Film

Review Film Preman Pensiun, Ini Hanya Sebuah Ulasan

Poster Film Preman Pensiun


 “Kita dipertemukan oleh bisnis. Bisnis yang bagus tapi bukan bisnis yang baik. Bisnis yang sudah lama ada dan masih tetap akan ada setelah kita jauh meninggalkannya”. Kang Bahar (Preman Pensiun)

Sempat bertanya-tanya apa sih maksud dari kalimat diatas yang merupakan kalimat pembuka yang ditampilkan pada awal adegan film Preman Pensiun.  Film garapan rumah produksi MNC Pictures ini bikin mamak penasaran. Mamak sih nebak aja sendiri kalau kalimat diatas merujuk pada aktivitas preman. Karena premanisme telah menjadi sebuah bisnis bagi segelintir orang.
Awalnya sempat pula meragukan apakah cerita film Preman Pensiun dapat tetap mamak ikuti alurnya meski mamak belum pernah sekalipun mengikuti cerita versi sinetronnya. Mamak memang bukan penggemar sinetron, lebih tepatnya sih mamak bukan penonton televisi yang setia. Bisa dibilang jarang banget mamak nonton tayangan acara di televisi. Entah itu serial sinetron, film bahkan acara gossip sekalipun. Bagi mamak, televisi seperti kehilangan pesonanya wkwkwk. Meski hampir tak pernah menyimak acara ditelevisi, mamak tau kalau beberapa tahun lalu sempat booming serial sinetron yang berjudul Preman Pensiun. 
Kang Mus (Epy Kusnandar)
Mamak juga tau kalau sinetron ini dibintangi oleh Didi Petet (Almarhum) dan Epy Kusnandar. Tapi pengetahuan mamak seputar sinetron Preman Pensiun, hanyalah sebatas itu saja.  Hanya sebatas melihat cuplikan ceritanya melintas sesaat ditelevisi. Atau dari cerita ibu-ibu pengantar anak sekolah yang sebagian besar adalah penggemar sinetron Preman Pensiun. Mamak ngga hafal siapa saja nama tokohnya, Mak hanya ingat dua nama yang sering disebut oleh penggemar serial sinetron Preman Pensiun yaitu Kang Bahar dan Kang Mus.
Selain meragukan apakah bisa tetap mengikuti alur ceritanya meski enggak mengikuti serial sinetronnya, mak juga meragukan apakah versi filmnya akan dapat mengadopsi dengan sempurna jalan cerita, karakter serta setting versi serial sinetronnya. Setelah menonton film Preman Pensiun, ternyata semua keraguan tersebut tak terbukti. Mamak merasa beruntung banget karena mendapat kesempatan untuk menghadiri Screening Film Preman Pensiun yang berlangsung tanggal 10 Januari kemarin.
Mamak dapat dengan mudah mengikuti alur ceritanya walaupun baru pertamakali menonton Preman Pensiun. Mamak juga sempat kepoin sebentar versi sinetronnya. Hasilnya, mamak melihat bahwa “penampakan” tokoh/karakter dalam film Preman Pensiun hampir tak ada bedanya dengan versi sinetronnya. Jarang loh ada film yang diadopsi dari serial sinetron tapi mampu menghadirkan alur cerita, setting dan adegan yang kualitasnya mirip dengan versi sinetronnya. Biasanya, sinetronnya bagus tapi versi layar lebarnya “katro”. Atau sebaliknya.
Mamak dibuat terkagum-kagum oleh kemampuan Mas Aris Nugraha, sutradara Preman Pensiun yang dapat menghadirkan tontonan ringan dengan kualitas film yang tak bisa dibilang ringan. Cerita film Preman Pensiun ini merupakan paket lengkap karena ada konyolnya, lucunya dan sedihnya. Ada beberapa adegan yang lumayan bikin baper *siap siap sapu tangan ehhhh* Mas Aris menyelesaikan skenario film ini hanya dua hari jelang syuting. Et dah mevet banget yak. Tapi woles ajah sih karena meskipun mevet syuting, hasil yang disuguhkan patut memperoleh apresiasi.
