KesehatanParenting

Jadilah Ibu Milenial Yang Sadar Gizi

Mba Kristin dari Komunitas Kopi, Kebaya dan Buku

Hai hai jumpa lagi dengan Emak milenial bersama rumpian terbarunya seputar gizi seimbang untuk anak. Sebagai Emak milenial harus ngerti dong apakah itu gizi seimbang untuk anak. Jangan hanya mahir main sosial media saja tapi kudu paham juga tentang gizi seimbang untuk anak.

Anak adalah masa depan bangsa. Ditangan merekalah nasib bangsa ini dipegang. Apa jadinya negeri ini jika generasi penerusnya loyo, bodoh karena kurang gizi dan tidak tumbuh optimal. Ibu-lah yang memegang peranan penting dalam pemenuhan asupan gizi pada anak. Karena itu ibu-ibu zaman sekarang atau emak-emak milenial harus mempunyai pemahaman yang benar dan mendalam mengenai asupan gizi yang diperlukan oleh putra putrinya terutama pada usia emas atau seribu hari pertama masa pertumbuhan.

Emak sendiri sering miris lho sambil meringis menyaksikan emak-emak milenial yang saking sibuknya berselancar di dunia maya eh sampai enggak sempat memasak makanan sehat dan bergizi untuk keluarganya. Bahkan ada yang mengambil jalan pintas supaya pekerjaan domestiknya cepat selesai, si emak milenial ini hampir setiap hari menyajikan makanan cepat saji untuk keluarganya terutama untuk buah hatinya. Nugget, sossis, mie instan menjadi menu utama keluarganya. Duh, sedih yak?!

Apalagi dizaman milenial seperti sekarang ini, semuanya serba praktis. Malas masak langsung deh pesan delivery order makanan. Tapi lagi-lagi nih muncul pertanyaan, sudah tepatkah asupan nutrisi yang terkandung dalam makanan instan/cepat saji tersebut untuk kebutuhan tumbuh kembang anak? Terjaminkah kebersihan, kualitas dan komposisi bahan yang digunakan serta kebersihan makanan yang dibeli? Tetap saja makanan yang dimasak sendiri oleh ibu adalah makanan terbaik bagi anak-anaknya karena dibuat dengan cinta eaaaa.

Berbicara tentang gizi, pastinya menyinggung pula tentang peran si ibu dalam memberikan makanan dan minuman pada anak. Ibulah yang bertanggung jawab terhadap asupan gizi keluarga. Nah supaya keluarga tercinta memperoleh asupan gizi seimbang dan dapat tumbuh sehat secara optimal, ibu haruslah cerdas dan melek gizi. Pemahaman ibu tentang gizi seimbang yang sangat diperlukan untuk tumbuh kembang optimal haruslah memadai. Si ibu harus tahu makanan dan minuman apa yang baik dan harus dikonsumsi oleh anak dan seluruh anggota keluarga.

Beruntung sekali, beberapa waktu lalu, Emak mendapatkan kesempatan menghadiri Blogger Meeting bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendikia (YAICI) dan Komunitas Kopi, Kebaya dan Buku (KKB) di Balai Sarwono, Jakarta Selatan. Tema Blogger Meeting tersebut adalah membicarakan tentang menjadi ibu yang melek gizi untuk mewujudkan generasi emas 2045. Pembahasan yang sangat bermanfaat untuk Emak milenial seperti emak ini wkwkwk.

Ibu Cerdas Anak Berkualitas

Pembahasan pertama disampaikan oleh DR.IR. Dwi Hastuti, MSC mengenai “Ibu Cerdas Anak Berkualitas”. Ibu Dwi menjelaskan bahwa ibu harus mampu menjadi pembimbing dan pelatih bagi anak dalam proses pembelajaran pertama dalam kehidupannya. Anak memperoleh pembelajaran pertamanya melalui proses makan dan ini diawali dari proses menyusui. Proses menyusui merupakan proses awal anak belajar makan.

Bu Dwi Hastuti

Ibu harus mampu menjadikan “makan” menjadi suatu proses belajar yang menyenangkan. Banyak anak tidak berhasil melewati “makan” sebagai proses belajar yang menyenangkan. Ibu-ibu cenderung memaksakan anak-anak untuk makan makanan yang telah dia siapkan tanpa mengajak anak-anaknya tersebut untuk berdiskusi dan belajar memilih apa yang mereka inginkan. Anak dipaksa makan makanan yang tidak mereka sukai. Disinilah makan menjadi salah satu momen menakutkan bagi anak.

