Uncategorized

Wowan Talk With Futri Zulya, “How to Start Your Busines”

Beberapa hari yang lalu, mamak menghadiri acara Woman Talk bersama Ibu Futri Zulya owner PT. Batin Medika Indonesia dan PT. Batin Eka Perkasa. Acara Wowan Talk ini digagas oleh Komunitas Indonesia Sosial Blogpreneur atau yang akrab dikenal dengan komunitas ISB. Menghadiri acara ini, membangkitkan kembali memory mamak dalam memulai, merintis dan mengembangkan usaha kuliner yang mamak tekuni sampai sekarang.

Tahun 2014 merupakan awal langkah mamak untuk mulai keluar dari zona nyaman setelah selama kurang lebih 11 tahun hanya berada di rumah, menjadi ibu rumah tangga dan mengurus sendiri semua keperluan rumah tangga. Setelah lebih dari 11 tahun vakum dari hinggar bingar “dunia luar”, mamak memutuskan “keluar rumah” untuk menjemput impian. Impian untuk dapat mengaktualisasi diri, mimpi untuk dapat “berbuat sesuatu dan berguna” untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Saat itu, datanglah tawaran untuk bekerja di sebuah klinik kesehatan dan mamak menerimanya. Tapi sayang, baru dua bulan bekerja, mamak di berhentikan tanpa alasan yang jelas. Kecewa dan merasa gagal, itulah perasaan yang hinggap dalam diri mamak pada waktu itu. Ada rasa tak terima diperlakukan semena-mena oleh pemilik usaha membuat mamak tak ingin lagi bekerja dengan orang lain. 
Mamak pun sempat mengalami sedikit trauma untuk kembali terjun “ke luar rumah”. Rasa trauma ini membuat mamak dilanda kegalauan dan akhirnya mendorong mamak untuk merenung dan berpikir ulang apa yang sebenarnya mamak inginkan dan butuhkan. Setelah melalui perenungan yang cukup panjang, akhirnya mamak tahu apa yang harus mamak lakukan. Meskipun mengalami kegagalan bekerja tapi keinginan untuk dapat mengaktualisasi diri terus berkobar. Mamak tak ingin hanya duduk manis saja di dalam rumah dan menadah tangan ke suami saat perlu sesuatu untuk dibeli. Mamak tahu harus berbuat apa. Mamak bertekad untuk memulai usaha sendiri. Dengan menjalankan usaha sendiri, mamak memiliki keleluasaan waktu. Mamak tetap dapat memantau tumbuh kembang anak-anak dan dapat mengatur sendiri kapan harus meninggalkan rumah.  Hal ini sejalan demgan apa yang dikatakan Bu Futri dalam acara Woman Talk yaitu “temukan passion” sebagai awal untuk memulai usaha. Mamak merasa berdagang adalah passion mamak.
Dengan modal yang bisa dibilang seadanya, pada pertengahan tahun 2014, mulailah mamak merintis usaha teri crispy. Kebetulan teman mamak yang bekerja sebagai suplier teri crispy menawarkan untuk mencoba menjajakan teri crispy. Mamak tertarik mencobanya dengan alasan masih sedikit orang yang berjualan teri crispy.
Mamak pun kembali menekuni usaha dagang. Sebenarnya usaha dagang sudah sangat akrab dengan mamak karena mamak bisa melewati masa-masa kuliah tanpa pusing memikirkan kiriman uang dari orang tua berkat dagang apa saja. Yups, selama kuliah, mamak pernah berdagang baju, jilbab, makanan bahkan menjadi makelar jual beli handphone. Pokoknya apa saja yang memungkinkan untuk menjadi uang, mamak jual. Jadi untuk kembali ke dunia dagang, mamak merasa sudah memiliki sedikit pengalaman dan tak canggung untuk menjalaninya lagi.

Mamak melihat ada peluang dalam berdagang teri crispy. Pertama, karena belum banyak yang jual, kedua, mamak ingin memulai usaha berjualan online tapi dalam bidang kuliner. Dan mamak harus menemukan makanan yang tahan lama dalam suhu ruang tanpa harus disimpan dalam lemari es. Pada awal berjualan teri crispy, cukup banyak yang bertanya, mengapa memilih jualan teri crispy? Sesungguhnya mamak ngga tahu apa jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut. Mamak hanya menjawab karena peluang untuk berhasil dalam berjualan teri crispy terbuka lebar. 
Mulailah mamak berjualan teri crispy dengan memanfaatkan facebook dan keliling komplek perumahan tempat tinggal mamak. Ternyata berjualan online tidaklah semudah yang dipikirkan. Perlu teknik dan keuletan untuk dapat mendatangkan pembeli dari postingan-postingan kita di facebook. Setelah sekitar dua bulan mencoba peruntungan “ngelapak” di facebook dan tidak mendapat respon seperti yang diharapkan, mamak mulai fokus jualan teri crispy dengan cara menawarkannya ke teman-teman dan mulai berkongsi dengan seorang sahabat.

