credit:pixabay |
Pernah ngga ngerasain pendapatan yang masuk besar tapi kog ga bisa nabung, habis mulu ya sebelum waktunya. Padahal harusnya gaji yang diperoleh cukup dan ada sisanya sampai waktu gajian tiba. Jika kalian sedang atau pernah mengalami hal seperti ini, itu pertanda kalian harus melakukan financial chek up dan financial planning. Tujuannya adalah supaya tau apakah keuangan kalian dalam kondisi sehat atau sakit.Jika “sakit”,maka harus secepatnya ditemukan solusinya agar kehidupan kita bisa sejahtera dan terbebas dari masalah keuangan.
Untuk mengupayakan agar tidak terjadi “besar pasar daripada tiang”, kita harus bijak merencanakan keuangan keluarga terutama di masa pandemi seperti saat ini. Perekonomian yang belum pulih akibat pandemi membuat kehidupan cenderung terasa lebih berat. Oleh sebab itu pendapatan yang masuk haruslah bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan tetap bisa rutin menabung. Wajib hukumnya untuk memiliki tabungan karena hidup ini adalah misteri, ngga tau ke depannya akan gimana. Olehkarena itu harus dipersiapkan secara matang segala kemungkinan yang bakalan terjadi.
Namun ironisnya nih..masih banyak ibu rumah tangga yang kurang memahami bagaimana caranya agar bijak mengelola keuangan keluarga. Hingga saat ini, belum banyak ibu rumah tangga yang melek financial dan tau bagaimana cara mengelola keuangan keluarga secara tepat. Tak sedikit pula yang terjebak dalam perilaku middle income trap (perangkap pendapatan menengah). Pendapatan meningkat dan keinginan untuk memiliki suatu benda pun ikut meningkat. Hal ini menyebabkan berubahnya gaya hidup. Perilaku konsumtif seperti inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya lebih besar pengeluaran daripada pendapatan.
Terkait dengan perilaku bijak mengatur keuangan terutama keuangan keluarga, Amar Bank menyelenggarakan webinar dengan tema “Bijak Merencanakan Keuangan” yang menghadirkan seorang finansial planner kawakan, Aidil Akbar.
Webinar Amar Bank, Bijak Merencanakan Keuangan
Webinar Amar Bank |
Dalam webinar tersebut Mas Aidil Akbar memaparkan mengenai keuangan keluarga. Untuk mengetahui apakah keuangan keluarga sehat atau tidak, kita harus melakukan financial chek up. Cara melakukan financial chek up adalah dengan menghitung jumlah kekayaan yang dimiliki, berapa hutang, cashflow, apakah memiliki dana darurat, asuransi dan investasi. Jika jumlah hutang kita lebih sedikit dan memiliki dana darurat, asuransi dan investasi maka bisa dikatakan keuangan keluarga dalam kondisi sehat.
Dalam mengatur keuangan keluarga, haruslah bersikap bijak dan tepat. Kudu pintar membedakan mana yang masuk kategori kebutuhan dan keinginan. Karena tiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Bisa saja untuk orang lain termasuk kebutuhan tapi bagi kita merupakan sebuah keinginan. Kebutuhan dan keinginan tiap-tiap orang berbeda-beda tergantung kondisinya.
Mas Aidil menekankan pentingnya memiliki tabungan. Kalau menurut saya sik wajib banget yah untuk punya tabungan. Setuju banget saya dengan perkataan Mas Aidil. Gak kebayang klo gak ada tabungan lalu tiba-tiba datang pembelajaran dari Tuhan, penghasilan utama kita terhenti atau suami kena phk,contohnya. Jika kita memiliki tabungan, minimal masih bisalah memenuhi kebutuhan hidup selama masa “kosong” sambil berupaya untuk memperoleh penghasilan kembali. Tabungan akan sangat berguna untuk menghadapi kemungkinan yang tidak bisa diprediksi karena hidup ini penuh misteri. Apapun kondisi yang sedang kita hadapi, kebutuhan akan jalan terus, biaya hidup akan selalu ada. Oleh sebab itu, punya tabungan merupakan sebuah keharusan.
Selain menabung, sebaiknya juga memiliki investasi dan asuransi. Minimal punya BPJS Kesehatan. Bagaimana jika pendapatan hanya cukup untuk kebutuhan saja, boro-boro untuk nabung, investasi dan asuransi? Mas Aidil menyarankan untuk membuka keran pendapatan (income) tambahan seperti melakukan pekerjaan tambahan, side job atau bisa juga membuka usaha selain pekerjaan utama. Yups jika ingin hidup sejahtera, kita memang harus melakukan upaya maksimal termasuk dalam hal mengatur keuangan dan menambah kran-kran pendapatan. Dan jika memiliki usaha, haruslah dipisah antara keuangan keluarga dan usaha. Tidak boleh dicampur aduk.
Mas Aidil juga memberikan rumus mengatur keuangan keluarga secara bijak. Untuk keuangan keluarga tiap bulan, pendapatan yang diterima harus dialokasikan kedalam beberapa post dan ada persentasenya. 40% untuk kebutuhan, 30% untuk cicilan, 20% untuk tabungan masa depan dan 10% untuk sedekah/zakat/donasi. Untuk cicilan atau hutang juga harus tepat dalam memutuskan untuk mengambilnya. Jangan sampai terjerat hutang konsumtif, hutang yang digunakan untuk membiayai gaya hidup.
Kalau pun harus berhutang, gunakan hutang tersebut untuk menambah penghasilan. Bukan malahan membuat keuangan menjadi morat marit. Rayuan hutang ini memang menggoda banget loh. Terutama nih untuk ibu rumah tangga. Apalagi sekarang untuk berhutang, mudah sekali semenjak ada pinjaman online. Diperlukan kehati-hatian dalam memilih pinjaman online, pilihlah pinjaman online yang terdaftar di OJK, memiliki reputasi yang baik, legal dan resmi, dan ada diplatform google.
Harus juga diperhatikan bunga yang kompetitif, jaminan, limit relative besar, dan cicilan bisa panjang. Pinjaman online saat ini sedang marak karena lebih mudah prosedurnya, tidak ribet dan lebih cepat karena menggunakan teknologi digital. Namun tetap saja harus bijak dan teliti dalam memilih pinjaman online, jangan sampai terjebak pinjaman online ilegal dan merugikan.
Salah satu pinjaman online yang cukup banyak dipilih masyarakat adalah Tunaiku dari Amar Bank. Tunaiku adalah pinjaman online yang telah memenuhi semua persyaratan sebagai pinjaman online terpercaya, telah terdaftar di OJK dan untuk memperolehnya cukup mudah serta tidak memerlukan jaminan. Nominal pinjaman yang dapat dipinjam melalui aplikasi Tunaiku adalah 2 juta rupiah hingga dua puluh juta rupiah. Tunaiku juga menghadirkan program referral yang memberikan kesempatan kepada siapapun untuk menjadi pemberi referensi pinjaman Tunaiku. Tunaiku bisa menjadi solusi untuk siapapun yang sedang membutuhkan bantuan pinjaman tanpa ribet.
Tunaiku |