Tabula Rasa Teori yaitu memberikan kesempatan pada anak untuk melihat yang baik, berpikir yang baik sehingga tersimpan hal-hal yang baik saja dalam pikirannya. Perlihatkan informasi dan pengetahuan tentang hal baik serta berikan pengalaman tentang memilih makanan”.

Anak memerlukan teladan dan contoh yang patut ditiru. Anak merupakan peniru ulung karena itu orangtua terutama ibu harus mampu memberikan contoh yang baik bagi si anak termasuk dalam hal makan. Jangan sampai terjadi seperti ini, si anak dipaksa makan sayur, ikan dan buah tapi si ibu tidak pernah mencontohkan makan sayur, ikan dan buah.

Sebagai emak milenial harus dapat melatih anak supaya terbiasa menyantap makanan dan minuman bergizi. Menanamkan kesadaran dan pemahaman mengenai makanan dan minuman apa saja yang baik dan tidak baik dikonsumsi. Anak harus dibiasakan makan sesuai dengan adab makan yang benar.

Adab makan adalah makan dengan posisi duduk dan tenang. Menghabiskan makanan sesuai porsinya dan menghindari makan sambil banyak bicara, bercanda bahkan sambil jalan-jalan. Makan diawali dan diakhiri dengan berdoa. Menghabiskan makanan tanpa sisa.

Sayangnya masih banyak orang tua terutama ibu yang gagal menerapkan adab makan pada buah hatinya apalagi jika proses pengasuhan anak dilakukan oleh asisten rumah tangga. Sangat sulit menerapkan tata cara makan sebagaimana mestinya. Disinilah ibu memegang peranan yang sangat besar.

Melatih anak jauh lebih baik daripada sekedar mengajarkan anak. Latihlah dan biasakanlah anak untuk menyantap makanan sehat dengan gizi seimbang. Makan adalah proses pertama anak belajar memilih. Jadikan proses belajar pertama ini menjadi saat-saat yang menyenangkan. Berikan anak latihan untuk memilih mana yang baik dan tanyakan alasannya kenapa dia memilih pilihannya tersebut.

Biasakan memberikan penjelasan yang masuk akal untuk semua tindakan yang kita lakukan. Seperti menjelaskan mengapa kita harus makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Berikan contohnya beserta dampak baik buruknya. Jadilah ibu sekaligus sahabat bagi anak.


Di zaman milenial saat ini, sumber belajar anak menjadi luas. Dunia seputar anak tak lagi hanya dunia nyata. Anak belajar dari media massa, aneka aplikasi, teknologi komunikasi massa, belajar dari orang tua /guru atau lingkungan sekitar. Anak juga belajar dari sosial media. Dan inilah yang patut menjadi perhatian untuk orang tua terutama ibu.

Anak yang berhasil melewati proses belajar pertamanya akan menjadi pribadi yang mampu memilih dan menentukan hal-hal yang baik dalam hidupnya. Membiasakan hal-hal baik pada anak memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Orangtua harus membiasakan memberikan penjelasan pada anak melalui cerita atau contoh dampak baik buruknya. Dengarlah semua cerita anak dan jangan pernah memaksakan apapun pada anak. Berilah anak-anak kenyamanan dan keleluasaan untuk bertindak.

Gizi Cerdas Untuk Bayi Dan Anak

Pembahasan yang kedua disampaikan oleh Bapak Dodik Briawan, Seafast Center IPB 2017.  Pak Dodik memaparkan mengenai gizi untuk bayi dan anak. Sebelumnya akan Emak jelaskan dulu yak mengenai gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal.

Gizi seimbang digambarkan dalam bentuk piramida yang dikenal dengan sebutan Tumpeng Gizi Seimbang (TGS). TGS ini dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan manula) dan sesuai pula dengan keadaan kesehatan (hamil, menyusui, sakit atau sedang melakukan aktivitas fisik). TGS yang terdiri dari potongan-potongan komposisi makanan tersebut dialasi oleh air putih yang merupakan bagian essensial untuk hidup sehat dan aktif.

Tumpeng Gizi Seimbang

Gizi untuk bayi dan anak berbeda-beda kebutuhannya sesuai dengan usianya. Pemberian jumlah makanannya pun berbeda-beda pula. Seperti anak bayi usia 6-9 bulan pasti beda dong porsi makanannya dengan usia 12-18bln. Jumlah asupan gizi yang dibutuhkan sesuai dengan usia si anak.

