LifestyleSosial

Kisah Perjalanan Berbagi Kebaikan Bersama Dompet Dhuafa

Perkenalan pertama saya dengan Dompet Dhuafa berawal sekitar tahun 2016. Waktu itu awal bulan Ramadhan, saya bermaksud ingin membayar zakat penghasilan tapi bingung nggak tau harus menyalurkannya ke mana agar tepat sasaran. Sejujurnya , saya sempat merasa sia-sia saat sedekah langsung, ternyata uang sedekahnya digunakan untuk hal yang kurang bermanfaat. Memang sih uang sedekah itu sudah menjadi hak penerima tapi tetap saja ada perasaan kesal.

Berbekal pengalaman yang kurang menyenangkan tersebut, saya jadi lebih selektif lagi saat ingin sedekah atau berinfaq. Saya percaya di dunia ini tidak ada yang kebetulan, semua sudah diatur-NYA, begitu pula perkenalan pertama saya dengan Dompet Dhuafa. Saat berbelanja ke salah satu supermarket, saya melihat booth Dompet Dhuafa. Booth tersebut bertuliskan, “menerima zakat, infak dan sedekah”, kurang lebih seperti itulah yang saya ingat.

Saya pun bertanya ke petugas booth Dompet Dhuafa apa bisa bayar zakat mal atau zakat penghasilan. Dijawab bisa dan proses berzakat pun terbilang cepat, mudah, transparan dan InsyaAllah amanah. Sat set kalau kata anak zaman sekarang. Setelah membayar zakat mal/zakat penghasilan, saya menerima email pemberitahuan yang berisi keterangan jika saya sudah membayar zakat mal tersebut.

Saat itu, saya berpikir, “Wah detail juga yah ada laporannya melalui email. Nggak lama kemudian saya juga mendapat whatsapp berisi ucapan terima kasih karena telah berdonasi atau berzakat melalui Dompet Dhuafa. Disisipkan juga link website Dompet Dhuafa. Iseng saya klik link tautannya dan saya baca deh tentang Dompet Dhuafa. Oh ternyata zakat, infak, sedekah dan wakaf yang masuk ke Dompet Dhuafa itu dikelola untuk kepentingan masyarakat terutama dhuafa. Penasaran saya jadinya dengan hasil pengelolaan dana ZISWAF Dompet Dhuafa.

Saya pikir, langsung dikasihkan pada yang berhak menerima berupa dana tunai tapi ternyata tidak seperti itu. Dana ZISWAF yang dikumpulkan melalui Dompet Dhuafa dikelola untuk membantu memperbaiki taraf hidup kaum dhuafa melalui program-program pemberdayaan yang diusung oleh lembaga filantropi sosial dan kemanusiaan ini.

FYI , Dompet Dhuafa merupakan lembaga filantropi sosial dan kemanusiaan yang mengelola dana zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF) untuk pemberdayaan umat dengan tujuan utamanya yaitu membantu mengentaskan kemiskinan di tanah air. Lembaga nirlaba sosial ini, didirikan pada tanggal 2 Juli 1993. Tahun ini Dompet Dhuafa 31 Tahun. 31 tahun sudah Dompet Dhuafa belajar melayani masyarakat melalui program-program sosial kemanusiaan yang memiliki tujuan mulia : mengentaskan kemiskinan di tanah air. Mustahik Move to Muzakki 

Dompet Dhuafa memiliki 5 program pilar utama, yaitu kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial, dakwah dan budaya. Dompet Dhuafa berupaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kurang mampu sehingga dapat mengubah mustahik menjadi muzakki.

Kisah Perjalanan Berbagi Kebaikan Bersama Dompet Dhuafa Untuk Pertamakalinya

Sepertinya Allah mendengar doa saya yang penasaran dengan program-program Dompet Dhuafa. Saya kepo bagaimana caranya Dompet Dhuafa mengelola dana umat dengan amanah melalui program-programnya *agak lebay ya bund hahaha. Sekitar tahun 2017, saya mendapat undangan berkunjung ke Kebun Green Horti Dompet Dhuafa di Desa Sindang Jaya, kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Saya bersama puluhan teman jurnalis dan blogger diundang oleh Dompet Dhuafa untuk melihat langsung program pemberdayaan Dompet Dhuafa.

