Lifestyle
Trik Menata Ruang Kerja Ala Freelancer Moody
Workshop Indonesia Property Expo 2019 |
Saya teringat diawal ngeblog, seorang teman yang berprofesi sebagai content writer pernah berkomentar bahwa saya akan susah survive di dunia blogging karena sifat “moody” yang melekat pada diri saya. Menurutnya, seorang blogger atau penulis, enggak boleh punya sifat “moody” atau tergantung mood.
Menurutnya saya ini tipe orang yang klo moodnya lagi bagus ya hasil tulisannya pun bagus tapi jika mood atau perasaannya lagi jelek ya hancur-hancuran isinya. Dan ini akan menimbulkan masalah antara saya dan si pemberi pekerjaan. Saat itu, saya hanya tertawa saja menanggapinya. Saya sadar banget jika saya ini memang “moody-an” tapi bukan berarti saya tidak profesional dalam bekerja.
Saya memutuskan untuk menjadi seorang freelancer, salah satu alasannya ya karena sifat saya yang mudah berubah suasana hatinya. Saya berpikir dengan menjadi seorang freelancer, saya lebih leluasa mengendalikan diri saya sendiri. Saya bisa mengatur diri saya sendiri dan enggak “makan hati” saat bertentangan dengan keinginan bos wkwkwk.
Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman hidup yang menempa saya, saya mulai dapat mengendalikan sifat “moody” saya. Walaupun menjadi seorang freelancer tetap saja saya harus berhubungan dengan orang lain dan mengerjakan pekerjaan yang dilimpahkan pada saya tepat pada waktunya.
Ternyata menjadi seorang freelancer, membuat saya yang “moody” ini belajar lebih banyak tentang mengatur dan mengendalikan suasana hati. Meskipun hati saya semenit senang, semenit galau, saya harus tetap profesional dan dapat menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu. Tanpa alasan a,i,u,e,o hahahaha.
Untuk mengatasi sifat moody saya agar tak berimbas pada pekerjaan, saya mengatur ruang kerja saya sesuai dengan selera saya. Walau menurut penilaian suami dan anak-anak saya, ruang kerja saya enggak ada rapi-rapinya barang semenit pun tapi saya enjoy berada di ruangan kerja saya.
Trik Mengatur Ruang Kerja Ala Freelancer Moody
Sejujurnya, saya ini orang yang terlalu rajin mengubah tatanan ruang kerja hahaha. Saking rajinnya sampai saya sendiri ngga sempat ngitung dalam sebulan berapa kali posisi “singgasana” menulis saya berpindah tempat hahaha. Terpenting bagi saya, perasaan saya senang saat mengerjakan pekerjaan saya di ruangan kerja saya tersebut. Saya bisa berpikir dan menuangkan ide-ide yang ada dikepala saya ke dalam tulisan dengan lancar.
Sebagai seorang yang mudah berubah suasana hatinya, menata ruang kerja supaya tetap kondisional, bukanlah hal yang mudah. Karena itu saya suka mencari tau tentang tips dan trik menata ruangan dari berbagai sumber. Dan belum lama ini, saya sempat ngepoin juga salah satu acara property yang berkaitan dengan tips dan trik menata ruangan kerja. Acara tersebut yaitu Indonesia Property Expo 2019 di JCC Jakarta Selatan.
Ada satu topik pembahasan workshop simgkat di Indonesia Property Expo 2019 yang menarik perhatian saya. Tema tersebut adalah, “Tips dan Trik Menata Ruang Kerja di Rumah”. Dan kebetulan banget pemateri yang menyampaikan tema tersebut adalah teman saya yang juga seorang blogger, Zata Ligouw.
Menurut Zata, kita bisa memiliki ruang kerja di rumah yang nyaman dan sesuai selera. Namun semua itu butuh kreativitas dan kejelian kita memanfaatkan ruangan yang tersedia. Zata menyarankan untuk terlebih dulu menentukan di sudut mana ruang kerja kita berada. Setelah itu tentukan meja yang ingin digunakan.
Kembali lagi ke saya yang moody-an, selama ini saya tidak pernah meletakkan meja di ruang kerja saya. Saya menggantinya dengan bantal yang cukup besar. Yang terpenting bisa digunakan untuk meletakkan handphone dan ipad. Karena dua alat tersebutlah yang menjadi andalan saya sebagai seorang freelancer.
Jika Zata senang menggunakan mood board, saya lebih suka menggunakan white board yang saya gantungkan didinding untuk menulis jadwal atau menuliskan kalimat motivasi saat mood saya sedang amburadul. Cara ini cukup ampuh diterapkan pada diri saya.
Satu catatan penting yang saya ambil dari workshop yang disampaikan oleh Zata bahwa setiap orang memiliki selera dan tingkat kenyamanan yang berbeda terhadap ruang kerja, karena itu dalam menata ruang kerja dituntut kreativitas masing-masing. Jika Zata menyukai ruang kerja yang tertata rapi, apik dan girly, saya lebih suka ruang kerja yang lapang, tanpa meja, hanya ada satu bantal kotak besar dengan dilengkapi white board dan spidol biru, merah dan hitam.
Sebagai seorang yang moody, untuk menjaga suasana hati tetap terkendali pada saat bekerja, saya memiliki trik menata ruang kerja ala saya, freelancer moody. Namanya juga freelancer, otomatis lebih banyak bekerja di rumah dan kondisi ini memaksa kita untuk lebih pintar berkreasi dalam menata ruang kerja yang bikin betah dan ngga ngerusak mood wkwkwk.
Trik yang selama ini saya lakukan adalah saya selalu mengubah letak tatanan barang-barang atau suasana di ruang kerja dikala perasaan saya mulai tidak stabil. Saya ubah tatanan ruang kerja saya sehingga saya merasa “lebih baik” dan “lebih fresh”. Tak lupa saya letakkan aroma terapi di ruang kerja saya. Aroma terapi membantu mengendalikan mood saya menjadi lebih stabil.
Nah itulah sedikit trik dari saya dalam menata ruang kerja ala freelancer moody. Silahkan ambil yang baik-baiknya dan abaikan yang negatifnya. Sampai jumpa lagi.