Lifestyle

Halal Bihalal PT. MRT Jakarta, Untuk Jakarta Yang Lebih Baik

Hai semua, apa kabar? Mohon maaf lahir batin yak. Alhamdulillah kondisi Emak saat ini semakin membaik. Kaki dan tangan sudah dapat diajak kerjasama lagi. Oh ya kemarin, tanggal 5 Juli 2017, Emak diundang oleh Komunitas Indonesian Sosial Blogpreneur ke acara Halal Bihalal PT. MRT sekaligus Temu Jurnalis dan Blogger. Wah, senang hati Emak karena enggak nyangka dapat ikut acara ini. Ini adalah acara pertama yang Emak hadiri setelah beberapa pekan melakukan perawatan cidera kaki dan tangan kanan yang cukup serius. Emak sangat antusias dengan acara Temu Jurnalis dan Blogger yang diadakan oleh PT. MRT ini karena Emak sama sekali buta tentang MRT. Acara Temu Jurnalis dan Blogger ini dilaksanakan di Restoran Bakoel Koffie yang berlokasi di Jalan Cikini 2 Jakarta Pusat. Beruntung sich, lokasinya mudah ditemukan karena berada tepat di depan Menteng Huis. Acara halal bihalal ini terlebih dulu diawali dengan acara ramah tamah sekaligus makan siang bersama.

Acara Halal Bihalal sekaligus Temu Jurnalis dan Blogger ini dihadiri oleh beberapa media elektronik ternama seperti Liputan 6, Kompas TV dan beberapa jurnalis dari berbagai media lainnya serta rekan-rekan Blogger tentunya. Temu Jurnalis dan Blogger merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh PT. MRT Jakarta namun Temu Jurnalis sekaligus Halal Bihalal ini sedikit istimewa karena dihadiri oleh semua direktur PT. MRT Jakarta. Selain Direktur Utama PT. MRT Jakarta, Bapak William Subandar, hadir pula Bapak Agung Wicaksono (Direktur Operasional), Bapak Tuhiyat (Direktur Keuangan/Pembiayaan) dan Ibu Silvi (Direktur Konstruksi) dalam acara Temu Jurnalis dan Blogger tersebut.

Jajaran Direksi dan Direktur Utama PT. MRT Jakarta

Dalam acara Temu Jurnalis dan Blogger kemarin, Bapak William menjelaskan seputar perkembangan pembangunan konstruksi MRT fase1 dan status pembebasan lahan Stasiun Haji Nawi Jakarta Selatan. Oh ya, mungkin ada yang belum tahu apa sich itu MRT? MRT adalah Mass Rapid Transit Jakarta adalah sebuah sistem transportasi transit cepat yang sedang dibangun di Jakarta. Salah satu model transportasi yang akan hadir di Jakarta untuk menanggulangi masalah transportasi yang diperkirakan akan mencapai kemacetan lalu lintas lengkap pada tahun 2020. Proses pembangunan MRT Jakarta telah dimulai pada tanggal 10-10-2013 dan diperkirakan selesai pada akhir 2018 untuk kemudian beroperasi mulai Maret 2019.

Pak William menyatakan bahwa perkembangan pembangunan konstruksi MRT fase 1 pada akhir Juni 2017 lalu telah mencapai 74,89% sehingga dengan demikian MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI diyakini dapat selesai akhir Desember 2018 dan dapat mulai beroperasi pada Maret 2019. Kemajuan pembangunan konstruksi untuk sisi jalur layang (elevated section) sebesar 62,42% sedangkan untuk sisi jalur bawah tanah (underground section) mencapai 87,48% sehingga total pembangunan mencapai 74,89%.

