KesehatanParentingPendidikan

Kental Manis Bukan Susu

Kental manis bukan susu (dok: google)

Masih teringat dengan jelas dalam benak saya, semasa sekolah, ibu selalu memaksa anak-anaknya untuk minum segelas susu yang terbuat dari beberapa sendok makan kental manis yang diberi air hangat. Ibu selalu memaksa anak-anaknya minum susu sebelum berangkat sekolah dengan keyakinan bahwa susu akan membuat anak-anaknya tumbuh sehat dan kuat. Saat itu, sekitar tahun 1980-1990, susu kental manis atau SKM menjadi pilihan untuk banyak ibu karena produk susu belumlah beraneka ragam seperti sekarang ini. 


Dalam pikiran ibu saya kala itu, kental manis adalah susu. Pemahaman seperti itulah yang tertanam dalam benaknya selama bertahun-tahun. Wajar sekali jika ibu memiliki pemahaman seperti itu karena iklan di televisi pada saat itu menyebutkan jika kental manis merupakan susu yang bergizi dan baik untuk anak-anak. Padahal faktanya tidaklah seperti itu. Saya sendiri baru menyadari jika kental manis bukanlah susu saat memiliki anak dan memperoleh penjelasan dari dokter anak yang memeriksa tumbuh kembang anak pertama saya.

Saat pertamakali saya menjelaskan pada ibu jika kental manis bukan susu, ibu sempat menyangkalnya. Kata ibu, sejak dulu, kental manis itu ya susu. Di kalengnya saja tertulis susu, begitu kata ibu. Ibu pun memberondong saya dengan rentetan pertanyaan. “Kenapa sekarang menjadi kental manis, dan bukan susu? Apa bedanya dengan susu?” Saya memahami mengapa muncul banyak pertanyaan dalam benak ibu ketika saya mengatakan bila kental manis bukanlah susu. Jangankan ibu, pada saat pertamakali memperoleh penjelasan mengenai fakta kental manis bukan susu, saya pun memiliki banyak pertanyaan.


Saya yakin ibu saya tidak sendiri, di luaran sana pasti masih banyak ibu-ibu yang belum mengetahui fakta seputar kental manis bukan susu. Dan masih banyak yang beranggapan jika kental manis adalah susu yang mengandung nutrisi yang diperlukan anak dalam masa pertumbuhan. Hingga harus diminum rutin. Padahal pemikiran tersebut merupakan sebuah kekeliruan.

Persepsi Masyarakat Seputar Kental Manis

Webinar YAICI dan HIMPAUDI

Seperti yang saya bilang, ibu saya bukanlah satu-satunya orang yang selama puluhan tahun beranggapan jika kental manis adalah susu. Berdasarkan survey dan penelitian yang dilakukan oleh berbagai lembaga, masih cukup banyak masyarakat yang belum mengetahui jika kental manis bukanlah susu. Kental manis bukan susu karena kental manis lebih banyak mengandung gula dan minim nutrisi.

Tambahan informasi mengenai persepsi masyarakat tentang kental manis dan penjelasan lebih detil lagi seputar kental manis, saya peroleh melalui webinar yang diadakan oleh YAICI (Yayasan Abhipraya Insan Cendikia) dan HIMPAUDI dengan tema, “Membangun Kesadaran Gizi Keluarga Mulai Dari Usia Dini”. Webinar yang dilakukan secara online melalui zoom meeting ini diikuti oleh sekitar 400 lebih peserta dari 34 provinsi yang ada di Indonesia.


Webinar ini menghadirkan Kang Maman Suherman, seorang penulis, jurnalis dan sahabat literasi sebagai moderator dengan narasumber Arif Hidayat SE,MM (Ketua Harian YAICI), Prof.dr.Ir. Netty Herawaty M.Si (Ketua Umum PP HIMPAUDI) dan dr. Moretta Damayanti, SpA(K), M. Kes (UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI). 