Ternyata beneran ada dan berjalan dengan baik  pengelolaan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF) yang terkumpul melalui Dompet Dhuafa. Saya sangat excited mengikuti perjalanan berbagi kebaikan bersama Dompet Dhuafa. Terlebih lagi ini adalah yang pertamakalinya bagi saya. Harap maklum saja karena ini adalah kunjungan pertama saya ke tempat program pemberdayaan Dompet Dhuafa. Kebun Green Horti Cipanas merupakan salah satu program dari pilar ekonomi yang diusung Dompet Dhuafa.

Kebun Green Horti Cipanas ini berada di bawah naungan Paguyuban Sumber Jayatani. Kelompok petani ini mengelola lahan seluas 6 hektar yang ditanami berbagai sayuran seperti kol, lobak, kembang kol, kacang merah, labu peanut, cabai, bit, brokoli, jagung, daun bawang dan seledri. Dompet Dhuafa melalui Karya Masyarakat Mandiri mendampingi sekaligus memberikan bantuan modal, pelatihan budi daya pasca panen serta bantuan pemasaran ke agen-agen sayur di wilayah Bogor dan Jakarta.

Saya bersama teman-teman lainnya, tidak hanya diajak untuk mengenal lebih dekat program pemberdayaan Dompet Dhuafa di Kebun Green Horti, Cipanas tapi diajak ikutan panen beberapa jenis sayuran. Udara sejuk daerah Cipanas ditambah dengan pemandangan hijau-hijau yang memanjakan mata membuat saya betah berlama-lama di daerah tersebut. Senang sekali rasanya bisa ikut panen hasil tanam petani binaan Dompet Dhuafa. Kehadiran program ini membawa dampak positif bagi anggota Paguyuban Sumber Jayatani, Desa Sindang Jaya, Cipanas, Jawa Barat. Kehidupan perekonomian mereka perlahan mulai membaik.

Kunjungan perdana saya ini, diwarnai adegan dramatis xixixi. Mungkin saking senang dan bahagianya saya sampai tidak melihat ada lubang yang cukup besar di pinggir jalan dekat lahan lobak yang baru saja dipanen. Hasilnya saya sukses nyusruk dan pincang, saudara-saudara wkwkwk. Eits tapi ada yang lebih seru lagi, meski jatuh nyungsep tangan saya tetap mempertahankan sebuah lobak besar hasil panen dong wakakak .

Pengalaman pertama berkunjung ke lokasi pemberdayaan Dompet Dhuafa ini sangat berkesan sekali bagi saya dan merupakan awal dari puluhan bahkan sudah ratusan sepertinya kisah perjalanan berbagi kebaikan saya bersama Dompet Dhuafa hingga sekarang ini.

Perjalanan Berbagi Kebaikan dan Belajar Melayani Masyarakat Bersama Dompet Dhuafa

Setelah kunjungan pertama ke tempat pemberdayaan Dompet Dhuafa, kisah perjalanan berbagi kebaikan bersama Dompet Dhuafa, semakin banyak saya lakukan. Saya termasuk aktif dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh Dompet Dhuafa seperti acara perayaan Idul Adha, bulan suci Ramadhan atau pun acara sosial kemanusiaan. Dalam rangka Hari Raya Kurban atau Idul Adha, Dompet Dhuafa mempunyai program yang diberinama Tebar Hewan Kurban atau THK. Pertamakalinya saya ikut berpartisipasi dalam program THK Dompet Dhuafa pada tahun 2017.