Kiat Kiat Usaha Futri Zulya

Sejak bergeser dari dagang online ke offline, grafik penjualan teri crispy perlahan naik. Pesanan teri terus bertambah bahkan pesanan melalui facebook berdatangan satu persatu.  Permintaan teri crispy pun semakin bertambah dan muncullah masalah baru, anak suami mulai tak terurus, pesanan banyak tapi tidak kelihatan “hasilnya”, usaha teri seperti jalan ditempat padahal orderan mengalir lancar. Nah loh. Sesuatu yang keliru pasti terjadi. Dududu, mumet ya hahahaha.
Menyimak paparan yang disampaikan oleh Bu Futri tentang “How to start your business”, bikin mamak nyengir kuda sendiri mengingat sepak terjang mamak pada awal memulai usaha.
Bu Futri mengatakan bahwa ada beberapa manfaat menjadi woman preneur atau mompreneur, yaitu:
– Jam Kerja yang fleksibel;
– Jadi Bos;
– Membuka lapangan pekerjaan;
– Makin kreatif;
– Memiliki penghasilan sendiri;
– Penyaluran bakat & pengembangan diri.
Apa yang dikatakan Bu Futri memanglah tepat dan sesuai dengan apa yang mamak alami dan rasakan sejak memutuskan untuk berdikari ecieeee alias berusaha sendiri sejak tahun 2014. Menjadi seorang mom (emak) sekaligus seorang enterpreneur bukanlah hal yang mudah namun mendatangkan banyak keuntungan bagi kita, emak-emak ibu bangsa wkwkwk. Oh ya kata mom ini ada loh kepanjangannya. Mom adalah master of multitasking. Eh bener kan? Coba deh pikir. Sebagai seorang mom atau ibu, kita nih dituntut untuk mempunyai kemampuan serba bisa. Bisa jadi juru masak, juru beres, juru keuangan serta juru-juru yang lain wekekek. Dan menjadi seorang mompreneur, tidak bisa dilakukan asal saja. Harus ada langkah-langkah yang mesti dilakukan supaya keluarga dan bisnis bisa berjalan beriringan dan tidak menemui masalah seperti yang mamak alami pada awal memulai usaha. Mamak kelimpungan menghandle urusan keluarga dan usaha karena ngga tahu ilmunya. Mamak mulai usaha ya asal mulai saja tanpa persiapan matang. Hanya modal tekad dan sedikit uang saja. Duh, jangan sampai ditiru ya!

Sebelum memutuskan untuk memulai usaha sendiri, Bu Futri mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang harus kita lakukan yaitu:
1. Temukan passion 
Ini penting banget. Karena melakukan pekerjaan atau usaha sesuai passion kita, akan membuat kita lebih bersemangat dan melakukannya dari hati. Bu Futri menyarankan untuk memulai usaha dari hal-hal yang kita sukai. Tapi ingat, hal-hal yang kita sukai ini harus memiliki peluang bisnis yang baik. Harus dilihat pula dari sisi seberapa besar hal-hal yang kita sukai ini dapat mendatangkan keuntungan untuk kita. Seperti halnya mamak yang memutuskan untuk berdagang karena merasa suka dengan dunia dagang.

Namun perlu digarisbawahi juga nih, untuk benar-benar dapat mengetahui apa sebenarnya passion kita, terkadang kita harus melalui “drama” yang cukup panjang. Lagi-lagi mamaklah contohnya. Awalnya mamak enjoy sekali menjalani usaha teri crispy, sampai pada akhirnya dunia blogging mengambil dan menyita hampir sebagian besar perhatian dan perasaan mamak. Mamak pun tersadar bahwa hati dan jiwa mamak ada di dunia tulis menulis. Lalu bagaimana nasib teri crispy kemudian? Eitts tunggu cerita selanjutnya xixixi.

