Kesehatan

Peringatan Hari Tuberculosis 2018 di Lapangan Silang Monas

Tanggal 24 Maret kemarin diperingati sebagai hari Tuberculosis sedunia. Tahun ini perayaan hari TB sedunia diperingati dengan serangkaian acara dan puncaknya dirayakan di Lapangan Silang Monas Jakarta. Acara puncak perayaan hari TB sedunia dimulai pada pukul 06.00 pagi. Diawali dengan senam pagi dan diramaikan oleh stand-stand bazaar dari beberapa produk kesehatan sebagai sponsor acara tersebut. Puncak perayaan hari TB sedunia di Lapangan Silang Monas dihadiri oleh Bu MenKes RI Ibu dr. Nila F. Moeloek dan para undangan dari beberapa instansi terkait seperti dari beberapa rumah sakit, puskesmas dan ibu-ibu PKK yang dilibatkan dalam program GERMAS dan TOSS TB (Temukan Obati Sampai Sembuh TB).

Tema hari TB sedunia tahun ini adalah Indonesia peduli TB. Pagi itu lapangan Silang Monas sisi kiri dipenuhi oleh flyer dan spanduk yang berisi himbauan dan ajakan agar semua masyarakat Indonesia peduli terhadap penyakit TB yang cukup mengerikan. Apalagi Indonesia termasuk negara dengan penderita TB yang banyak. Kementerian Kesehatan RI berupaya untuk memberikan edukasi melalui gerakan masyarakat menuju Indonesia bebas tuberkulosis.
Baca juga Indonesia Peduli TBC

Acara peringatan hari TB sedunia 2018 didahului oleh pengumuman dan penyerahan hadiah serangkaian lomba dengan tema pengendalian tuberkulosis. Selain penyerahan hadiah, dilakukan pula penyerahan sumbangan bantuan kesehatan untuk beberapa rumah sakit yang tersebar dibeberapa kota di Indonesia. Setelah serangkaian acara penyerahan hadiah dan bantuan, acara puncak peringatan hari TB sedunia dilanjutkan dengan pemaparan oleh Menteri Kesehatan RI Ibu Prof. Dr.dr. Nila Djuwita F. Moeloek SpM(K) mengenai penyakit TB dan apa saja upaya pemerintah untuk mewujudkan Indonesia bebas tuberkulosis 2030.

Bu Menteri menjelaskan bahwa kementerian kesehatan RI sedang menggiatkan TOSS TB dan melibatkan semua lapisan masyarakat agar peduli terhadap TB. TB atau tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycrobacterium Tuberculosis. Jika ditemukan ada orang yang batuk berdahak ataupun tidak berdahak secara terus menerus dalam waktu 2 minggu tidak sembuh-sembuh, demam meriang berkepanjangan, sesak nafas dan nyero dada, kehilangan selera makan, berkeringat tanpa sebab dan berat badan menurun drasti, Bu Menteri mewajibkan untuk sesegera mungkin membawa orang tersebut berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.

Penyakit TB dapat disembuhkan jika diobati dengan tuntas. Pengobatan TB dapat berlangsung selama 6-8 bulan yang terbagi dalam 2 tahap. Tahap awal (fase intensif) dan fase lanjutan. Penderita TB harus terus disupport dan diedukasi supaya pengobatan tidak terputus. Bu Menteri juga menegaskan bahwa pengobatan TB gratis jika dilakukan di fasilitas kesehatan milik pemerintah atau pun yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

“Periksa Dan Obati TB GRATIS Di Puskesmas”

Penyakit TB dapat dicegah dan dikendalikan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
PHBS melingkupi:
– Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh;
– Membuka jendela agar rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara segar;
– Mendapatkan suntikan vaksin BCG bagi anak usia dibawah 5 tahun untuk menghindari TB berat (meningitis dan milier);
– Olahraga teratur;
– Tidak merokok.

Selain PHBS, jika batuk atau bersin, ada etika batuk yang mesti dilakukan agar kuman yang mungkin ada dalam batuk dan bersin tidak tertular keorang lain. Etika batuk, yaitu:
1. Saat batuk, terutama untuk penderita TB wajib menggunakan masker yang baik dan benar;
2. Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan lengan;
3. Tutup hidung dan mulut dengan tissu atau saputangan;
4. Segera buang tissu yang sudah dipakai ketempat sampah;
5. Cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun.

Dalam kesempatan tersebut, Bu Menteri juga melakukan teleconference dengan beberapa daerah diantaranya Polewali Mandar. Teleconference tersebut berisi tanya jawab seputar pengendalian TB. Setelah acara teleconference selesai, Bu Menteri pun meninggalkan Lapangan Silang Monas dan berakhirlah serangkaian acara perayaan hari TB sedunia 2018. Semoga tahun 2030 nanti Indonesia benar-benar bisa terbebas dari Tuberkulosis.

2 Comments

  1. Sepertinya kita harus sering-sering mengikuto acara seperti ini nih untuk menambah pengetahuan kita terutama tentang TB karena masih banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana penanganan TB yang tepat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button