Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah penderita penyakit tidak menular yang cukup banyak. Penyakit tidak menular atau PTM meliputi penyakit kanker, diabetes, jantung dan hipertensi. Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah berusaha untuk mengendalikan meningkatnya jumlah penderita penyakit tidak menular melalui GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat).
GERMAS melalui CERDIK berupaya untuk menekan semakin tingginya penderita PTM di tanah air. CERDIK meliputi Cek rutin kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rutin beraktivitas fisik minimal 30 menit sehari, Diet sehat dengan menu gizi seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress. Pemerintah berupaya untuk mengedukasi masyarakat luas tentang pentingnya hidup sehat agar terhindar dari penyakit tidak menular dengan cara menerapkan perilaku CERDIK dalam kehidupan sehari-hari.
Sepintas sepertinya mudah ya untuk menerapkan perilaku CERDIK dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya, tak segampang yang dibayangkan loh. Contohnya nih apa yang saya alami, hiks. Diusia saya yang telah mencapai kepala empat ini, saya memiliki siklus tidur yang tak semestinya. Saya mempunyai kebiasaan tidur pada dinihari. Dalam sehari, saya hanya tidur atau beristirahat sekitar 3-4 jam. Kondisi ini membuat saya mengalami kurang istirahat.
Saya bukannya tidak tahu kalau kebiasaan buruk saya ini bisa membahayakan diri saya. Saya juga tahu kalau kurang istirahat bagi orang seusia saya dapat menimbulkan bahaya kesehatan yang tak bisa diremehkan. Salah satu bahaya yang mengintai yaitu hipertensi. Hipertensi ini pada akhirnya dapat menyebabkan datangnya stroke. Dan kalau sudah terserang stroke, bisa selesailah hidup saya wkwkwk. Serem kan ya? *Sudah tahu serem tapi tetap saja bandel ehhhh*
Saya sangat paham kalau kebiasaan “begadang” saya ini harus sesegera mungkin saya atasi sebelum semuanya terlambat. Saya harus mulai mendisiplinkan diri dengan perilaku hidup sehat seperti yang dianjurkan oleh pemerintah melalui GERMAS dengan CERDIKnya. Saya harus bisa tidur kurang lebih 8 jam sehari supaya tubuh saya cukup istirahat. Duh tapi gimana caranya ya agar bisa tidur cukup dan nyenyak? Baru saja ingin memejamkan mata eh sudah kebayang serentetan aktivitas yang belum saya selesaikan.
Sebagai seorang ibu dan istri, saya harus menyiapkan dan melayani kebutuhan anak dan suami dari mereka membuka mata di pagi hari sampai mereka menutup mata pada malam hari. Mungkin diantara kalian bisa dengan mudah berkomentar, ya tidur saja saat anak dan suami tidur. Okay, mungkin saya bisa saja seperti itu namun jika saya tidur ketika mereka tidur lantas kapan saya menyelesaikan pekerjaan saya sebagai seorang blogger dan influencer? Yups, bener banget jika kalian berpikir kalau saya ini ibu rumah tangga banyak acara *e cieeeee*.
Saya baru dapat mengerjakan kewajiban saya sebagai seorang blogger dan influencer saat anak dan suami saya telah terlelap. Eits, jangan pernah bilang dihadapan saya jika blogger dan influencer adalah pekerjaan yang mudah. ” Ah cuma gitu doang, hanya nulis dan posting di sosial media. Itu mah gampang”. Saya pastikan kalian akan menyesal karena pernah mengucapkan hal tersebut huahahaha *mengancam*.
Menjadi influencer dan blogger seringkali memaksa saya untuk tetap terjaga hingga dinihari demi menyelesaikan satu atau bahkan beberapa tugas sekaligus yang harus selesai pada hari itu juga. Kebiasaan buruk saya terjaga sampai pagi ini bukan hanya karena saya harus menyelesaikan tugas tapi karena saya juga mengalami gangguan untuk bisa tidur nyenyak. Seperti badan terasa sakit semua saat bangun tidur atau sering terbangun saat tidur disebabkan kasur atau tempat tidur yang terasa kurang nyaman. Saya merasa tidur tapi terjaga, gelisah dan tidak nyenyak.
Saya sempat berkonsultasi pada teman yang berprofesi sebagai psikolog mengenai keluhan saya seputar tidur. Biar bagaimanapun juga saya khawatirlah dengan kesehatan diri saya sendiri karena kondisi kurang istirahat ini. Saya pun merasa kurang percaya diri karena kantung mata dan wajah saya yang terlihat kelelahan. Menurut teman saya, sebut saja Mawar hahahaha, ada beberapa hal yang harus saya perhatikan supaya saya dapat memiliki kualitas tidur yang baik. Diantaranya yaitu saya harus disiplin dengan jam tidur saya, saya harus perbanyak aktivitas fisik pada waktu siang hari hingga saat malam menjelang, tubuh saya menjadi lelah dan lebih mudah tidur, saya harus membuat jadwal mengerjakan tugas saya supaya tidak mengganggu waktu tidur saya pada malam hari, saya harus perbanyak makan sayur, buah dan asupan bergizi lainnya, dan terakhir saya harus pastikan kasur yang saya pakai masih layak untuk saya tiduri. Kondisi dan kualitas kasur sangat mempengaruhi kualitas tidur yang saya miliki.
