Uncategorized

I’m Big and Happy

Premiere Film Night Bus

Memiliki tubuh yang ideal dan proporsional merupakan keinginan setiap wanita. Lalu apa jadinya jika kenyataan tak seindah keinginan dan harapan? Nangis guling-guling sambil teriak “Gue pengen langsing dan seksi”, atau memilih mengambil langkah nyata dengan melakukan serangkaian action untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal? Banyak perempuan berusaha mati-matian untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal dengan berbagai cara bahkan ada yang rela menggelontorkan uangnya untuk biaya perawatan dan pembentukan tubuhnya supaya selalu tampak menarik dan langsing. Jika semua usahanya itu dilakukan dengan hati senang tanpa tekanan, tidak apa-apa tapi jika dilakukan karena merasa tertekan oleh stigma dan opini orang lain mengenai bentuk tubuhnya, ini yang harus diwaspadai.

Dalam benak masyarakat kita telah tertanam anggapan bahwa wanita cantik adalah wanita langsing, putih, rambut hitam legam dan berpenampilan menarik. Tidak ada yang salah dengan anggapan tersebut. Namun, jika pada kenyataannya banyak wanita yang tidak seideal itu, bukan berarti wanita tak ideal tersebut adalah wanita yang layak untuk dijadikan bahan hinaan. Saya termasuk wanita berbadan subur alias besar. Awalnya memang agak terganggu dengan bentuk badan saya tapi lama-lama saya berhasil berdamai dengan diri sendiri dan akhirnya saya tetap bahagia apapun bentuk badan saya. Saya tetap dapat menjalani hidup dengan cukup baik dan menikmati hari-hari saya dengan kegiatan yang bermanfaat serta produktif.

Saya berbadan besar, bukan berarti saya tidak menjaga kesehatan atau tidak berusaha untuk menurunkan berat badan saya. Saya tetap berusaha untuk hidup sehat. Beberapa kali, saya telah coba untuk menurunkan berat badan supaya ideal tapi tak kunjung berhasil. Mungkin saya kurang disiplin dalam upaya menurunkan berat badan tetapi sesungguhnya mindset saya selalu merasa bahwa saya tak pernah merasa dirugikan oleh bentuk tubuh ini. Mungkin pemikiran ini yang membuat saya santai bahkan cenderung cuek dengan bentuk badan saya. Saya pribadi tidak terlalu mikirin apa anggapan orang tentang bentuk tubuh saya karena saya yakin apa pun yang diberikan Tuhan pada saya adalah yang terbaik. Bagi saya yang terpenting adalah saya sehat dan bahagia. Saya dapat melakukan apa pun yang saya ingini dan dapat bermanfaat untuk orang lain. Soal penampilan, saya tidak mikirin wkwkwk. Rapi, bersih dan sopan, itu sudah cukup untuk saya.

Apakah tidak ada yang meledek dan menghina saya karena berat badan yang tidak ideal? Wuiih, cukup banyak lho bahkan ada yang terang-terangan di depan saya bilang, “Kamu koq tambah gendut saja sih? Jelek tau! Makan mulu sih, tidak jaga pola makan. Olahraga dong! “. Saya nyengir saja mendengarnya. Saya pikir tidak perlu menanggapinya karena saya yakin, beliau yang komen itu tidak mengenal saya dan tidak tahu saya seperti apa. Saya bukan seseorang yang mampu menghabiskan makanan dalam porsi banyak.  Jadi beliau salah besar ketika bilang kalau saya makan melulu. Saya memang jarang olahraga secara khusus tapi saya bukan orang yang senang duduk diam tanpa gerak. Saya seorang blogger dan sering wara wiri memakai Trans Jakarta. Saya pikir, perjalanan saya dengan menggunakan Trans Jakarta ke acara yang saya datangi, cukup membuat saya mengeluarkan kalori dan keringat karena harus melewati jembatan yang cukup menguras tenaga. Sama saja dengan olahraga dong. Setidaknya tubuh saya bergerak dan berkeringat. Saya juga bukan tipe orang yang doyan semua jenis makanan bahkan saya sering hanya makan siang saja, selebihnya saya hanya minum. Jadi semua yang dituduhkan pada saya, meleset semua. Untuk apa saya buang-buang waktu dan energi untuk memikirkan sesuatu hal yang kurang sesuai dengan kenyataannya.

Tuhan memberi saya bentuk tubuh yang kurang proporsional, lantas apakah saya harus protes githu ke Tuhan? Padahal saya telah berusaha untuk menurunkan berat badan tapi kurang berhasil. Apakah menjadi kurus benar-benar krusial bagi saya? Saya tidak merasa seperti itu karena masih banyak hal lain yang jauh lebih penting lagi bagi saya daripada meributkan bentuk tubuh yang besar ini.

Narsis bareng Darius Sinatrya

Saya lebih tertarik untuk menjaga kesehatan diri saya dengan cara menjaga pikiran. Saya meyakini bahwa sumber penyakit adalah pikiran ruwet dan hati yang kotor setelah itu baru makanan yang tidak seimbang. Jadi selama saya mampu menjaga pikiran untuk selalu optimis, positif dan bersyukur serta hati yang ikhlas menerima apapun yang diberiNYA, InsyaAllah tubuh saya akan segar bugar. Meskipun demikian bukan berarti saya tidak menjaga pola makan dan jenis makanan yang saya makan. Saya tetap menghindari jenis makanan yang kurang bersahabat dengan tubuh saya.

