Negara kita mengenal semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Bhinneka Tunggal Ika bermakna bahwa meskipun bangsa Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda-beda namun merupakan satu kesatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman itu bukanlah suatu perbedaan yang saling bertentangan namun justru harus saling bersinergi yang pada akhirnya akan memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Bhinneka Tunggal Ika merupakan dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Perwujudan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai, menghormati perbedaan yang ada dalam masyarakat tanpa memandang suku bangsa, agama, adat istiadat, bahasa, golongan, warna kulit dan status sosial. Semua rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai rakyat Indonesia.
Menghormati perbedaan dan menghargai keberagaman yang ada merupakan salah satu kunci yang harus dimiliki untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa kita. Yang terpenting dalam hidup bernegara dan bermasyarakat adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati. Artinya adalah kita harus mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa diatas semua perbedaan yang ada.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, semua WNI harus membuang jauh-jauh sikap mementingkan dirinya sendiri dan golongannya/daerahnya sendiri dan peduli serta mengutamakan kepentingan bersama. Kepentingan bersama harus diutamakan daripada kepentingan pribadi. Berkaitan dengan keanekaragaman yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia, Polda Metro Jaya mengadakan acara Buka Bersama dengan puluhan anak dari Komunitas Pecinta POLRI, netizen dan media serta dihadiri oleh tokoh lintas agama.
Acara buka bersama ini dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2010 di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Hadir dalam acara buka bersama tersebut Bapak Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Purwadi Arianto, tokoh lintas agama, media dan netizen (blogger dan vlogger) serta anak-anak komunitas pecinta POLRI yang pada acara tersebut, menerima santunan dari Polda. Sayangnya, Pak Kapolda berhalangan hadir karena harus menghadiri pertemuan di kediaman Bapak Kapolri.
|
Lokasi Buka Bersama Polda Metro Jaya, Media dan Netizen |
Pak Kapolda menitipkan pesannya melalui surat tertulis yang dibacakan oleh Wakapolda. Isi pesan Kapolda adalah supaya di bulan Suci ini, media dan netizen dapat ikut menjaga keberkahan Ramadan melalui postingan yang menenangkan, menyejukkan dan selalu menyebarkan berita baik. Pak Kapolda menghimbau media dan netizen untuk selalu menjaga keutuhan NKRI ini dengan tidak memposting berita hoax dan meresahkan. Apalagi kondisi masyarakat kita yang beranekaragam, sangat besar sekali kemungkinannya untuk tercipta konflik. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa melalui tindakan saling menghargai dan hormatilah perbedaan yang ada.
Di era serba digital ini, berita negatif dan tidak benar, banyak sekali berseliweran memenuhi akun sosial media yang ada dan hal ini dapat menjadi salah satu penyebab perpecahan. Kehadiran tokoh lintas agama dalam acara bukber bersama Polda ini merupakan simbol pencerminan kerukunan umat beragama di Indonesia. Kelima tokoh lintas agama yang hadir dalam acara tersebut, adalah: Pendeta Datulan Sembiring, Biksu Syailendra Virya, Romo RD Aloysius Tri Harjono, Pedande/Gede Nyenengin dan H. Muhammad Ali. Kelima tokoh tersebut membacakan naskah bersama yang berisi
kebulatan tekad untuk selalu menjaga keutuhan dan persatuan bangsa ini.
|
Wakapolda Metro Jaya dan Kelima Tokoh Lintas Agama |
Kapolda beserta jajarannya sangat berharap terjalin persaudaraan yang erat antara Polisi, media dan netizen sehingga dapat terus mendukung kinerja Polri khususnya Polda Metro Jaya dalam mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban di masyarakat. Tak lupa Kapolda berpesan untuk tidak mudah percaya pada konten negatif yang beredar di dunia maya karena hal tersebut dapat menyebabkan fitnah yang pada akhirnya dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa. Media dan netizen harus mampu menghormati dan menghargai perbedaan yang ada demi keutuhan NKRI. NKRI Harga Mati.
Wakapolda pada kesempatan tersebut mengajak para media dan netizen untuk rajin mengisi konten positif. Termasuk pula mengajak media dan netizen untuk ikut serta dalam lomba sosial media yang digelar oleh Polda. Hadiah yang ditawarkan adalah motor, kamera dan smartphone dan masih ada lagi yang lain. Bukan hanya itu saja, pemenang akan diajak berkeliling naik helikopter oleh tim Polda Metro Jaya. Adapun syarat dan mekanisme lombanya adalah sebagai berikut:
Senang sekali melihat keakraban yang terjalin di acara ini, semoga masyarakat Indonesia semakin cerdas dalam membuat konten apapun di media sosial.