Bedah Buku Jokowi Menuju Cahaya Karya Albertine Endah
Bapak Joko Widodo |
Pakde Jokowi atau Bapak Joko Widodo dari hari ke hari makin membuat hati mamak jatuh hati. Berawal dari beberapa kali kesempatan untuk ikut dalam agenda Pakde Jokowi meninjau proyek pembangunan infrastruktur dan melihat sendiri bagaimana Beliau berinteraksi dengan masyarakat setempat dan keseriusan serta ketelitian Pakde dalam meninjau proyek tersebut menorehkan kesan cukup dalam untuk mamak sebagai seorang rakyat jelata.
Bedah Buku Jokowi Menuju Cahaya |
Bu Siti Nurbaya dalam acara Bedah Buku Jokowi Menuju Cahaya yang berlangsung di Puri Begawan Bogor pada tanggal 3 Februari kemarin, menyatakan bahwa para menteri harus siap dan sigap dalam bekerja untuk kemajuan negeri ini. Pakde Jokowi memberikan contoh nyata bagaimana seorang pemimpin itu bekerja. Semua menteri harus saling bersinergi untuk kemajuan negeri ini. Pakde Jokowi seringkali menggelar rapat kerja dengan tujuan agar para menteri kabinetnya terlibat langsung dalam memecahkan persoalan yang sedang dihadapi oleh rakyat.
Cover Depan |
Karya Albertine Endah |
Buku ini, mengungkapkan pemikiran Pakde Jokowi tentang seorang pemimpin negara. Pakde Jokowi mengungkapkan bahwa memimpin sebuah negara bukanlah tentang bagaimana menjadi populer tapi bagaimana menciptakan masa depan yang lebih baik bagi rakyat. Pembangunan tak selalu manis. Prosesnya mungkin pahit. Namun, itu dilakukan demi tujuan yang bercahaya di depan nanti.
“Saya tidak mengatakan Indonesia berada dalam kegelapan. Namun, seharusnya cahaya lebih banyak menyinari negeri ini. Banyak hal buruk kita biarkan. Banyak hal berpotensi tak kita gali. Mungkin selama ini kita tak berani atau tak percaya bahwa cahaya itu ada” (Jokowi Menuju Cahaya).
Buku setebal 383 halaman ini memuat 12 bab yang bercerita tentang sepak terjang Pakde Jokowi sebagai seorang pemimpin negeri ini selama empat tahun kepemimpinannya. Bukan hanya itu saja, buku ini juga berisi curahan hati seorang putera Solo yang sejak kecil merasa tergerak hatinya melihat kemiskinan disekitar tempat tinggalnya, di bantaran kali kota Solo. Kondisi inilah yang menjadi sumber inspirasi terbesar bagi Pakde Jokowi untuk “berbuat sesuatu” agar negeri ini memiliki kehidupan yang lebih baik.
“Pemukiman kumuh di bantaran kali itu mengajarkan saya kekuatan yang begitu dahsyat. Kaum marginal begitu tegar dan hidup penuh keberanian. Ketangguhan jiwa rakyat terbawah menjadi inspirasi besar saya”.
Harapan untuk Indonesia |
Pakde Jokowi fokus pada pembangunan infrastruktur di pelosok negeri. Menurutnya semua negara di dunia ini akan melakukan pembangunan infrastruktur sebagai syarat dasar sebuah negara untuk berkembang. Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk menggenjot kemajuan ekonomi sehingga negara tersebut menjadi lebih maju dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Indonesia pun harus melakukannya meskipun untuk itu dibutuhkan biaya yang besar. Jika Indonesia tak melakukan pembangunan infrastruktur maka semakin tertinggal dibandingkan negara lainnya.
Kerja,kerja dan kerja |
Mba Albertine juga mengatakan bahwa buku ini bertutur tentang bagaimana seorang Joko Widodo memimpin Indonesia dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Bukan hanya mengupas tentang sepak terjang Pakde Jokowi sebagai presiden, tapi berisi pula tentang harapan seorang pemimpin negara terhadap negeri yang dicintainya. Pakde Jokowi berharap Indonesia akan semakin tajam menatap tujuan dan Beliau meyakini bahwa negeri ini akan dilimpahi cahaya ketika telah berhasil menguak kabut. Dan saat ini, Indonesia sedang berada dalam proses tersebut, menuju Indonesia yang lebih baik.
“Memimpin sebuah negara bukanlah tentang apa yang bisa dilakukan untuk mendapatkan simpati rakyat selama lima atau sepuluh tahun ke depan. Tapi mengarahkan rakyat untuk berjalan menuju masa depan yang lebih baik. Sungguh pun untuk mencapai itu, kita harus bersama-sama berjuang dan merasakan pahit terlebih dulu. Cahaya akan datang setelah kita menyibak kabut gelap” (Jokowi Menuju Cahaya).
“Walau dalam perjalanannya, kesabaran saya sungguh diuji. Caci maki, protes keras dari pihak yang tak menyukai saya dan penghinaan terus mengalir. Saya sabar. Tidak banyak menjawab. Mereka yang memprotes dengan keras akan melunak dengan sendirinya setelah waktu memperlihatkan dampak baik dari apa yang sedang dibangun. Biarlah, caci maki adalah bagian dari pendewasaan” (Jokowi Menuju Cahaya).
Yess sekali lagi |