Kesehatan

Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD Cara Ampuh Atasi Ancaman Demam Berdarah Dengue

Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD cara ampuh atasi ancaman demam berdarah dengue di Indonesia

Demam Berdarah Dengue masih menjadi salah satu penyakit yang bisa mengancam nyawa siapapun, entah itu tua ataupun muda. Di Indonesia, menurut data yang dihimpun oleh Kemenkes RI dari awal tahun 2023 hingga minggu ke-33 di tahun yang sama, tercatat telah terjadi kasus demam berdarah dengue dengan 422 kematian yang tersebar di 34 provinsi. Oleh karena itu, pemerintah bekerjasama dengan Takeda meluncurkan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD. 

“Di negara atau wilayah dengan penularan infeksi dengue yang tinggi, anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya, walaupun paparan pada usia dewasa muda saat ini juga meningkat. Namun, menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2022, pola kematian akibat dengue dominan di kelompok usia muda, yaitu 5-14 tahun (45%). Dengan demikian, upaya sosialisasi pengendalian vektor nyamuk dan vaksinasi dengue pada anak menjadi sangat penting sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui kegiatan edukasi pencegahan infeksi dengue kepada masyarakat. Kami juga mengapresiasi kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD sebagai langkah penting dalam meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap infeksi dengue di Indonesia,” kata Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Komunitas Dengue Indonesia”

Sekedar menyegarkan ingatan, demam berdarah dengue adalah infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kasus DBD pertama kali di Indonesia dilaporkan pada tahun 1968 dan terjadi di Surabaya. Sejak saat itu, kasus DBD terus mengalami peningkatan setiap tahunnya (dilansir dari Indonesia Sehat, Kemenkes RI). DBD terus eksis di Indonesia sebab iklim negara kita memiliki iklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi, hawanya hangat dan lembab sehingga menjadi tempat favorit nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

Tidak mengherankan jika setiap tahun, kasus demam berdarah dengue di Indonesia naik turun jumlahnya. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue. Siapapun yang terpapar virus dengue akibat gigitan nyamuk Aedes dapat berakibat fatal jika tidak segera memperoleh penanganan medis. Sampai sekarang masih belum ada obat yang bisa secara spesifik menyembuhkan DBD (dikutip dari AloDokter) tapi pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan. Pencegahan DBD merupakan senjata utama dalam menghadapi penyakit yang satu ini.

DBD diawali dengan gejala demam, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, mual, serta munculnya bintik-bintik merah di kulit yang menandakan adanya pendarahan akibat adanya penurunan jumlah trombosit dan kebocoran plasma. Perdarahan ini jika tidak segera ditangani dengan tepat dapat menyebabkan perdarahan yang lebih berat dan berakibat fatal bahkan dapat berujung pada kematian. Karena belum ada pengobatan spesifik yang terbukti ampuh mengobati DBD, pencegahan DBD menjadi senjata utama.

DBD dapat dicegah dengan cara menghentikan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor yang menularkan pada manusia. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara 3M Plus. Terkait dengan 3M Plus sebagai senjata utama dalam pencegahan DBD, pemerintah bekerjasama dengan Takeda meluncurkan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD pada tanggal 27 September 2023.

Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD Atasi Ancaman Demam Berdarah Dengue di Indonesia

Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD diluncurkan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dengue di Indonesia. Masyarakat Indonesia perlu memandang serius penyakit ini terlebih dengan kondisi yang ada saat ini yaitu fenomena terjadinya El Nino, suhu akan menjadi lebih hangat sehingga membuat nyamuk Aedes aegypti semakin mengganas. Oleh sebab itu pencegahan dan pengendalian terhadap perkembangbiakan nyamuk ini harus terus dilakukan dengan cara 3M Plus.

