Kesehatan

Hari Gizi Nasional 2021, Remaja Sehat Bebas Anemia

Acara peringatan HGN 2021 Kemenkes RI

Setiap tanggal 25 Januari, kita memperingati Hari Gizi Nasional (HGN). Pada 2021 ini, tema yang diangkat dalam rangka memperingati HGN 2021 adalah “Remaja Sehat,Bebas Anemia”. Mengapa tema ini yang diangkat pada peringatan HGN 2021? Menurut penuturan Bapak Menteri Kesehatan RI, Ir. Budi Gunadi Sadikin pada pembukaan acara peringatan HGN 2021 yang dilaksanakan di Gedung Siwabessy Kementerian Kesehatan RI, remaja merupakan pendongkrak ekonomi dan penerus bangsa di masa depan. Karena itu untuk memiliki perekonomian yang maju, haruslah memiliki generasi penerus yang sehat, cerdas dan memiliki kompetensi. Untuk membentuk generasi yang berkualitas dimasa yang akan datang, kesehatan remaja harus diperhatikan sejak dini.

Bisa dibayangkan apa jadinya negeri ini jika penerus bangsa memiliki jasmani yang lemah dan sakit-sakitan. Sudah dipastikan beban negara akan bertambah berat dan negeri ini tidak akan bisa bersaing dengan negara lain. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan remaja. Melalui tema ini diharapkan dapat meningkatkan komitmen dan mempererat kerjasama seluruh elemen bangsa untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui perbaikan gizi remaja dengan cara menanggulangi anemia.

Hingga saat ini, Indonesia masih dihadapkan pada masalah beban ganda gizi yaitu masih tingginya tingkat stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan gizi mikro terutama anemia. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja berkisar 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Kondisi ini diakibatkan dari kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurang aktivitas fisik remaja.

Sejak tahun 2016, Kemenkes RI telah berupaya untuk mengatasi anemia pada remaja dengan melakukan program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri usia SMP dan SMA secara gratis. Kemenkes RI juga memberikan edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan gizi di sekolah.

Peringatan HGN 2021 yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan secara offline yang bertempat di Aula Gedung Siwabessy, Kemenkes RI menghadirkan talkshow dengan tema, “Mempersiapkan Remaja Sehat, Bebas Anemia Melalui Gizi Seimbang dan Suplementasi Tablet Tambah Darah”. Talkshow tersebut menghadirkan narasumber: dr. Indah Kusuma, Analisa Widianingrum,S.Psi dan Prof. Endang L. Achadi dengan pemandu talkshow, dr. Prisca Charity W.

Talkshow Peringatan HGN 2021

dr. Indah Kusuma dalam talkshow Peringatan HGN 2021 membahas mengenai, ” Gaya Hidup Sehat Untuk Milenial Berprestasi”. dr. Indah memaparkan gaya hidup remaja saat ini: merokok, diet dan gangguan makan, obesitas dan gangguan psikologis (bullying, depresi,dll). Gangguan makan yang terjadi pada remaja berupa terjadinya beragam diet yang salah terutama melewatkan sarapan, makan di luar rumah terlalu sering, makan makanan dengan komposisi gizi tidak seimbang dan kecenderungan banyak mengonsumsi minuman ringan seperti minuman boba dan minuman kekinian lainnya.

Edukasi mengenai pentingnya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap harinya dan pedoman gizi seimbang pada remaja harus terus dilakukan secara rutin dan berkala agar remaja memahami dan menerapkan pola makan yang sehat sesuai dengan prinsip gizi seimbang dan tingkat obesitas remaja dapat diturunkan.


Ada 10 pedoman gizi seimbang yang harus diketahui remaja,yaitu:

1. Kebiasaan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok;

2. Batasi konsumsi makanan manis, asin dan berlemak;

3. Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit/hari untuk mempertahankan berat badan ideal;

4. Mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;

5. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir;

6. Kebiasaan sarapan pagi;

7. Kebiasaan minum air putih minimal 8 gelas setiap harinya;

8. Banyak makan buah dan sayur;

9. Biasakan membaca label pada kemasan pangan;

10. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.