Ketika itu program THK Dompet Dhuafa memiliki tajuk, “Kurbanesia, Tentukan Lokasi Berkahmu”. Pada program THK Dompet Dhuafa tahun ini, saya mendapat kesempatan untuk ikut menyaksikan pemotongan serta distribusi hewan kurban di daerah Sembalun, Lombok. Jangan ditanya bagaimana dan seperti apa perasaan saya kala itu. Tentu saja senang, bersemangat dan semakin ketagihan berbagi kebaikan bersama Dompet Dhuafa. Sepertinya tidak pernah bosan saya untuk belajar melayani masyarakat bersama Dompet Dhuafa. Kisah perjalanan berbagi kebaikan bersama Dompet Dhuafa di Sembalun, saya tuangkan dalam cerita THK Dompet Dhuafa Lombok 2017 . Pengalaman berbagi kebaikan bersama Dompet Dhuafa tidak akan pernah hilang dalam ingatan saya. Selalu terbayang wajah-wajah ceria para penerima manfaat saat berinteraksi dan menceritakan kisah mereka bersama Dompet Dhuafa. Ada yang tadinya hanya punya dua ekor domba kambing, setelah tergabung menjadi kelompok peternak binaan Dompet Dhuafa bisa memiliki belasan ekor kambing. Ikut senang dan terharu saya mendengarnya.

Jika ada yang bertanya saat atau kegiatan apa yang paling berkesan selama ikut berpartisipasi membentang kebaikan bersama Dompet Dhuafa, saya akan bingung menjawabnya. Karena semua memiliki kesan tersendiri dan selalu memberikan insight bagi hidup saya terutama pelajaran tentang ikhlas dan bersyukur. Semakin saya ikut aktif dalam program-program yang digagas Dompet Dhuafa, saya juga semakin paham bahwa mengelola dana umat itu sangatlah berat.

Dompet Dhuafa sendiri memiliki akuntan publik dan rutin melakukan audit untuk menjaga agar tetap amanah dalam mengelola dana ZISWAF umat yang dipercayakan kepadanya. Setiap dana ZISWAF yang masuk melalui Dompet Dhuafa selalu ada laporannya. Donatur akan selalu memperoleh laporan keuangan secara rutin. Hal ini yang membuat saya semakin yakin untuk membayar zakat atau sedekah melalui Dompet Dhuafa. Apalagi sekarang juga sudah ada aplikasi Dompet Dhuafa yang diberi nama DD Apps . Aplikasi ini bisa diunduh melalui Google Play Store dan App Store. Donasi jadi lebih mudah, transparan, aman dan nyaman.

Program-program yang diusung oleh Dompet Dhuafa mengacu pada 5 pilar yang tujuannya untuk kebaikan dan memberi manfaat bagi umat khususnya masyarakat dhuafa. Salah satu program Dompet Dhuafa yang merupakan perwujudan dari pilar kesehatan yang pernah saya kunjungi adalah Rumah Sakit Mata Achmad Wardi, Serang, Banten. RS Mata Achmad Wardi berlokasi di Jalan Raya Taktakan No.10, Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang. RS Mata Achmad Wardi adalah rumah sakit mata pertama di Indonesia bahkan di dunia yang berbasis wakaf. Rumah sakit ini merupakan sinergi dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Dompet Dhuafa. Rumah sakit khusus mata ini menjadi rumah sakit mata wakaf yang melayani berbagai layanan kesehatan khusus mata seperti operasi katarak gratis untuk pasien dhuafa/tidak mampu, melayani pemeriksaan mata, operasi glaukoma dan sebagainya yang menyangkut mata.

RS Mata Achmad Wardi menerima pasien tidak hanya dari Serang atau Lebak saja tapi juga menerima pasien umum dan dhuafa dari daerah lain di Indonesia. Rumah sakit khusus mata ini juga sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Seperti yang dijelaskan oleh dr. Pradipta Suarsyaf, MMRS, FRSPH, FISQua, SCL selaku Direktur Utama RS Mata Achmad Wardi, Serang, pihaknya memiliki beberapa program sosial untuk pasien dhuafa seperti pembagian kaca mata gratis, operasi katarak gratis, operasi glaukoma gratis, operasi retina gratis dan tentu saja pemeriksaan mata gratis. Pasien dhuafa yang diterima di RS Mata Ahmad Wardi adalah pasien dhuafa yang mengantongi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Saat ini, setidaknya sehari ada satu kali operasi mata katarak gratis untuk pasien dhuafa. Sebulan total ada sekitar 30 kali operasi mata katarak gratis untuk pasien dhuafa.