Langkah pencegahan dan pengendalian DBD melalui 3M Plus meliputi:

-Menguras

Nyamuk Aedes aegypti senang berkembangbiak di genangan air bersih. Untuk menghentikan siklus hidup nyamuk ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah rajin menguras tempat penampungan air bersih, membersihkan tempat penampungan air bersih seperti bak kamar mandi, tempayan, toren, dan tempat penampungan air lainnya;

-Menutup 

Selain harus rajin menguras dan membersihkan penampungan air bersih, untuk menghentikan siklus hidup nyamuk Aedes aegypti harus dilakukan juga menutup tempat penampungan air bersih yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti;

-Mendaur Ulang

Barang bekas yang masih bisa digunakan lagi atau diolah sebagai bahan baku industri bisa dikumpulkan lalu dibawa untuk dijual ke tempat penampungan dan daur ulang. Intinya adalah jangan sampai ada tumpukan barang bekas di rumah yang dapat menjadi tempat hidup nyamuk Aedes aegypti. Jika bisa dimanfaatkan kembali menjadi barang yang bisa digunakan, sebaiknya dilakukan pemanfaatan kembali atau didaur ulang;

-Plus 

Plus yang dimaksud disini adalah beberapa langkah atau tindakan tambahan yang dapat memaksimalkan pencegahan DBD. Selain 3M Plus, kita juga bisa melengkapi perlindungan diri dengan melakukan vaksinasi DBD, tentunya wajib konsultasi ke dokter lebih dulu.

Dr. dr. Sukamto Koesnoe, Sp.PD-KAI FINASIM, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia memaparkan, selain anak-anak, orang dewasa juga terancam terkena demam berdarah dengue. Karena terbukti manfaatnya, Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merekomendasikan vaksinasi demam berdarah dapat diberikan pada orang dewasa sampai umur 45 tahun. Saat ini vaksinasi demam berdarah dengue dapat diberikan pada setiap orang pada rentang umur 6 hingga 45 tahun.

Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 

Dalam peluncuran Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa terkait penanggulangan infeksi dengue di Indonesia dan bagaimana peran serta masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahannya. “Penanggulangan DBD di Indonesia merupakan tantangan yang kompleks. Namun, Pemerintah telah berkomitmen untuk mencapai nol kematian akibat infeksi dengue pada tahun 2030 melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Kami menghimbau masyarakat untuk bersama-sama, dengan prinsip-prinsip 3M plus dan vaksin mandiri DBD dalam mengatasi tantangan ini dan melindungi masa depan generasi mendatang”, ujarnya.

Vaksin DBD diyakini dapat menurunkan risiko terjadinya infeksi virus dengue yang parah atau munculnya gejala yang berakibat fatal. Selain itu, pemberian vaksin DBD sesuai dengan anjuran dokter dapat menurunkan terjadinya komplikasi akibat demam berdarah dan melindungi diri dari kematian akibat penyakit DBD. Kita sebagai masyarakat awam tak perlu cemas akan keamanan vaksin DBD karena vaksin ini telah mengantongi ijin BPOM RI pada Agustus 2022. 

General Manager Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht dalam acara peluncuran kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD mengatakan jika saat ini vaksin DBD ditujukan untuk individu berusia antara 6 hingga 45 tahun dengan pemberian dua dosis, dengan tingkat efektivitas mencapai 85,9 persen. Vaksin ini bukan merupakan vaksin musiman yang mesti diberikan setiap tahun. Cukup dengan dua dosis akan diperoleh perlindungan yang tahan lama.

Untuk memperoleh vaksin DBD di Indonesia memang belum ditanggung biayanya oleh pemerintah dan bisa diperoleh secara mandiri. Namun jika mengingat bahaya yang mengintai akibat demam berdarah dengue, tidak ada salahnya juga untuk mengoptimalkan pencegahan demam berdarah dengue dengan melakukan vaksinasi DBD di samping melakukan gerakan 3M Plus.

C-ANPROM/ID/QDE/0239 | Oct 2023

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button