Selain menjelaskan mengenai perkembangan pembangunan konstruksi MRT, Pak William juga menjelaskan tentang status pembebasan lahan Stasiun Haji Nawi Jakarta Selatan. Terdapat kemajuan dari status pembebasan lahan Stasiun Haji Nawi, dari 136 lahan tinggal tersisa 26 lahan yang sedang menunggu proses pembebasan lahan. PT MRT Jakarta bersama dengan PemProv DKI Jakarta berusaha untuk mengatasi sengketa lahan di Stasiun Haji Nawi secepatnya supaya pembangunan Stasiun dapat sesuai rencana yang dijadwalkan. 26 lahan sengketa tersebut jika tidak secepatnya diselesaikan akan membawa dampak yaitu tiang struktur Stasiun Haji Nawi tidak dapat dikerjakan sehingga stasiun tersebut tidak dapat selesai sesuai jadwal dan akan selesai lebih lama dari stasiun-stasiun MRT lain yang saat ini sedang dibangun juga. Untuk rel kereta yang berada di posisi tengah (median jalan) tetap dapat diselesaikan sesuai jadwal dan dapat digunakan untuk operasi di Maret 2019 nanti.
Kasus sengketa pembebasan lahan Stasiun Haji Nawi masih terus bergulir kasusnya karena PemProv DKI melakukan naik banding setelah pada tanggal 14-6-2017 lalu, Pengadilan Negeri Jakarta mengabulkan sebagian gugatan yang isinya mengharuskan PemProv DKI membayar ganti rugi senilai Rp. 60juta/m.

Dalam acara tersebut, Pak Tuhiyat selaku Direktur Pembiayaan PT. MRT Jakarta menjelaskan bahwa pembiayaan pembangunan MRT Jakarta dibiayai dari anggaran APBD DKI Jakarta dan bantuan dana dari sebuah lembaga bantuan dana Jepang. Diharapkan dana tersebut dapat mencukupi seluruh pembangunan konstruksi MRT Jakarta sesuai rencana yang dibuat. Selain Bapak Direktur pembiayaan yang memberikan penjelasan tentang dana pembangunan konstruksi MRT Jakarta, Pak Agung Wicaksono selaku Direktur Operasional juga menjelaskan mengenai tiket yang akan digunakan dan sistem operasional kereta yang akan dijalankan. Direncanakan, MRT akan diberangkatkan setiap 5 menit sekali pada jam-jam sibuk, hal ini ditujukan untuk menghindari penumpukan penumpang. Setelah jam sibuk usai, MRT akan dioperasikan 10 menit sekali. Hal ini dilakukan untuk keefektivitasan MRT.
Tiket yang akan digunakan akan mirip dengan yang ada di Singapura. Ada vending machine untuk tiketnya sendiri. Secara garis besar, tiket MRT akan terbagi dalam 3 skema. Skema pertama yaitu electronic fare colection yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan tiket MRT dengan memasukan uang dalam mesin. Skema kedua yaitu clearing house dengan pemilikan dari konsorsium operator, ini digunakan untuk membedakan penumpang lanjutan dari transportasi lainnya. Skema ketiga yaitu berupa kerjasama dengan perbankan menggunakan e-money seperti yang telah digunakan di TransJakarta dan commuter line Jabodetabek. Bulan September ini akan diinstal dan akan terintegrasi dengan transportasi lainnya.

Pengelolaan MRT dan pemeliharaan properti disekitar Stasiun MRT harus saling menguntungkan dan terintegrasi satu dengan yang lainnya. MRT diharapkan akan mampu menjadi life style masyarakat Jakarta dan sekitarnya sehingga penggunaan alat trasportasi pribadi akan berkurang jumlah pemakaiannya sehingga lalu lintas Jakarta dapat lebih teratur dan terhindar dari kemacetan lengkap pada 2020.

Ibu Silvi selaku Direktur konstruksi PT MRT Jakarta juga ikut menjelaskan bahwa stasiun MRT telah didesain untuk kenyamanan dan kemudahan para pengguna MRT termasuk untuk kaum disabilitas. Nanti akan ada lift yang memudahkan para kaum dissabilitas. Dalam kereta MRT pun ada beberapa seat bangku yang dikosongkan untuk pemakai kursi roda. Akan ada tanda-tanda atas sinyal sebagai penunjuk yang akan mudahkan kaum dissabilitas dalam menggunakan MRT.

Mendengar penjelasan Direktur Utama beserta Direktur Operasional, Dir.Pembiayaan dan Dir. Konstruksi membuat Emak enggak sabar untuk menikmati MRT. Semoga yak pembangunan MRT Jakarta lancar, tanpa hambatan berarti dan dapat selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

8 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button