RS Mata Achmad Wardi memiliki fasilitas ruang diagnosa (pemeriksaan) , ruang operasi, ruang rawat inap kelas 1, 2 dan 3 serta memiliki poli eksekutif. Pasien poli eksekutif memiliki ruang tunggu khusus yang sangat nyaman dan ini berbayar yah. RS Mata Achmad Wardi dilengkapi dengan fasilitas dan perlengkapan medis yang cukup lengkap. Rumah sakit khusus mata ini dapat melayani pasien sebanyak 120 sampai 150 orang setiap harinya. Setidaknya ada sekitar 3 hingga 4 ribu pasien yang dilayani oleh RS Mata Achmad Wardi. RS Mata Achmad Wardi dilengkapi dengan layanan Glaucoma Center, Optical Center, Myopia Screening Center, Cataract Center, Retina Center, sampai Medical Check Up. Rumah sakit mata wakaf ini berdiri di atas lahan sekitar 3000 meter persegi yang dulunya merupakan milik KH. Achmad Wardi, seorang ulama dan tokoh politik terkenal di Banten.

Awalnya Abah Wardi berniat mewakafkan bangunan dan lahan untuk dijadikan madrasah namun sayang tidak terwujud karena berbagai kendala. Lalu kemudian muncul gagasan untuk mendirikan rumah sakit mata dengan menggandeng BWI dan Dompet Dhuafa. Masyarakat awam seperti saya yang berasal dari luar Banten tidak akan menyangka jika tadinya lahan dan bangunan tempat berdirinya RS Mata Achmad Wardi adalah bangunan tua yang terbengkalai dengan lahan yang dipenuhi semak belukar. Bahkan menurut cerita dr. Pradipta, sebelum dibongkar dan dibersihkan pada saat ingin dibangun untuk rumah sakit, bangunan lama tersebut telah menjadi sarang kelelawar, harus diusir dulu ratu kelelawarnya hahaha. Melalui sinergi BWI dan Dompet Dhuafa pada tanggal 21 April 2018, RS Mata Achmad Wardi secara operasional diresmikan.

Selalu ada saja cerita berkesan setiap kali saya mengunjungi aset wakaf atau daerah pemberdayaan Dompet Dhuafa. Ada saja kisah yang bisa saya ceritakan pada orang lain dan keluarga saya mengenai perjalanan berbagi kebaikan saya bersama Dompet Dhuafa yang dapat dijadikan sebagai ibroh (pelajaran) hidup ini. Di luar sana masih teramat banyak saudara kita yang setiap hari harus memutar otak bagaimana caranya bisa makan dan bertahan hidup, saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kita bisa loh ikut berbuat sesuatu untuk membantu saudara-saudara kita tersebut melalui zakat, infak, sedekah dan wakaf yang kita salurkan ke Dompet Dhuafa. Supaya makin banyak nih yang terbantu dan negeri kita bisa terlepas dari kemiskinan.

Saya bersama teman-teman blogger lainnya, pernah ikut gerakan 10.000 rupiah wakaf dan telah terwujud dalam bentuk sumur air di daerah Nusa Tenggara. Dengan uang sepuluh ribu rupiah saja, kita sudah bisa berwakaf melalui Dompet Dhuafa. Masih mahal harga secangkir minuman boba wkwkwk. Jadi sebenarnya tidak ada alasan apapun untuk memulai berbagi kebaikan sekarang juga. Semua kebaikan yang kita lakukan, akan kembali pada kita lagi. Hidup juga akan terasa lebih tenang dan bahagia dengan rutin berbagi. Dan inilah sebagian kecil kisah perjalanan berbagi kebaikan saya bersama Dompet Dhuafa dan Insya Allah akan terus berlanjut. Dompet Dhuafa 31 Tahun Belajar Melayani dan akan terus berbagi kebaikan untuk umat manusia. Insya Allah, Aamiin Ya Robbal Alamin.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog 31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button