Mas Arif mengatakan, berdasarkan survey yang dilakukan di beberapa kota di tanah air pada tahun 2018-2019, persentase ibu yang memiliki persepsi bahwa kental manis adalah susu yang layak dikonsumsi setiap hari oleh anak-anak, mencapai 75% lebih. Masih banyaknya orang tua yang memberikan kental manis sebagai susu untuk anaknya dikarenakan kental manis mudah diperoleh dengan harga sangat terjangkau. Hampir di semua daerah, faktor ekonomi keluarga menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas gizi dan kesehatan keluarga. Menurut penelitian yang dilakukan oleh YAICI, 1 dari 4 anak Indonesia minum kental manis setiap hari. Artinya cukup banyak anak Indonesia yang mengonsumsi gula berlebih setiap hari yang dapat membahayakan kesehatannya di masa depan.

Hasil survey


Beberapa survey yang dilakukan juga menunjukkan jika pemahaman seputar kental manis bukan susu dapat dibilang masih rendah. Hal ini disebabkan karena adanya informasi yang kurang tepat bahkan cenderung keliru yang disampaikan oleh iklan kental manis yang beredar di televisi, media massa termasuk sosial media. Iklan-iklan tersebut menyebutkan jika kental manis adalah susu bernutrisi yang membantu tumbuh kembang anak. Selama hampir 1 abad iklan kental manis mendoktrin pemikiran masyarakat.

Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan, kental manis bukanlah susu karena kental manis mengandung lebih banyak gula daripada susu. Kental manis memiliki kadar gula yang tinggi sehingga tidak bisa dikategorikan sebagai produk susu bernutrisi yang bisa dikonsumsi setiap hari oleh anggota keluarga terutama anak-anak. Kandungan gula yang sangat tinggi pada kental manis tidak bisa menjadikan kental manis sebagai minuman sehat bernutrisi untuk keluarga. Kental manis dapat disajikan sebagai topping atau olesan tapi tidak sebagai minuman susu.

Kental manis tidak bisa dikonsumsi rutin karena kandungan gulanya yang tinggi dapat memicu penyakit diabetes, karies pada gigi anak, obesitas dan penyakit metabolisme lainnya. Kental manis ini tidak boleh dikonsumsi untuk anak di bawah 1 tahun dan kental manis bukan susu pertumbuhan. Kekeliruan persepsi masyarakat seputar kental manis harus sesegera mungkin diluruskan melalui edukasi dan informasi yang benar tentang kental manis. 

Fakta seputar kental manis

Badan POM RI pada tahun 2018 juga telah mengeluarkan edaran yang mengatur label dan iklan produk kental manis. Produk kental manis dilarang menampilkan anak-anak berusia kurang dari lima tahun dalam bentuk iklan televisi, maupun iklan lainnya. Produk kental manis juga dilarang memvisualisasikan produknya dengan produk susu lain yang setara sebagai pelengkap gizi karena kental manis mengandung sedikit sekali nutrisi. Kental manis lebih tepat disebut sebagai sirup dengan rasa susu. Selain itu, produk kental manis dilarang memvisualisasikan gambar susu cair atau susu dalam gelas dan disajikan dengan cara diseduh atau dikonsumsi sebagai minuman. Hal ini dilakukan untuk meluruskan persepsi masyarakat tentang kental manis.


Kental manis dapat dikonsumsi sebagai pelengkap makanan atau minuman tapi bukan sebagai susu yang dapat dikonsumsi rutin setiap hari. Mas Arif menambahkan jika persepsi masyarakat tentang kental manis tidak diluruskan atau masyarakat tidak memperoleh informasi yang benar mengenai fakta seputar kental manis, hal ini akan memengaruhi kondisi gizi keluarga terutama anak-anak. Maka tidaklah mengherankan bila hingga hari ini stunting dan gizi buruk masih menghantui tumbuh kembang anak Indonesia.


