
Pernah dengar Maggot? Yups, Maggot adalah larva lalat Black Soldier Fly (BSF). Maggot ini serupa dengan belatung tapi berasal dari lalat hitam, bukan sembarang lalat. Terkait dengan Maggot, Dompet Dhuafa memiliki gerakan pemanfaatan sampah organik melalui budidaya Maggot yang dinamakan Maggotin. Program Maggotin Dompet Dhuafa berlokasi di Desa Karang Anyar, Jati Agung, Lampung Selatan.
Program Maggotin Dompet Dhuafa berawal dari upaya pemanfaatan limbah sampah organik agar bisa menghasilkan benefit dan menciptakan peluang bisnis. Banyaknya sampah organik seperti sampah dapur berupa sayur mayur, sisa nasi, sisa lauk pauk dan limbah restaurant serta sampah organik yang ada di pasar, memunculkan ide budidaya maggot.
Contents
Maggot, Makhluk Apakah Itu?
Maggot mengacu pada larva lalat BSF, berbeda dengan belatung yang merupakan larva lalat biasa yang bisa ditemukan pada bangkai. Maggot berasal dari telur lalat hitam (BSF) yang memiliki siklus hidup yang pendek. Lalat BSF jantan setelah kawin akan langsung mati. Maggot memiliki siklus hidup yang singkat sekitar 18 hari. Satu Minggu setelah menetas, Maggot akan menjadi lalat hitam. Maggot merupakan fase kedua dalam siklus lalat BSF.
Maggot menjadi solusi dalam pemanfaatan sampah organik karena memiliki kemampuan mengurai sampah dengan cepat. Maggot dapat dibudidayakan secara mudah dan murah. Maggot bisa menjadi solusi dalam pemanfaatan sampah organik. Maggot memiliki kandungan gizi yang tinggi sehingga dapat dijadikan pakan ternak dengan harga yang terjangkau.

Maggot mengandung nutrisi yang baik, seperti protein, lemak, dan asam amino, menjadikannya pakan yang bergizi bagi ternak, terutama unggas dan ikan. Unggas dan ikan yang diberi pakan Maggot bisa tumbuh lebih cepat sehingga mempercepat panen dan memangkas waktu serta biaya.
Program Maggotin Dompet Dhuafa Desa Karang Anyar, Jati Agung, Lampung Selatan
Program Maggotin Dompet Dhuafa me gintegrasikan pemanfaatan sampah untuk pakan Maggot kemudian Maggot digunakan untuk pakan lele dan unggas. Salah satu peternak Maggot yang juga penerima manfaat Dompet Dhuafa, Pak Paiman menceritakan awal mulanya beternak Maggot.
Pak Paiman awalnya beternak Maggot di rumahnya, memanfaatkan bagian belakang rumahnya. Berawal dengan skala kecil, budidaya Maggot yang dilakukan oleh Pak Paiman mengalami kemajuan yang signifikan setelah menjadi mitra Dompet Dhuafa dan tergabung dalam program Maggotin, sebuah gerakan pemanfaatan sampah organik sehingga bisa menjadi cuan.

Pengetahuan dan dana yang terbatas yang dimiliki Pak Paiman di awal budidaya Maggot menemukan jalan keluar setelah didampingi oleh Dompet Dhuafa. Alhasil, budidaya Maggot yang kini dilakoninya mengalami perkembangan signifikan dan mampu mengangkat perekonomiannya. Kini, Maggot tidak sekedar potensi pakan ternak saja namun merambah di bidang kosmetik.
Pak Paiman menjelaskan jika Maggot memiliki kemampuan dalam mengurai sampah dengan sangat cepat. 10 ribu ekor Maggot dapat mengurai 5 kg sampah organik hanya dalam waktu 24 jam saja. Selain itu, Maggot juga mampu memakan sampah organik sebanyak 2 hingga 5 kali berat badannya perhari.
Pak Paiman saat ini memelihara sekitar 50 ribu ekor ikan lele yang siap panen dan diberi makan Maggot. Pemberian pakan berupa Maggot ini mampu menekan biaya pangan dibandingkan jika diberi makan pur. Pak Paiman mengaku terbantu dengan adanya Maggot sebagai pakan ternak.
Pak Paiman juga menjual Maggot dan ikan lele secara online dan offline. Setiap bulannya Pak Paiman mengantongi keuntungan bersih sekitar 3-5 juta rupiah dari jual secara online dan 500 ribu hingga 1 juta rupiah dari jual secara offline.
Program Maggotin Dompet Dhuafa membuat penguraian sampah organik yang ada di pasar dan lingkungan Desa Karang Anyar, Jati Agung, Lampung Selatan berjalan dengan optimal. Program ini juga menjadi terobosan pengelolaan sampah sekaligus meningkatkan pendapatan peternak Maggot. Maggotin merupakan wujud dari upaya peduli lingkungan dari zero menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan bermanfaat untuk orang banyak.
Pak Paiman juga merasa terbantu serta bersyukur atas adanya bantuan kandang Maggot yang diberikan oleh Dompet Dhuafa. Sebagai salah satu penerima manfaat Dompet Dhuafa, Pak Paiman sangat bersyukur dengan adanya bantuan tersebut karena beliau sudah lama memiliki keinginan untuk mengurai sampah-sampah organik yang mudah busuk hingga tidak menjadi penyebab penyakit. Dan keinginannya tersebut terwujud bersamaan dengan adanya program Maggotin.