Memiliki tubuh yang jauh dari ideal, bukan berarti harus membuat kehilangan rasa percaya diri. Banyak lho perempuan berbadan lebar bin besar namun tetap enerjik dan berprestasi. Terus gali kemampuan serta potensi diri dan jadikan hal tersebut sebagai senjata untuk terus maju dan menutupi kekurangan yang ada. Saya pernah mengalami krisis percaya diri karena merasa tubuh saya lebar dan kurang menarik. Saya tidak suka difoto apalagi kumpul bersama khalayak ramai. Saat itu, saya merasa menjadi perempuan terjelek sedunia. Hingga suatu hari, ada kejadian yang menampar kesadaran saya tentang arti bersyukur dan ikhlas termasuk ikhlas menerima apapun yang Allah kasih. Saya disadarkan oleh musibah yang menimpa teman saya, suaminya mencintai wanita teman sekantornya dan uniknya wanita yang dicintai setengah modar oleh suami teman saya itu adalah seorang perempuan yang jauh lebih jelek (maaf ya), lebih tua dan berbadan lebar tapi perempuan ini memiliki hati tulus, sangat cerdas,mandiri serta sangat perhatian, ini menurut penyelidikan yang dilakukan teman saya. Kelebihannya tersebut yang kurang dimiliki oleh teman saya itu. Sehingga saya pun berpikir, apapun keadaan kita yang terpenting adalah kecantikan hati dan cerdas. Perempuan harus cerdas dan sesuai kodratnya meskipun berkarir. Harus tetap mandiri tapi tetap tahu diri. Buktinya, suami teman saya rela meninggalkan istrinya demi merebut hati perempuan teman sekantornya yang (maaf) penampilannya jauh dibawah penampilan teman saya dan telah berumur pula. Kisah teman saya ini, menginspirasi saya untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi meski saya gendut wkwkwk. Eits, tapi bukan berarti saya membenarkan suami yang selingkuh atau berpaling pada wanita gendut lho! Tetap saja saya ingin menampar laki-laki itu bolak balik wkwkwk.

Saya pernah bilang sebelumnya khan kalau dulu saya tidak suka difoto karena merasa penampilan saya jelek dan tidak menarik. Alhamdulillah sekarang saya tidak takut lagi untuk foto bahkan cenderung celamitan kalau ada yang foto meski untuk selfi, saya masih belum nyaman. Terlihat sangat besar muka saya kalau selfinya tidak pas hahaha. Ada sedikit tips nih dari saya untuk kamu yang memiliki tubuh lebar bin besar seperti saya jika ingin berfoto yaitu kenali dan tahu dulu pose apa yang paling pas untuk kamu. Seperti saya, saya merasa lebih bagus kelihatan difoto kalau tersenyum sempurna dan sedikit miring badannya. Tujuannya adalah supaya badan tidak terlihat besar dan lebar banget. Itu kalau saya. Oh ya, kamu juga harus tahu model pakaian apa yang cocok untuk kamu pakai. Hindari memakai pakaian berwarna cerah dan kegombrangan (terlalu besar). Coba deh lakukan ujicoba dalam berpakaian sampai kamu mendapatkan pakaian yang nyaman kamu pakai dan kamu merasa cantik serta pede memakainya. Jika kamu sudah tahu pakaian seperti apa yang sesuai dengan diri kamu, sering-seringlah memakai model baju tersebut.

Saya tergerak untuk menuliskan tentang tubuh besar karena banyak teman-teman terutama ibu rumah tangga (full mom)  yang memiliki tubuh seperti saya menjadi stress dan terganggu dengan bentuk tubuhnya hingga banyak diantara mereka yang berusaha diet mati-matian sampai akhirnya terbaring sakit karena terlalu diet berlebihan. Saya cukup sedih sich melihat kenyataan bahwa masih ada tipe suami arogan yang selalu menuntut kesempurnaan penampilan dari istrinya. Tanpa memikirkan perasaan si istri dan latar belakang kenapa perempuan setelah menikah dan memiliki anak cenderung berubah bentuk tubuhnya. Namun saya juga tidak membenarkan perempuan/ibu rumah tangga yang acak-acakan dan kurang menjaga kebersihan dan kerapihan dirinya apalagi saat dihadapan suaminya. Gendut bukan berarti tidak menjaga penampilan yak! Tetap harus bersih, rapi plus wangi.
Kita harus menghargai dan menyayangi diri kita sendiri dulu sebelum kita mengharapkan orang lain menghargai diri kita. Hidup tidak akan berakhir tragis hanya karena bentuk tubuh kita yang kurang ideal. Syukuri dan jalani saja tugas kita di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Jangan lupa untuk selalu bahagia dan bersyukur yak!

Bersama teman-teman Blogger



8 Comments

  1. diih..ada saya 😀
    Yg paling utama sebenarnya kecantikan dari dlm. seiring berkembangnya era, semakin beruha spesifikasi cantik. padahal dahulu di eropa..org2 berbadan besar lha yg dinilai sebagai wanita sempurna. dan menurut sebuah kisah sejarah cleopatra yg disimbolkan sebagai kecantikan sebenarnya memiliki tubuh yg bohai. (besar)

  2. Setiap masyarakat memiliki standar kecantikan masing2 tapi di Jkt ini wanita langsing terlihat lebih menarik wkwkwk tp Mak tetap memukau hahaha

  3. Bener banget tuh, naik TJ juga sama kayak olahraga, secara naik turunnya tangganya itu lho lumayan bakar kalori. Belum lagi kalau kita bawa tas yang berat isinya. Ahhaayyy makin berasa deh. Baca ini jadi pengen peyukkkkk emakkk apapun aku tetap padamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button