Pangan yang beragam merupakan sumber energi, protein, vitamin, lemak dan karbohidrat. Kebutuhan gizi pada anak sifatnya adalah sekarang dan tidak dapat digantikan. Jika bayi atau anak mengalami kurang gizi maka akan berdampak persisten hingga dewasa.

Di Indonesia masih banyak terjadi kondisi anak dengan berat badan kurang, mengalami gizi buruk dan memiliki postur tubuh “kate” atau stunting. Kondisi seperti ini disebabkan karena bayi atau anak tersebut tidak terpenuhi gizinya secara seimbang.

Emak milenial harus jago dong menyajikan makanan dengan komposisi gizi seimbamg untuk buah hatinya? Dalam sepiring nasi harus tersedia sayur, lauk berprotein dan buah. Jangan lupa susu. Untuk emak milenial yang memiliki anak usia m-pasi, saat ini merupakan saat yang penting untuk memperkenalkan berbagai jenis rasa dan varian makanan. Biarkan anak memilih makanannya sendiri dan biasakan anak makan makanannya sendiri.

Blogger meeting ditutup oleh penjelasan Natalya mengenai Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan perlindungan terhadap konsumen. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia merupakan lembaga yang melindungi hak-hak konsumen untuk mendapatkan jaminan atas pelayanan dan kualitas produk atau jasa.
Inilah uraiannya:

Hak-hak konsumen yang dilindungi oleh YLKI adalah sebagai berikut:

Oh ya mengenai hak konsumen yang berkaitan dengan informasi seputar dunia kesehatan dan iklan yang terkadang menjerumuskan masyarakat, Emak pernah menulisnya DISINI. Termasuk iklan susu kental manis. Masyarakat kita terutama ibu-ibu masih banyak yang tidak tahu kalau susu kental manis itu bukan minuman susu. SKM tidak baik dikonsumsi anak usia balita karena banyak mengandung gula dan lemak. Sayangnya edukasi mengenai SKM bukan susu, belumlah banyak dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga kesehatan.

Mba Natalya membenarkan bahwa SKM bukanlah susu. Dari komposisi bahannya, SKM mengandung banyak gula. SKM cocok sebagai campuran kopi, roti atau untuk masakan. Mba Natalya mengingatkan supaya kita sebagai konsumen harus jeli dan teliti memeriksa kondisi barang sebelum digunakan. Usahakan cek lebih dulu expired date, komposisi bahan, kandungan yang terdapat didalamnya serta label halal MUI. Jadilah konsumen yang cerdas dan teliti.

Hidup di jaman milenial seperti ini dan sebagai emak milenial mau enggak mau harus membuat Emak untuk selalu belajar, belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang ada. Emak harus mempersiapkan fisik dan psikis anak-anak Emak supaya siap menjadi generasi emas 2045.
#savegenerasiemas2045


Mba Natalya dari YLKI






21 Comments

  1. Ayo kita mulai menjadi ibu cerdas, jangan lagi stok SKM dirumah, apalagi makanan dengan kandungan gula dan garam berlebih.
    Agar kita bisa memiliki generasi emas di tahun 2045

  2. Jadi ibu itu hrs selalu mau belajar, belajar dan terus belajar. Apalagi ilmu ttg anak2 dan nutrisi yg dibutuhkannya. Hrs sll upgrade.

  3. Ini nih kesalahan yg sering terjadi dalam proses makan. Pembiasaan mkn sesuai adabnya. Yg penting anak mau mkn jdnya sering dibiarkan mkn sambil jln2 atau sambil main

  4. Si Neng harus banget ini baca spy bisa jd bini cerdas dan ibu melek gizi. Jgn sampai anak dan suaminya dikasih mie instan mulu wkwkwk

  5. Suka sama judulnya deh aku, hehe…jadi Ibu Milenial selain melek medsos kudu wajib melek Gizi juga demi anak2 yang sehat dan tumbuh kembang optimal efeknya Indonesai akan lebih maju dengan generasi yang lebih sehat 🙂 Berbicara mengenai gizi emang tak ada habisnya ya mba, karena banyak yang dipelajari. Aku tertarik mengenai adab makanan dan SKM, karena masih bnyak orangtua yang memberi makan anaknya sambil lelarian takutnya jadi kebiasaan 🙁

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button