2. Hal kedua yang harus dilakukan oleh para emak pada saat ingin membuka usaha adalah memiliki support sistem yang baik dan tentukan prioritas.
Support sistem yang baik ini maksud Ibu Futri adalah seorang mompreneur bukanlah superwoman atau wonder woman yang dapat melakukan tugasnya seorang diri. Mompreneur harus dibantu oleh orang lain supaya dapat menjalankan perannya sebagai seorang enterpreneur sekaligus ibu rumah tangga secara baik.

Support sistem tersebut berupa dukungan penuh suami dan orang-orang terdekat termasuk memperkerjakan seorang asisten rumah tangga untuk membantu tugas di rumah dan membantu menjaga anak. Hal ini pula yang mamak lakukan saat merasa mulai kelimpungan antara mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengerjakan pesanan teri crispy. Mamak mempekerjakan seorang asisten rumah tangga dan meminta bantuan ibu mamak untuk membantu menjaga anak-anak. Support sistem yang baik akan sangat mendukung keberhasilan seorang mompreneur.

Setelah memiliki support sistem yang baik, sebagai mompreneur, kita harus tahu apakah prioritas kita dalam hidup ini. Buat skala prioritas agar langkah kita tetap berada dalam jalur yang semestinya. Dengan membuat skala prioritas, kita jadi tahu apa yang harus kita utamakan dalam hidup ini.

3. Membuat Business Plan dan Research
Tahapan ketiga ini, tidak mamak lakukan ketika mengawali usaha teri crispy. Mamak asal jalan saja. Yang penting mulai usaha. Belum tahu ilmunya. Boro-boro menyusun rencana usaha, membuat SWOT analysis saja mamak ngga mudeng. Setelah tanya sana sini dengan pelaku usaha yang sudah berhasil, mamak juga baru mudeng jika usaha itu harus memiliki tujuan dan strategi yang harus dijalankan. Jadi sebenarnya ya wajar saja jika usaha teri crispy yang mamak jalankan seperti jalan ditempat *ini mah semacam pembelaan diri saja huahaha.

Beruntung mamak tipe orang yang kepoan, penasaran gitu kenapa usaha mamak laku tapi kog ngga maju-maju. Mamak mencoba mencari tahu jawaban dari permasalahan bisnis yang mamak alami. Berkat kekepoan ini, mamak pun mulai tergabung dalam komunitas bisnis, ikut workshop seputar usaha online dan offline serta ikut coaching business.

Ilmu yang mamak dapatkan sama persis seperti yang diuraikan oleh Bu Futri yaitu untuk memulai usaha dan berhasil, diperlukan sebuah perencanaan yang matang dan juga penelitian pasar. Dan harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk kepentingan marketing. Berbekal teori yang mamak peroleh, Mamak pun merombak cara menjalankan teri crispy dan mulai menerapkan teori yang mamak dapatkan. Diawali dengan membuat business plan dan melakukan riset pasar serta menyusun langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan supaya teri crispy dapat berhasil dijual secara online.

Setelah melalui perombakan, teri crispy pun mengalami kemajuan yang signifikan. Bahkan telah mampu merambah hampir seluruh daerah di tanah air dan menjadi salah satu distributor makanan ke Hongkong melalui salah satu komunitas TKI di Hongkong. Ini membuktikan bahwa business plan dan research pasar sangatlah penting, selain action/executed tentunya.

4. Modal
Setelah membuat business plan dan riset pasar, jangan lupakan mengenai modal. Seringkali keinginan untuk membuka usaha sendiri maju mundur cantik gara-gara modal. Memulai usaha, tak mesti harus dengan modal besar kog. Mamak memulai usaha teri crispy dengan modal 375 ribu, karena sistem konsinyasi yang ditawarkan oleh supplier teri.

Menyangkut modal ini, Bu Futri juga memberikan beberapa alternatif untuk memperoleh modal seperti memakai uang tabungan, menggadaikan barang berharga, menjual aset yang mungkin kita punya, meminjam uang pada keluarga, mencari investasi dan bekerjasama dengan teman. Hal terakhir nih yang mamak lakukan saat usaha teri mulai berkembang pesat dan membutuhkan dana besar karena penjualan teri telah sampai beberapa negara tetangga seperti Hongkong, Bangkok, Singapore, Brunei dan Qatar.

