separuh dari kondisi kesehatan jiwa dimulai pada usia 14 tahun tapi sebagian besar kasus tidak terdeteksi dan tidak mendapatkan pengobatan.
Perlu diketahui yah kalau bunuh diri merupakan penyebab ketiga terbesar kematian pada usia 15-19 tahun di dunia. Jika gangguan kesehatan jiwa ini tidak cepat-cepat diatasi dan berlanjut pada usia dewasa muda maka dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental serta terbatasnya kesempatan untuk mengisi kehidupan yang lebih baik pada usia dewasa. Banyak faktor yang menentukan kesehatan jiwa seorang remaja diantaranya yaitu faktor lingkungan, pengaruh media dan norma-norma gender, kualitas kehidupan dalam keluarga, hubungan dengan teman sebaya, serta tindak kekerasan yang mungkin pernah mereka alami seperti pola pengasuhan kasar, penganiayaan, kekerasan seksual, bullying serta masalah sosio-ekonomi.
Masa remaja adalah periode penting untuk mengembangkan dan mempertahankan kehidupan sosial dan emosional. Kebanyakan remaja memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik namun akibat perubahan emosi dan sosial termasuk akibat kemiskinan, abuse, atau tindak kekerasan dapat menyebabkan remaja rentan terhadap kesehatan jiwa. Hal ini seperti pemaparan yang disampaikan oleh dr. Eka. dr. Eka juga mengatakan bahwa tindakan promotif dan preventif kesehatan jiwa merupakan kunci untuk membantu remaja berkembang dengan baik. Sehat fisik dan jiwanya. Meningkatkan psychological well-being dan melindungi remaja dari pengalaman buruk, faktor resiko yang dapat memengaruhi potensi mereka untuk berkembang serta pengaruh teknologi digital, akan membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada saat dewasa nanti.
Senada dengan penjelasan dr. Eka, Dr.dr Fidi mengungkapkan bahwa dampingan dan arahan orangtua pada remaja akan sangat memengaruhi perkembangan kesehatan jiwanya. Orangtua harus mampu menempatkan dirinya disisi remaja. Memperlakukan remaja sebagai temannya sehingga mereka memperoleh kenyamanan dan perlindungan dari keluarganya hingga tumbuh dengan penuh percaya diri. Kehadiran smartphone ditengah-tengah kehidupan remaja memang tidak bisa dihindari tapi orang tua harus mampu mengarahkan dan memegang kendali atas anaknya sehingga anak remaja bisa hidup bahagia, lepas dari ketergantungan terhadap gadget dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.
Mendengar pemaparan dr.Eka dan Dr.dr. Fidi, mamak jadi bertanya sendiri, sudahkah anak-anak mamak bahagia dengan hidupnya? Sudahkah mamak menjadi teman untuk anak-anak mamak? Sudahkah hak anak-anak untuk hidup layak secara materi dan rohani telah mamak berikan? Ternyata masih banyak pe-er yang harus mamak selesaikan sebagai orang tua supaya anak mamak dapat hidup bahagia lahir batin dan menjadi pribadi yang tangguh dalam menjawab berbagai tantangan jaman.
![]() |
Peserta Temu Blogger Kesehatan |
Remaja termasuk kelompok rentan juga ya dalam era teknologi ini. Semoga tulisan ini juga akan membuka wawasan moms yang punya anak remaja. Dengan menjadi teman saling menghormati peran masing-masing akan menjadi sinergi yang nyaman buat perkembangan jiwanya.
Memang harus benar2 dijaga ya anak2 saat pakai gadget. Kontrol gtu.
Trus usahakan sbg ortu dekat sama anak, jd kalau ada apa2 yg gak diinginkan saat mereka berkelana di dunia maya, mereka akan kembali ke kita buat curhat2 gtu…
anakku masih 2 tahun tapi aku worry banget dengan lingkungan yang akan dia temui di zaman remajanya kelak. Apalagi kalau liat remaja zaman now dengan perkembangan era digital yang makin deras. Semoga anak-anak Indonesia bisa selalu terjaga kesehatan mentalnya ya Mak
aku suka banget temanya kebetulan aku gabung sama temwn2 penggiat mental health juga dan susah banyak kasus yg gak tertolong hikss sedih
remaja sekarang memang tidak gampang karena kanan kiri banyak godaan klo ga benar-benar jaga diri bisa tambah stress
Makanya anak anak remaja zaman now perlu pendampingan ketat dari orang tua ya. Bukan membatasi pergaulan sih, tapi bagaimana caranya membuat anak tsb nyaman bercerita apapun pada orangtuanya yaaa….
Ya Mak memang serem banget kalau ada anak yang teryata mengalami gangguan jiwa dan orangtua tak sadar. Tekanan jaman sekarang emang berat sih ya Mak. Smoga anak anak dan keturunan kita terlindungi ya. Aamin
Ngeri ya remaja saat ini. Saya sebagai ibu dua orang anak remaja laki² pun kadang was². Gimana ga, bener bgtt mba… smartphone selalu membuat mereka serius dibanding mendengarkan emaknya ngoceh. Semoga anak² bisa terhindar dari penyakit jiwa. Sebagai ibu emang kadang perlu cerewet, tapi tak apa demi anak agar ga selalu fokus pada smartphone nya
Bener banget Mak, di tempat tinggal saya pun masyaa Allah kata2 yg keluar dari mulut mereka sangat nggak pantas banget, segala macam disebut termasuk nama hewan. Ini tentu saja menjadi PR buat orangtua agar dapat mengarahkan anak2 ke hal yang positif ya Mak
Seram kondisi saat ini dunia remaja meski sejak dulu juga seram sih. Jaman ksn bolak balik aja, semoga anak anak kita sehat lahir dan batin aamiin