Mamak suka dengan potongan dialog yang ditampilkan. Dialog tersebut tetap saling terhubung meski beda adegan. Dan enggak bikin kepala pusing juga sih menyimaknya. Penata suara dalam film Preman Pensiun, Mak nilai cukup berhasil untuk menghidupkan “nyawa” film ini. Efek suara yang menggelegar, suara musik melankolis yang mengiringi adegan penting dalam beberapa scene, sungguh tepat dan membuat film Preman Pensiun cukup layak untuk ditonton.
Mas Aris terlihat sangat konsisten dalam pemilihan tokoh dan karakternya antara versi serial sinetronnya dan layar lebar. Nyaris enggak ada perbedaan penampilan antara versi sinetron dan filmnya. Begitu pun dengan setting yang dipilih film Preman Pensiun, sama persis dengan setting versi sinetronnya. Semua syuting adegan dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Lagi lagi sama dengan versi sinetronnya.
Ada beberapa “scene” yang bikin Mak ngakak terutama saat tokoh Pipit dan Murad diminta untuk mengawal keluarga Kang Bahar yang sedang berbelanja di pusat perbelanjaan. Sumpah yah itu penampilan Pipit dan Murad konyol abeeees. Lima kata untuk melukiskan karakter Pipit dan Murad yaitu KOCAK.
Jika kalian bertanya pada mamak, apa sih daya tarik film Preman Pensiun ini? Mak hanya bisa meyakinkan bahwa film Preman Pensiun ini merupakan gambaran dari kejadian sehari-hari yang terjadi dalam hidup ini dan sangat layak untuk ditonton sebagai sebuah pembelajaran. Natural dan apa adanya.
Mak enggak akan menutup mata dari kenyataan bahwa film ini pun memiliki kekurangan. Dimata mamak sih kekurangan film ini berada pada lemahnya dialog. Meski demikian, ada kalimat dari Kang Mus yang bikin jantung berdegup kencang saking bapernya.
“Kang Bahar, saya tau akang sudah ada di surga tapi saya yakin akang pasti kecewa melihat saya tidak bisa melindungi bekas anggota saya”. Duh kalimat ini bikin mamak luluh lantak mendengarnya.
Film yang berdurasi kurang dari 120 menit ini mengambil latar di Bandung. Huhuhuhu dan ini membuat mamak ingin secepatnya pulang ke Bandung. Film Preman Pensiun masih aman ditonton untuk anak 13 tahun plus. Ada sih adegan fightingnya tapi masih aman untuk ditonton oleh anak usia 13 tahun plus. Untuk kalian yang penasaran dengan filmnya, sok atuh tunggu releasenya pada tanggal 17 Januari 2019. Atau silahkan intip dulu link ini. 
Para Pemain Film Preman Pensiun

5 Comments

  1. Potongan dialog film preman pensiun memang awalnya bikin bingung bagi penonton.

    Tapi setelah mengikuti alur cerita jadi terbiasa.

    Salut loh sama crew film yang menyatukan potongan tersebut menjadi suatu cerita utuh. Gak pusing apa ngeditnya.

  2. makin menarik kalo bertemu preman bandung aseli. Saya beberapa kali ketemu. Mereka umumnya ramah-ramah dan suka ngobrol kalo sudah kenal. Paling enggak suka sama yang sok akrab dan cenderung hati-hati. Nonton sinetronnya suka, tapi belum nonton filemnya, karena sudah tinggal di sukabumi yang ndak ada bioskopnya.

  3. aku penonton setia Preman Pensiun versi sinteron. Makanya antusias banget nonton versi filmnya. Apalagi ada si duo botak, Pipit dan Murad. Bikin kering mulut karena ketawa Mulu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button