Meet Up Healthies, Demam Berdarah Dengue Bikin Baper
Meet Up Healthies |
Ada yang taukah apakah musuh terbesarnya manusia selain dirinya sendiri? Harimau? Singa? Setan? Iblis? Duuh seram banget yah pilihannya wkwkwk. Tapi semua jawaban itu kurang tepat. Musuh terbesar manusia kalau versi mamak adalah nyamuk. Hah nyamuk?! Lebay ih, mungkin kalian akan berkata seperti itu. But, coba deh kalian renungkan kenapa mamak bilang musuh terbesar manusia itu nyamuk. Karena nyamuk telah banyak membawa masalah untuk manusia. Sudah berapa banyak nyawa melayang akibat nyamuk ini? Berapa banyak penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini? Banyak kan? Okay deh, Mamak akan sebutkan ya penyakit berbahaya yang disebabkan oleh nyamuk dan telah banyak memakan korban jiwa. Jadi kalian nyambung nih pikirannya sama mamak dan memahami kenapa mamak sampai bilang kalau musuh terbesar manusia adalah nyamuk.
Ciri Ciri Nyamuk Pembawa dan Penyebar Virus DBD (sumber foto website Kemenkes) |
Jenis nyamuk demam berdarah memiliki sifat anthropofilik, artinya mereka lebih memilih untuk menghisap darah manusia. Selain itu juga bersifat multiple feeding, artinya untuk memenuhi kebutuhan darah sampai kenyang biasanya nyamuk ini bisa menghisap darah beberapa kali.
Sifat multiple feeding inilah yang dapat meningkatkan risiko penularan demam berdarah di wilayah perumahan yang penduduknya lebih padat. Sebab, satu nyamuk yang infektif dalam satu periode waktu menggigit akan mampu menularkan virus kepada lebih dari satu orang.
Nyamuk Aedes Aegepty ini senang hidup di air bersih yang tenang dan tidak mengalir. Cara mudah mengenali nyamuk demam berdarah adalah dengan melihat warna dan bentuknya. Ciri-cirinya yaitu berukuran kecil dan berwarna hitam dengan belang (loreng) putih di seluruh tubuh. Nyamuk ini memiliki kemampuan untuk terbang setinggi 100 meter sehingga daya jangkau penularannya cukup jauh. Nyamuk demam berdarah memiliki sifat khas yang dapat dilihat dari waktu gigitannya. Nyamuk demam berdarah aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, paling aktif saat dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari terbenam. (Sumber : Hello Sehat)
Nara sumber Meet Up Healthies |
Acara Bincang Seru Seputar DBD dan Kesehatan |
Berkaitan dengan datangnya musim penghujan dan semakin bertambahnya penderita DBD di tanah air, Kementrian Kesehatan mengadakan acara Meet Up Healthies yang menghadirkan dr. Siti Nadia Tarmizi,M. Epid (Direktur P2PTVZ Kemenkes RI) dan dr.Gia Pratama (Influencer). Selain menghadirkan dua nara sumber tersebut, Meet Up Healthies juga memberikan kejutan dengan menghadirkan Ibu Menteri Kesehatan RI yang berbincang langsung seputar DBD dan isu-isu kesehatan lainnya.
Pada acara tersebut, dr. Nadia, sapaan akrab dr. Siti Nadia, mengulas mengenai penyakit DBD, penyebab dan cara penularannya. Termasuk bagaimana caranya memutus siklus hidup nyamuk.
dr. Nadia |
dr. Nadia mengungkapkan bahwa di sekitar rumah kita, banyak sekali tempat yang disukai nyamuk ini untuk berkembang biak seperti di bawah pot bunga yang ada sisa air siraman, bawah dispenser, belakang kulkas (tempat sisa air), gantungan baju, bak mandi bahkan di tempat sisa uap rice cooker yang ada airnya. Satu-satunya cara untuk memutus rantai hidup/perkembangan nyamuk DBD yaitu dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah. Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan RI telah lama memperkenalkan gerakan 3M sebagai salah satu cara untuk memutus siklus hidup nyamuk pembawa virus DBD guna mengatasi penularan penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk tersebut. Dan sekarang program Pemberantasan Sarang Nyamuk melalui 3M telah diperbarui menjadi 3M Plus.
Selain program Pemberantasan Sarang Nyamuk melalui gerakan 3M Plus, pemerintah juga menggalakkan program Jumantik. Diharapkan kita dapat menjadi juru pemantau jentik di rumah kita sendiri (jumantik mandiri). Jika jumantik dapat bekerja aktif dan efektif maka telur nyamuk dapat diberantas sebelum menetas. Nyamuk Aedes Aegypti memiliki siklus hidup 7-10 hari dari bertelur hingga menjadi nyamuk dewasa.
Program 3M Plus Sebagai Salah Satu Upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Pembawa Virus Demam Berdarah Dengue
Program Pemberantasan Sarang Nyamuk melalui kegiatan 3M Plus terdiri dari kegiatan Menutup, Menguras, dan Mendaur ulang sampah-sampah yang mendukung perkembangan nyamuk pembawa virus DBD. Selain ketiga aktivitas tersebut, dianjurkan pula untuk melalukan berbagai tindakan yang mendukung pemutusan siklus hidup nyamuk.
