Lifestyle
Diskusi Publik YBM PLN, Potret Kaum Marjinal di Jakarta
![]() |
Diskusi Publik Potret Kaum Marjinal di Jakarta |
Pernah mendengar kalimat ibukota lebih kejam dari ibu tiri? Anggapan ini bisa jadi benar adanya saat kita melihat fenomena yang terjadi di ibukota, Jakarta. Pengemis di sekitar lampu merah tiap hari makin banyak saja jumlahnya. Belum lagi pengamen yang tak pernah lelah mengais rejeki diantara kemacetan jalanan ibu kota.
Jakarta sebagai ibu kota negara mau tak mau menjadi tolak ukur keberhasilan sejauh mana negara ini mampu mengelola sumber daya dan berapa tinggi tingkat kesejahteraan warganya. Namun pada kenyataannya dengan APBD yang besar dan selalu meningkat dari tahun ke tahun, kaum marjinal di Jakarta belum bisa terbebas dari belenggu kemiskinan.
Sebelum lebih lanjut lagi bahasan mengenai kaum marjinal di DKI Jakarta, sebaiknya kita mengetahui dulu apa itu kaum marjinal. Kaum marjinal adalah masyarakat kelas bawah yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat. Contoh dari kaum marjinal antara lain pengemis, pemulung, buruh, petani, dan orang-orang dengan penghasilan pas-pasan atau bahkan kekurangan. Mereka ini selalu ada dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan negara kita.
Berdasarkan data yang ada, sejak kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah kaum marjinal di ibukota mengalami penurunan sejalan dengan menurunnya tingkat kemiskinan. Pemerintah DKI Jakarta bersama dengan lembaga philantropis berupaya keras untuk mengentaskan kemiskinan di DKI Jakarta melalui program pemberdayaan masyarakat. Salah satu lembaga philantropis yang terus memberikan bantuan berupa program pemberdayaan/pembinaan pada kaum marjinal di Jakarta adalah YBM PLN.
YBM PLN atau Yayasan Baitul Mal PLN adalah lembaga nirlaba sosial yang berada dibawah naungan PLN. Sehubungan dengan kiprah YBM PLN dalam membantu mengentaskan kemiskinan kaum marjinal di Jakarta melalui program pemberdayaan, pada tanggal 6 Agustus 2019, YBM PLN bersama dengan IMZ menyelenggarakan acara diskusi publik dengan tema,” Potret Kaum Marjinal Jakarta: Dulu, Kini dan Nanti”.
Acara diskusi publik tersebut diadakan di Rumah Makan Bumbu Desa Cikini, Jakarta Pusat. Diskusi publik ini sekaligus peluncuran Buku Peta Kinerja Pemberdayaan Masyarakat di Jakarta oleh YBM PLN. Buku yang berisi kiprah YBM PLN dalam upaya membantu mengentaskan kemiskinan di Jakarta. Buku Peta Kinerja ini sebagai upaya mengukur kinerja dan capaian yang telah dilakukan oleh YBM PLN melalui program pemberdayaan masyarakat di Jakarta.
Diskusi Publik ini menghadirkan beberapa tokoh terkait sebagai narasumbernya. Dalam kesempatan tersebut hadir Chozin Amirullah selaku pegiat sosial Turun Tangan, Bhima Yudhistira selaku peneliti INDEF, Sabeth Abilawa Pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Jakarta, serta dari pihak pemerintahan yang diwakili oleh Dr. Mariana, M.Si, Sekretaris Dinas Sosial DKI Jakarta. Dan hadir pula Salman Alfarisi, Deputi Direktur YBM PLN.
Diskusi Publik dan Peluncuran Buku Peta Kinerja Pemberdayaan Masyarakat di Jakarta
Dalam diskusi publik tersebut, Bu Mariana menegaskan bahwa pemerintah melalui dinas sosial terus berupaya keras menekan angka kemiskinan di Jakarta dan meningkatkan kesejahteraan hidup kaum marjinal yang ada di ibukota. Permasalahan kaum marjinal ini menjadi “pekerjaan rumah” selama bertahun-tahun dan tak bisa dibiarkan menjadi salah satu gambaran dari potret kehidupan ibu kota. Permasalahan kaum marjinal di Jakarta harus dapat diselesaikan secepatnya melalui sinergi pemerintah dan lembaga philantropis yang concern terhadap masalah pengentasan kemiskinan masyarakat. Seperti yang dilakukan YBM PLN.
Seperti yang dipaparkan oleh Mas Salman, YBM PLN selama kurun waktu dua tahun terakhir, turut mengambil peran dalam usaha meningkatkan kualitas hidup manusia di Indonesia termasuk di Jakarta melalui program-program ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan dakwah. YBM PLN juga telah mengembangkan program-program unggulan dan mengedepankan upaya pemberdayaan masyarakat dalam implementasinya.
Program pemberdayaan masyarakat ini juga dilakukan oleh YBM PLN dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan hidup kaum marjinal di Jakarta. Mas Salman juga mengatakan bahwa dalam masyarakat terdapat tiga tipe kemiskinan yaitu miskin pasrah, miskin karena keterbatasan yang dimiliki dan kemungkinan untuk miskin karena beberapa faktor penyebab. Ketiga tipe ini lah yang menjadi fokus utama program pemberdayaan masyarakat YBM PLN.
Berdasarkan data yang ada pada Buku Peta Kinerja Pemberdayaan Masyarakat di Jakarta yang direlease oleh YBM PLN, selama tahun 2018, YBM PLN telah menyalurkan dana ZISWAF sebesar Rp.17,37 M. Dana tersebut diberikan kepada 49.534 jiwa penerima manfaat yang terdiri dari 35.705 penerima manfaat program sosial kemanusiaan, 5500 jiwa penerima manfaat program kesehatan, 5.064 jiwa penerima manfaat program pendidikan, 1654 jiwa penerima manfaat program ekonomi dan 1.615 jiwa penerima manfaat program dakwah.
Berdasarkan data sebaran penerima manfaatnya, wilayah Jakarta Utara menjadi wilayah dengan penerima manfaat terbesar yakni sebanyak 10.451 jiwa. Data serupa juga dirilis oleh Dinas Sosial DKI Jakarta yang menyebutkan bahwa jumlah data sebaran rumah tangga miskin di Jakarta Utara adalah jumlah terbanyak, yaitu mencapai 441.305 jiwa.
YBM PLN dan Dinas Sosial DKI Jakarta sama sama berharap bahwa sinergi antara pemerintah dan lembaga sosial akan mampu mengikis tingkat kemiskinan di Jakarta dan kehidupan kaum marjinal menjadi lebih baik lagi. Sama seperti para narasumber, saya pun berharap semoga kedepannya di sekitar lampu merah dibeberapa titik di Jakarta, tak ada lagi pengemis yang membuat wajah ibukota makin semrawut.
![]() |
Narasumber Diskusi Publik |