Ngomongin soal kasur, saya harus akui nih kalau kasur yang saya gunakan sudah saatnya diganti. Sudah mulai terasa per kasurnya. Bahkan sudah ada bagian kulit kasur yang robek. Busa kasurnya pun mulai menipis. Sudah sangat tidak nyaman. Namun untuk membeli kasur baru, saya masih ragu menentukan tipe kasur apa yang ingin saya beli. Saya ingin beli kasur yang cocok untuk kondisi tubuh saya yang cukup besar. Saya inginnya sih beli kasur yang sesuai dengan kontur tulang belakang dan postur tubuh saya xixixixi. Ini nih ngga enaknya punya tubuh montok, beli barang apa pun ngga bisa asal beli, harus sesuai dengan kebutuhan saya.
Saatnya ganti kasur nih. Untuk kasur, saya gak mau asal beli yang murah. Saya sudah punya pilihan sendiri. Tapi bukan asal pilih juga sih. Kasur pilihan saya yaitu Florence. Saya mengenal Florence sejak setahun lalu. Tepatnya saat saya berkunjung ke booth Florence di Jakarta Fair tahun lalu. Saat itulah untuk pertama kalinya saya kenal Florence. Tak lama kemudian, saya pun memilih Florence sebagai matras tidur anak saya. Saat itu saya memilih Florence ukuran single. Anak saya cocok dan senang memakai kasur Florence. Dia tak pernah mengeluh sakit badan saat bangun tidur. Beda banget dengan kondisi yang saya alami setiap pagi.
Okay, berarti saatnya saya harus ganti kasur. Seperti yang pernah saya bilang, saya masih ragu dengan tipe kasur yang akan dibeli. Kalau merek, pastinya saya pilih Florence. Saatnya memilih tipe kasur…eng ing eng #ehhhh. Saya ngga mau dong salah pilih tipe kasur. Awal bulan Juli ini, Saya pun mendatangi booth Florence yang ada di Hall 1A Jakarta Fair. Dan sama seperti tahun lalu, kemarin pun saya berjumpa dengan Choky Sitohang, Brand Ambassador Florence. Doi saja sudah lama loh pakai Florence sebagai kasur keluarga di kamar anaknya.
Oh ya salah satu tips saat mau beli kasur adalah kita harus mencobanya dengan cara ditidurin dulu tuh kasur. Bukan hanya dipencet-pencet permukaan kasurnya saja. Jika hanya dipegang-pegang sajantanpa ditiduri, kita tidak akan tahu apakah kasur tersebut nyaman saat kita pakai untuk tidur. Saya sering perhatiin nih, masih cukup banyak orang yang mau beli kasur dan memilih kasur tapi cuma ditekan-tekan saja permukaan kasurnya. Lah kalau seperti itu bagaimana bisa tahu kalau kasur tersebut nyaman atasu tidak untuk ditiduri.
Memilih kasur harus sesuai kebutuhan kita. Jangan asal beli karena harga murah. Sebab kasur merupakan syarat utama supaya kita bisa tidur nyenyak, nyaman dan sehat. Jenis dan tipe kasur akan sangat menentukan kualitas tidur kita. Jika kita telah memiliki tidur berkualitas, badan pun akan sehat, segar dan bugar. Tidak seperti saya, mengalami masalah dan gangguan tidur. Nyesel loh saya kenapa ngga dari dulu banget gitu kenal Florencenya. Kenapa baru setahun belakangan ini kenal Florencenya. Ahhh sudahlah, lebih baik terlambat daripada tidak tahu sama sekali.
Florence tersedia dalam tiga pilihan yaitu medium, medium firm dan hard. Masing-masing jenis disesuaikan dengan kebutuhan konsumen seperti berat badan dan kondisi tulang belakang. Untuk yang berbadan lebar seperti saya wkwkwk disarankan untuk memilih matras/kasur Florence jenis hard. Salah satu model hard adalah tipe Chiro Care. Untuk medium adalah tipe San Petro. Dan untuk medium firm adalah tipe Masseria.
Akhirnya saya pun tahu jenis dan tipe apa yang cocok untuk saya. Semoga saja dengan cara mengganti kasur, kualitas tidur saya dapat membaik. Dan saya tidak mengalami kesulitan tidur lagi. Saya saja sudah ganti kasur dan memakai Florence, kalau kamu kapan mau ganti kasurmu dengan Florence?
Tidur penting tapi kerjaan numpuk bagaikan mata susah memejamkan karena kepikiran kerjaan beluman kelar .