Masalah Gizi Pada Anak Usia Dini

Masalah gizi pada anak usia dini

Untuk dapat mewujudkan generasi penerus yang sehat diperlukan upaya untuk membangun kesadaran gizi keluarga mulai dari usia dini. Karena itu perlu diketahui masalah gizi pada anak usia dini dan informasi yang tepat mengenai gizi untuk anak usia dini. Masalah gizi yang terjadi pada anak usia dini meliputi:

– 20% ke sekolah tidak sarapan;

– 20% anak usia dini memiliki kebiasaan makan kurang dari 3 kali sehari;

– 20% anak usia dini mengalami under weigjt;

– 1 dari 3 anak usia dini mengalami stunting;

– 10% anak usia dini memiliki berat badan berlebih (over weight);

– mutu konsumsi 


Untuk mengatasi masalah gizi pada anak usia dini, dr. Moretta menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Hal tersebut mencakup periode pemberian makan anak, syarat dan komposisi makan anak, penerapan aturan makan untuk anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang, dan pemilihan jenis susu yang tepat untuk anak usia dini. Periode pemberian makan pada anak diawali dengan pemberian ASI eksklusif pada saat anak berusia 0-6 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping ASI (Mpasi) pada usia 6-11 bulan, dilanjutkan dengan ASI dan MPASI transisi ke makanan keluarga pada usia 12-23 bulan. Pada usia 24 bulan ke atas, anak sudah diberikan makanan keluarga.


dr. Moretta menerangkan, anak harus dibiasakan memiliki jadwal makan yang teratur dan proses makan tidak lebih dari 30 menit. Anak-anak harus diperkenalkan dengan beragam variasi makanan sedari dini. Makanan yang dikonsumsi anak harus mengandung komposisi gizi yang lengkap dan seimbang. Sehingga dapat meminimalisir kekurangan gizi atau kelebihan gizi. Makanan anak harus mengandung karbohidrat, protein, sayur, lemak, dan buah-buahan. Nutrisi yang seimbang akan membuat anak tumbuh sehat dan anak memperoleh asupan gizi sesuai yang dibutuhkannya. Anak-anak sejak dini harus diperhatikan asupan gizinya, jangan sampai kelebihan atau kekurangan gula, garam dan lemak. Kekurangan asupan gizi akan mengakibatkan anak memiliki sistem imun tubuh yang lemah.


Untuk pemberian susu pada anak usia dini, orangtua harus mengetahui terlebih dulu kandungan gizi dan nutrisi dalam sebuah kemasan produk susu sebelum diberikan pada anak. Susu yang dapat diberikan pada anak terutama berasal dari susu sapi tapi bisa juga berasal dari susu soya atau susu kambing. Susu yang dikonsumsi oleh anak usia dini haruslah mengandung vitamin, mineral, karbohidrat, protein dan lemak yang sangat diperlukan sebagai sumber energi, zat pembangun tubuh dan kekebalan tubuh. Karena itu penting sekali untuk mengetahui komposisi yang terkandung dalam sebuah kemasan produk susu untuk memastikan anak memperoleh nutrisi yang sesuai dengan tumbuh kembangnya.


Ibu Netty dalam webinar tersebut menjelaskan PAUD memiliki tema “AKU” yang mendidik anak mengenal dirinya sendiri dan mampu membaca pesan tubuhnya serta memenuhi pesan tubuhnya dengan cerdas dan spiritual. Bukan hanya orang tua yang memiliki peran besar dalam mengenalkan hal-hal baik pada anak usia dini termasuk memperkenalkan makanan bergizi, guru PAUD juga memiliki peranan dan tanggung jawab yang cukup besar dalam mengenalkan makanan bergizi pada anak usia dini. 


Guru PAUD memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk mengenalkan jenis-jenis makanan bergizi, gaya hidup sehat dan kebiasaan makan yang teratur dan sesuai adab makan. Bu Netty menegaskan jika guru PAUD harus melakukan semua kebiasaan baik agar dapat menjadi teladan bagi siswa siswinya. PAUD merupakan tempat bagi anak-anak untuk belajar hal-hal mendasar dalam kehidupannya. Karena sifat anak sebagai peniru ulung maka sudah seharusnya guru dan orang tua memberikan contoh dan teladan yang baik untuk anak-anak. Jika sedari dini, anak-anak telah memiliki kesadaran dan pemahaman yang benar mengenai makanan bergizi dan nutrisi seimbang yang diperlukan oleh tubuhnya, masalah gizi pada anak pasti akan lebih cepat teratasi.

Tema AKU pada pendidikan anak usia dini





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button