Teri Crispy tak lagi bisa dijalankan dengan santai dan semaunya, kelengkapan perijinan usaha dan administrasi harus dipenuhi dan ini memerlukan dana yang lumayan besar. Mamak pun mencari investor dan teman yang mampu untuk diajak bekerjasama. Karena masalah modal dan beberapa masalah lainnya, mamak pun memilih untuk menyerahkan usaha teri crispy ke partner bisnis mamak. Lebih tepatnya sih “menjual” usaha teri crispy. Sebuah keputusan yang disayangkan banyak pihak tapi mamak merasa tidak bisa lagi untuk mengelola teri crispy yang telah memiliki badan hukum yang sah dan memiliki tempat produksi di Madura dan Surabaya. Mamak memilih memulai usaha yang baru dengan modal uang hasil menjual usaha teri crispy. Yepp, mamak membuka gerai kebab nona dari hasil teri crispy.

5. Executed (Action)
Sebagus apapun business plan yang telah dibuat, jika tidak dilakukan, ya sama saja bohong. Bu Futri menekankan pentingnya mengexecuted ide-ide usaha yang dimiliki saat usia masih muda. Maksud Bu Futri, jangan lagi menunda-nunda untuk memiliki usaha sendiri mumpung masih usia produktif.  Mamak setuju banget.

Berdasarkan pengalaman mamak sih, perencanaan dan persiapan usaha itu sangat penting tapi lebih penting lagi berani untuk memulai. Karena setelah usaha dimulai, kita akan terus dapat memperbaiki langkah-langkah usaha kita. Memperbaiki strategi bisnis dan marketing yang kita jalankan sambil tetap menjalankan usaha. Kemungkinan untuk berhasil pun selalu terbuka. Tapi kalau punya ide dan rencana usaha sekeren apapun namun ngga dijalankan, ya peluang untuk berhasil pun tak ada. Karena hanya sebatas ide saja.

Kita pun tak harus kog menjalankan usaha sendiri. Saat ini mamak menekuni usaha kebab secara online dan offline dan bukan mamak yang menjalankan operasionalnya secara langsung. Teman mamak yang jalanin, mamak pegang pemasaran secara online saja. Itu pun hanya sebatas mengelola akun sosial media yang dipakai sebagai tempat promosi dan memperkenalkan produk ke masyarakat luas. So far, semuanya berjalan lancar dan mamak menikmati menjadi seorang blogger sekaligus penjual kebab.

6. Inovasi
Bu Futri menekankan bahwa seorang mompreneur harus terus kreatif dan mampu berinovasi. Seperti yang dilakukan oleh Bu Futri. Meskipun telah memiliki berbagai jenis usaha, Bu Futri terus melakukan inovasi. Inovasi terbarunya adalah mendirikan Z Beauty. Z Beauty adalah pelayanan perawatan kecantikan yang melayani panggilan ke rumah customer. Pelayanan perawatan kecantikan yang diberikan pun bukan yang biasa di lakukan di rumah pelanggan. Z Beauty memberikan perawatan kecantikan yang biasa dilakukan di salon. Inovasi dibidang kecantikan yang memudahkan pelanggan memperoleh layanan tanpa harus ribet ke salon. Ide kreatif yang memiliki peluang bisnis yang tinggi.

Mamak juga melakukan inovasi dalam bidang kuliner eaaaaa inovasi nih yeee hahahaha. Mamak membuat kebab dengan varian isi yang belum banyak dijumpai di pasaran. Kebab isi mozarella dan kebab isi buah. Kebab Nona yang mamak produksi semua bahannya dibuat secara home made kecuali mayonaise-nya yang dipesan khusus di pabrik melalui jasa suplier.

Kulit kebab yang mamak jual memiliki tekstur lembut dan memiliki citra rasa sedikit manis. Penambahan rasa agak manis ini berdasarkan survey pasar yang mamak lakukan. Karena target market mamak adalah ibu rumah tangga yang memiliki anak usia sekolah, dan ternyata anak-anak suka dengan rasa kulit kebab yang agak manis. Hal ini terlihat dari lebih banyaknya permintaan pesanan kebab dengan kulit yang berasa manis daripada kebab dengan kulit yang berasa asin. Berbekal hasil survey kecil-kecilan yang mamak lakukan ini, Kebab Nona pun menyasar kantin-kantin sekolah dan ibu rumah tangga yang memiliki anak usia balita dan anak sekolah tapi tak punya waktu banyak untuk menyiapkan bekal snack sehat untuk buah hatinya.