1. Menutup Tempat Penampungan Air
Semua tempat yang bisa membuat air tergenang harus ditutup. Seperti tempat penampungan air sementara, contohnya air yang ditampung dalam ember, baskom atau apapun, harus ditutup untuk mencegah nyamuk bersarang dan bertelur. Tindakan menutup tempat penampungan air ini, dilakukan untuk tempat penampungan air yang ada di dalam rumah ataupun di luar rumah. Intinya adalah jangan biarkan ada air yang tergenang dan tertampung tanpa di tutup. Ember, kaleng dan wadah apapun yang sekiranya dapat menjadi tampungan air saat hujan, baiknya dibuang atau ditengkurapkan saja. Hal ini dilakukan supaya nyamuk betina tidak dapat bertelur. Nyamuk betina memanfaatkan air yang tergenang sebagai tempat bertelur.
2.Menguras Tempat Penampungan Air Secara Rutin
Tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, akuarium, dan vas bunga harus dikuras dan dibersihkan sekurang-kurangnya satu hingga dua kali dalam seminggu. Siklus metamorfosis nyamuk, mulai dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa, berlangsung selama 8-10 hari. Mengosongkan tempat-tempat penampungan air secara berkala dapat memutus siklus hidup nyamuk.
3. Mendaur Ulang Semua Sampah Anorganik yang dapat didaur ulang.
Saat ini kita mengenal alat pencacah sampah atau bank sampah. Jika tidak memiliki alat untuk mencacah sampah anorganik, sebaiknya sampah anorganik yang dapat didaur ulang, dibawa ke bank sampah. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu kelestarian lingkungan dan mengurangi limbah plastik. Jika dulu, pemerintah menganjurkan untuk mengubur semua sampah anorganik yang dapat mendukung siklus hidup nyamuk, saat ini pemerintah memperbarui anjurannya. Pemerintah menganjurkan untuk mendaur ulang sampah anorganik tersebut.
Selain 3 M tersebut, masih ada lagi beberapa aktivitas yang harus dilakukan untuk memutus siklus hidup nyamuk pembawa virus DBD dan mencegah penyakit DBD.
Aktivitas tersebut meliputi:
1. Memakai lotion anti nyamuk pada waktu serangan nyamuk datang. Pagi hari sampai sekitar jam 10 pagi dan sore hari;
2. Pergunakan kelambu saat tidur untuk mencegah gigitan nyamuk;
3. Memasang kasa anti nyamuk di sela sela atap pintu dan jendela untuk mencegah nyamuk masuk;
4. Semprot dengan obat nyamuk tempat-tempat tersembunyi yang memungkinkan nyamuk hidup dan berkembang biak;
5. Jangan biasakan menggantung baju ataupun menggantung apapun yang bisa dimanfaatkan nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak;
6. Bersihkan secara rutin karpet, buku-buku yang ditumpuk di atas meja atau pun lemari buku terbuka karena nyamuk suka bersembunyi di tempat berdebu;
7. Biarkan sinar matahari masuk dengan sempurna ke dalam rumah;
8. Bersihkan teras atau halaman rumah, jangan sampai ada genangan air.Bersihkan pot-pot tanaman dan tanamlah tanaman pengusir nyamuk seperti lavender;
9. Jangan biarkan barang-barang yang sudah tak terpakai menumpuk dan dijadikan sarang nyamuk;
10. Lipat handuk dan pakaian yang bersih, jangan biarkan menggantung dijemuran terlalu lama.
Sumber foto: Kemenkes RI |
Dalam acara Meet Up Healthies tersebut, juga diperkenalkan lavetrap yaitu salah satu cara untuk menangkap nyamuk pembawa virus DBD. Lavetrap merupakan alat sederhana perangkap nyamuk.
Lavetrap |
Virus DBD dapat dicegah penularannya jika semua warga negara berperan aktif dalam memberantas sarang nyamuk penyebab penyakit DBD.
dr.Gia dan Bu Nila, Menteri Kesehatan RI |
Waspada Terhadap Penyakit Demam Berdarah
Setelah mengetahui penyebab dan bagaimana cara memutus siklus hidup nyamuk pembawa virus DBD, kita juga harus waspada dan mengenali ciri ciri penyakit DBD supaya penderita DBD dapat segera memperoleh pertolongan dan perawatan medis. Jika disekitar kita ada yang mengalami demam lebih dari tiga hari, harus sesegera mungkin dibawa ke layanan kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan darah. Penderita DBD jika mengalami pendarahan maka susah untuk disembuhkan. Pendarahan pada penderita DBD inilah yang menjadi penyebab kematian.
Saat ini gejala DBD bisa bermacam-macam, tidak mesti diawali dengan demam tinggi atau demam selana 3 hari karena virus DBD pun mengalami mutasi. Kita harus mewaspadai jika ada seseorang disekitar kita yang terlihat makin pucat, mengalami mual, tidak selera makan dan lemas. Jika seperti ini lebih baik secepatnya dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Untuk menekan angka kematian akibat penyakit DBD, kita sebagai warga negara yang peduli kesehatan, harus selalu waspada dan aktif dalam mencegah dan mengatasi penyebaran virus DBD.
Peserta Meet Up Healthies Kemenkes RI |
Ini kemarin pas liburan aku sempat hunting foto ditaman, bahkan moto dibeberapa semak-semak gitu yang ku takutkan adalah nyamuk karena saat itu gak pakai olesan anti nyamuk.