Uncategorized

Listrik Untuk Negeri

Pernahkah terpikirkan oleh kalian apa jadinya jika hidup kalian tanpa adanya listrik? Duh, kalau saya sih pasti akan mati gaya. Enggak kebayang hidup tanpa listrik, tanpa penerangan. Apalagi saya takut gelap. Tidur pun lampu harus tetap menyala meskipun samar. Bukan hanya masalah lampu, saya juga tidak bisa tidur jika tidak ada kipas angin atau AC. Jadi bagi saya listrik punya arti penting dalam kehidupan saya sehari-sehari xixixi.

Belum lama ini gardu listrik dekat rumah saya terbakar. Dan ini bukan untuk pertama kalinya. Sebelumnya sudah pernah terjadi dan untuk memperbaiki gardu listrik yang terbakar itu perlu waktu yang cukup lama dan hal tersebut sangat mengesalkan. Banyak urusan saya yang terhambat akibat listrik yang padam. Apalagi pekerjaan saya sebagai influencer yang memaksa saya untuk tak bisa jauh-jauh dari gawai dan laptop. Seringnya pas listrik padam, saya lupa untuk mencharge gawai dan laptop saya. Ya sudah deh terbengkalailah pekerjaan saya.
Tadinya saya tidak tahu kenapa gardu listrik daerah rumah saya sering terbakar. Ternyata, menurut Bapak Sofyan Basyir, Direktur Utama PLN sejak 2014 lalu, gardu listrik rumah saya terbakar karena over kapasitasnya. Terlalu banyak pemakaian listrik melebihi batas kemampuannya. Penjelasan Pak Sofyan tersebut saya dapatkan saat acara buka bersama PLN dan penggiat sosial media (blogger, vlogger dan selebgram) beberapa hari lalu.

Bapak Sofyan Basyir

Pak Sofyan pada kesempatan tersebut juga menjelaskan bahwa PLN sedang menjalankan program 35rb mega watt. PLN telah mengalami perkembangan berarti sejak beberapa tahun lalu. Saat ini, listrik telah bisa dinikmati oleh masyarakat yang berada di pelosok negeri meskipun tidak semuanya telah terjangkau listrik. Seperti di Papua, misalnya. Kondisi geografisnya yang berbukit dan terhalang gunung membuat gardu listrik agak sulit dibangun di sana. Ditambah lagi dengan kondisi masyarakatnya yang hidup berkelompok dalam jumlah kecil, membuat distribusi listrik menghadapi kendala.

Berbagai kendala yang dihadapi oleh PLN untuk menjalankan program #TerangiNegeri di pelosok tanah air, tidak membuat PLN menjadi patah arah. PLN terus membangun pembangkit listrik dan gardu-gardu di pelosok negeri. Hingga April 2018, PLN telah melistriki 76.152 desa atau lebih dari 6.000 desa sejak tahun 2015. Desa-desa yang menerima listrik dari PLN memiliki karakteristik berupa akses yang sulit dan juga biaya yang tidak murah. Biaya-biaya pengembangan listrik di desa seluruh pelosok negeri ini mengunakan dana APLN.

PLN meyakini bahwa Listrik merupakan garda terdepan dalam pembangunan dan penggerak ekonomi Indonesia sehingga pasokan listrik harus selalu tersedia di awal sebuah pembangunan sebagai peritis pembangunan. Selain menerangi daerah-daerah terdepan, terluar dan tertinggal, termasuk daerah perbatasan, saat ini PLN bekerja menerangi Nusantara melalui berbagai program strategis, di antaranya Program 35.000 MW.

PLN terus bekerja meningkatkan kapasitas pembangkit, panjang transmisi dan kapasitas gardu induk untuk memberikan
pelayanan yang prima serta kehandalan sistem. Sejak awal tahun 2015, PLN berhasil meningkatkan jumlah pembangkit yang beroperasi sebesar 8.442 MW, penambahan transmisi sepanjang 9.987 kms dan peningkatan kapasitas gardu induk sebesar
43.108 MV. PLN terus berupaya untuk menerangi negeri ini, dari kota sampai desa.

Beberapa saat lalu saya sempat berkunjung ke Wamena Papua. Listrik sudah dapat dinikmati di Kota Wamena dan sebagian daerah Wolo, Jayawijaya. Saya sendiri sempat kepikiran bagaimana caranya listrik dapat diterima oleh Suku Dani yang tinggal di atas gunung, mereka terpisah-pisah berdasarkan kelompok kecil. Susah rasanya untuk membangun gardu atau tiang listrik di daerah ini. Karena itu saya menjadi paham betapa beratnya tugas yang diemban PLN untuk menerangi negeri ini. Pembangunan pembangkit dan gardu listrik memerlukan biaya yang tidak sedikit, sebagai sebuah perusahaan, PLN harus memperoleh keuntungan tapi satu hal yang harus digaris bawahi adalah harga dasar listrik tidak boleh naik. Tuh bingung kan?

Bagi setiap penduduk Indonesia, listrik adalah hak yang harus mereka dapatkan sebagai WNI. Untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik di pelosok negeri, PLN berupaya untuk mendapatkan investor. Ada satu rumor yang beredar dimasyarakat yaitu tidak benar jika saat ini PLN sedang mengalami oversupply akibat surplus listrik. Surplus yang terjadi saat ini merupakan keberhasilan pemerintah untuk menyediakan listrik yang memadai dan handal sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan listrik serta menarik investor untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Sebagai seorang penggiat media sosial, saya pun merasa memiliki sedikit tanggung jawab untuk memberitahukan kondisi kelistrikan di negara ini. Smoga sedikit informasi dari saya ini dapat memberikan gambaran mengapa di beberapa tempat di Indonesia masih mengalami gangguan listrik. Semoga kedepannya listrik dapat menerangi seluruh nusantara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button