6. Memisahkan keuangan usaha dan pribadi
Mengatur keuangan dengan tepat merupakan hal crusial yang sangat menentukan keberhasilan sebuah usaha. Jangan pernah mencampur adukkan uang usaha dan uang pribadi. Banyak usaha besar yang akhirnya runtuh disebabkan ketidakmampuan untuk mengelola keuangan. Biasakan membuat budgeting dan pos pos pengeluaran menurut kebutuhan yang kita perlukan.

Dalam mengelola dan mengatur keuangan, kita harus mampu membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Sering banget terjadi, kita terjebak antara keinginan dan kebutuhan sehingga membuat pengeluaran menjadi besar dan tak terkendali. Mamak membiasakan membuat rekening berbeda untuk aktivitas keuangan blogging, usaha dan rumah tangga/pribadi. Membuat rekening sesuai dengan kebutuhan kita, juga dianjurkan oleh Bu Futri.

Selain dapat menggunakan nomer rekening yang berbeda, kita juga dapat membagi-bagi pos-pos pengeluaran kita dengan menggunakan beberapa amplop yang kita beri keterangan di bagian depan amplop. Contohnya: amplop – amplop itu diberi tulisan uang tabungan, belanja bulanan, uang harian, sedekah, biaya tak terduga, dan lain-lain. Biaya tak terduga ini wajib ada untuk mengantisipasi biaya yang tiba-tiba nongol dan tidak bisa diprediksi seperti biaya yang harus kita keluarkan saat membezuk teman atau kerabat yang sakit. Dengan adanya pos biaya tak terduga, kita menghindari “asal comot” uang dari pos biaya yang lain sehingga keuangan kita pun tetap berjalan sesuai alurnya dan disiplin.

Biasakan membayar lunas semua kewajiban kita sesaat setelah kita menerima penghasilan (fee). Penghasilan yang kita terima harus kita bagi menjadi 3 pos besar yaitu pos untuk kebutuhan sehari-hari sebanyak 50%, tabungan 30% dan 20% untuk kebutuhan tak terduga dan rekreasi. Begitupun dalam mengelola keuangan usaha. Harus dibagi-bagi dalam beberapa pos termasuk pos investasi. Jangan lupa untuk selalu menyisihkan minimal 2,5% dari penghasilan yang kita dapat untuk bersedekah atau berinfaq.

Agar berhasil dalam mengatur keuangan usaha maupun keluarga, salah satu kuncinya adalah disiplin dan bijaksana dalam menggunakan uang. Disiplin dalam menggunakan uang dan mendahulukan kebutuhan yang penting akan membuat kita terhindar dari pemborosan.

Satu hal penting nih yang sempat terlupa untuk mamak ungkapkan. Berdasarkan pengalaman mamak menjalani usaha kuliner selama kurang lebih 4 tahun terakhir, tidak boleh mudah “baper” dan gampang menyerah. Baru kena masalah sedikit saja eh sudah pengen melambaikan bendera putih. Ditolak saat menawarkan produk, eh langsung ciut. Buang deh semua perasaan yang bisa bikin “mood berjuang” menjadi hilang. Tapi jangan terlalu yakin  juga bahwa usaha kita pasti akan berhasil. Optimis boleh tapi jangan sampai over dosis. Jalani saja sebaik-baiknya, lakukan terus koreksi dan siap membuka diri untuk segala macam saran kritik bahkan caci maki yang mungkin mampir. Intinya mah jadi mompreneur itu kudu setrong wkwkwk. Iya, serius…harus kuat, kuat secara mental dan niat. Jadi apapun halangannya, tetap melangkah menuju tujuan.

Nah, itulah kiat-kiat yang disampaikan Bu Futri jika kita ingin berhasil menjalankan usaha seperti beliau. Ilmu yang sangat berguna, bukan hanya untuk pemula namun juga untuk orang-orang yang sedang mengalami kegalauan dalam usaha. Terimakasih Bu Futri dan Komunitas ISB.

6 Comments

  1. Ngga yg enaknya doang sih sbnrnya cm mungkin krn menjalaninya dengan "hati" jd ya terlihat seperti enak terus. Cm memang sih ada yg hrs ditambahin, punya usaha itu hrs konsisten dan ngga mudah menyerah. Tambahin ahhhh

  2. Setuju maak, mengatur keuangan usaha maupun keluarga itu harus disiplin dan bijaksana dalam menggunakan uangnya agar semua bisa berjalan sukses.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button