Lifestyle

Berbeda Pilihan Capres Bukan Berarti Kita Berhenti Menyayangi

Indonesia tercinta
Pemilu 2019 membawa kesan mendalam bagi saya. Bukan, ini bukan pemilu pertama untuk saya sehingga meninggalkan kesan karena memilih untuk pertamakalinya. Kesan mendalam yang saya dapatkan dari pemilu kali ini adalah saya kehilangan beberapa teman karena beda pilihan calon presiden. Catat yah…karena beda pilihan capres.
Baru kali ini saya alami pemilu yang bener-bener menguras perasaan saya. Beberapa teman langsung memutuskan hubungan hanya karena saya menjadi seorang relawan salah satu calon presiden yang ternyata berbeda pilihan dengan mereka. Sedih dan pedih, itulah yang saya rasakan. 
Konyol sekali rasanya, pemilu membuat saya kehilangan orang-orang yang saya sayangi. Nelangsa hati ini bertanya mengapa sulit sekali bagi mereka untuk menerima perbedaan padahal pertemanan kami telah berjalan puluhan tahun. Bukan baru kenal beberapa bulan. 
Apalagi sempat terlontar ucapan menyakitkan yang menyebut saya “kafir dan mendoakan masuk neraka”  hanya karena tidak sejalan dengan mereka. Sungguh heran saya. Begitu mudahnya melabeli sekaligus menghujat seseorang hanya karena berbeda pilihan politik. Ironis sekali. Muncul pertanyaan dalam hati saya. Inikah wajah negeri ini? Padahal  Bhinneka Tunggal Ika terus menerus didengungkan sejak negara ini berdiri.
Curhat di media sosial
Saya muslim, sama seperti mereka. Ingin rasanya saya bertanya pada mereka apakah yang membuat mereka begitu yakinnya bahwa Allah meridhoi mereka dan murka pada saya hanya karena saya tidak memilih pilihan yang sama dengan mereka? Bukankah saya dan mereka sama saja, sama sama manusia biasa yang tidak dijamin oleh-NYA akan masuk surga seperti yang berlaku pada diri Rasulullah. 
Saya tak habis pikir mengapa sebegitu bencinya mereka pada pilihan saya. Bukankah hanya Tuhan yang berhak untuk menilai apakah seseorang itu “baik” dimatanya. Seingat saya guru agama saya pernah bercerita bahwa Rasulullah tidak pernah mengajarkan untuk menghujat seseorang hanya karena berbeda. Apalagi menghujat saudara seiman.
Pemilu kali ini membuat Indonesia menjerit dan jadi berisik. Saling menghujat dan melemparkan ujaran kebencian. Lupa pada persatuan dan kesatuan yang telah diajarkan sejak dibangku sekolah dasar. Mereka sepertinya lupa, bukanlah hak seorang manusia untuk mengurusi surga dan neraka orang lain. Itu hak preogatif Tuhan.
Sejak Indonesia berdiri, perbedaan dan keberagaman itu sudah ada dan itulah yang menjadi kekuatan bagi bangsa ini. Namun mengapa setelah sekian puluh tahun merdeka, keberagaman dan perbedaan itu diusik. Diusik oleh pesta demokrasi yang lima tahun sekali. Padahal seharusnya pesta demokrasi disambut dengan suka cita. Bukan dengan saling klaim bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Lelah aku tuh. Lelah dan muak dengan keadaan ini. Muak ketika ada orang  atau golongan yang merasa lebih baik dari yang lainnya. Muak ketika pilihan politik diributkan dan mengusir kedamaian pergi dari bumi Indonesia.
Saya meradang. Ingin rasanya berteriak dan menjerit sekencang-kencangnya sambil berucap, “Lihatlah ibu pertiwi. Beliau bukan hanya berurai air mata tapi terkoyak karena anak-anaknya saling bertikai dan sembunyi dibalik topeng agama. Dan merasa paling benar. 
Saya tersedu memikirkan nasib negeri ini, nasib anak cucu jika kondisi seperti ini terus berlanjut. Pemilu telah berlalu, dan kini saatnya kita bahu membahu membangun negeri tercinta siapapun yang menjadi pemimpinnya.
Saya ingin sekali berkata pada dunia bahwa NKRI harga mati. Saya Ingin berteriak pada mereka yang terus melontarkan kalimat kebencian dan menyebarkan berita hoax bahwa apa yang telah dilakukan hanya akan membuat negeri ini hancur dan menderita. Stop semua itu karena itulah bentuk bela negara yang bisa kita lakukan untuk Indonesia.
Jika memang mencintai negeri ini, mari kita belajar menerima perbedaan karena Tuhan-lah yang menciptakan perbedaan tersebut. Mari kita bijak menyikapi apapun keputusan yang telah ditetapkan oleh pihak terkait mengenai siapa yang keluar sebagai pemenang pemilu kali ini.
Saya ingin sekali berkata pada teman-teman yang berbeda pilihan bahwa meski kita memilih pemimpin yang berbeda tapi kita masih tetap bisa saling menyayangi karena inilah salah satu bentuk rasa cinta kita pada bumi pertiwi. Karena kita adalah Indonesia.
Karena kita Indonesia

#kontenkreatifhankam #workshopkominfo

One Comment

  1. Karena kita Indonesia . Apapun hasil nya yang terpenting kita satu . Satu jiwa satu hati satu Indonesia. Semoga Indonesia semakin maju dan berjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button