Pedoman gizi seimbang (foto: Kemenkes RI)

Materi kedua yang disampaikan dalam talkshow HGN 2021 diulas oleh Prof. Endang L Achadi. Prof. Endang menjelaskan mengenai anemia dan cara pencegahan terjadinya anemia melalui pemberian TTD pada remaja putri. Anemia adalah keadaan dimana konsentrasi hemogoblin (Hb) yang berada didalam sel darah merah, lebih rendah dari seharusnya, yaitu: Hb < 13 g/dL pada laki-laki dewasa dan Hb < 12 g/dL pada perempuan dewasa. Rendahnya Hb menyebabkan rendahnya oksigen yang dibawa ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak dan otot sehingga menyebabkan turunnya produktivitas dan prestasi. Anemia pada remaja berdampak pada: penurunan konsentrasi belajar, penurunan produktivitas, penurunan kesegaran tubuh dan gampang menderita penyakit infeksi karena turunnya imunitas serta menurunnya prestasi sekolah/ rendahnya prestasi sekolah.


Gejala anemia pada remaja meliputi lelah, lemah, lesu, letih, lalai, kulit pucat atau kekuningan,detak jantung tidak teratur, nafas pendek, sakit dada, tangan dan kaki dingin, sakit kepala, pusing (berputar-putar/kunang-kunang). Anemia disebabkan dua hal yaitu rendahnya asupan zat gizi yang penting untuk pembuatan darah (zat besi, asam folat, vitamin B12 dan vitamin A) dan meningkatnya pengeluaran zat gizi (perdarahan karena kecacingan, atau absorpsi besi menurun akibatnya banyaknya cacing di usus, pecahnya sel darah merah karena malaria, atau penyakit karena sebab lainnya seperti TBC) atau pada remaja puteri dapat terjadi karena menstruasi yang tidak diimbangi oleh asupan makanan yang tinggi protein dan zat besi. 

Di Indonesia, anemia disebabkan oleh rendahnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Rata-rata makanan penduduk Indonesia mengandung zat gizi besi lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk membentuk Hemogoblin dan inilah yang membuat orang Indonesia banyak yang mengalami anemia.

Bahan makanan dengan gizi seimbang (foto: Kemenkes RI)

Cara mengatasi anemia yang sedang diupayakan oleh pemerintah melalui Kemenkes RI adalah dengan pemberian TTD dan edukasi mengenai pentingnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang melalui isi piringku dan menerapkan pola hidup sehat. 1Xseminggu remaja terutama remaja putri harus mengonsumsi TTD yang diberikan secara cuma cuma di sekolah. Selama pandemi ini, TTD dapat diperoleh di puskesmas. Dengan langkah ini diharapkan remaja Indonesia akan terlindungi dari anemia dan dapat tumbuh sehat dan cerdas.


Materi terakhir talkshow HGN 2021 disampaikan oleh Ibu Analisa Widyaningrum. Ibu Analisa mengulas mengenai remaja sehat fisik dan mental. Remaja yang sehat bukan hanya sehat secara fisik namun juga harus sehat secara mental. Seperti yang diketahui bersama, saat ini Indonesia masih mengalami pandemi COVID-19. Kondisi ini juga berdampak pada mental remaja. Remaja mengalami perubahan pola belajar di sekolah melalui pengajaran jarak jauh, remaja harus beradaptasi dengan kebiasaan baru yang membuatnya tidak bisa leluasa bersosialisasi dengan teman seusianya.


Pandemi yang belum juga usai, memberikan “beban mental” tersendiri bagi remaja. Oleh sebab itu diperlukan peran yang cukup besar dari orang tua dan pengajar sekolah untuk terus memotivasi remaja agar dapat beradaptasi dan bertahan di era pandemi seperti sekarang ini. Orangtua harus dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi remaja sehingga betah di rumah saja. Mendorong remaja untuk melakukan hal-hal kreatif yang belum pernah dilakukan. Meskipun di rumah saja, remaja Indonesia tetap dapat berprestasi, tumbuh sehat dan produktif.


Tablet Tambah Darah (TTD)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button